Menjaga Kesehatan Jantung untuk Mencegah Demensia

Menjaga Kesehatan Jantung untuk Mencegah Demensia

Penulis: dr. Yosh Nathanael

  

Pendahuluan

Kesehatan jantung dan fungsi otak yang optimal merupakan dua faktor penting dalam menjalani kehidupan yang berkualitas untuk setiap individu. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa kesehatan jantung dan kecerdasan mental merupakan suatu hal yang memiliki keterkaitan erat? Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kardiovaskular dan demensia. Melalui artikel ini, kita akan menjelaskan bagaimana pentingnya menjaga kesehatan jantung dalam mencegah terjadinya demensia, serta menggali lebih dalam mengenai bagaimana kedua aspek ini saling berhubungan.

Kesehatan Jantung dan Demensia: Keterkaitan yang Mengejutkan

Saat seseorang berbicara tentang kesehatan, pikiran kita seringkali tertuju pada aspek-aspek seperti pola makan dan aktivitas fisik untuk menjaga berat badan yang sehat. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kesehatan jantung juga memiliki peran yang sangat penting dalam memengaruhi kualitas hidup kita secara keseluruhan. Penelitian telah mengungkapkan bahwa penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, dan diabetes mellitus dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia, terutama jenis yang paling umum adalah penyakit Alzheimer.1

Seseorang yang mengalami demensia memiliki masalah dalam berpikir, mengingat, dan berkomunikasi. Mereka mungkin akan mengulang pertanyaan yang sama berulang kali, tersesat di tempat-tempat yang seharusnya mereka ketahui, atau menghadapi masalah lain dalam mengelola kehidupan sehari-hari. Demensia dapat disebabkan oleh berbagai gangguan, seperti stroke, tumor otak, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson tahap akhir. Sebagian besar bentuk demensia memburuk secara perlahan.2

Aterosklerosis cerebral adalah jenis aterosklerosis dengan penumpukan plak pada pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan infarksi atau jaringan nekrosis otak yang mengakibatkan stroke serta demensia vaskular. Adapun beban risiko vaskular terkait dengan stroke, sehingga tidak mengherankan bahwa beban risiko vaskular yang tinggi berkaitan dengan risiko demensia. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa lesi vaskular otak (seperti infark dan aterosklerosis) yang disebabkan oleh faktor risiko kardiovaskular mengungkapkan ekspresi patologi demensia pada usia tua.3

Penyebab Keterkaitan

Keterkaitan antara kesehatan jantung dan demensia sebagian besar dapat dijelaskan melalui peran penting peredaran darah yang lancar. Jantung memiliki fungsi sebagai pompa utama dalam tubuh kita yang memompa darah yang mengandung oksigen dan nutrisi untuk dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Apabila terjadi gangguan atau penyumbatan pada pembuluh darah akibat penumpukan plak, maka pasokan darah ke otak dapat terhambat. Hal ini yang disebut dengan istilah "iskemia," yakni kurangnya pasokan oksigen ke sel-sel otak.4

Kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi tersebut dapat menyebabkan sel-sel saraf menjadi rusak dan berkontribusi pada terbentuknya plak yang disebut plak amyloid dimana plak ini merupakan salah satu ciri khas dari penyakit Alzheimer. Oleh karena itu, kesehatan jantung sangat penting untuk dijaga karena kesehatan jantung tidak hanya membantu kesehatan fisik kita, namun juga berperan dalam menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia.4

Paparan terhadap faktor risiko kardiovaskular dapat mempercepat penurunan kognitif dengan menyebabkan hipoperfusi otak, hipoksia, emboli, atau infark. Selain itu, faktor risiko kardiovaskular memiliki efek yang berbeda terhadap kecepatan aliran darah otak, yang dapat juga berkontribusi pada demensia akibat lesi vaskular otak. Selanjutnya, studi epidemiologi dan klinikopatologi telah menunjukkan bahwa infark besar yang terjadi berulang lebih sering ditemukan dalam demensia campuran (yaitu demensia Alzheimer ditambah demensia vaskular). Sementara itu, kerusakan vaskular menyertai atau bahkan mendahului perkembangan patologi demensia Alzheimer, yang memainkan peran dominan dalam patogenesis demensia.4

Kurangnya aliran darah ke otak (hipoperfusi) secara kronis dan gangguan vaskular dapat memicu proses patologis demensia Alzheimer di otak melalui kerusakan mitokondria, stres oksidatif, sintesis trifosfat adenosin yang tereduksi, dan metabolisme sel yang terganggu. Proses ini terutama terjadi di area otak yang paling rentan terhadap hipoperfusi otak. Pada saat yang sama, kerusakan sirkulasi lebih lanjut yang disebabkan oleh hipoksia mengubah laju klarifikasi peptida, mendorong penumpukan Aβ di otak, dan dengan demikian mengakibatkan terjadinya demensia. Oleh karena itu, beberapa peneliti menganggap bahwa demensia AD pada dasarnya adalah cedera serebrovaskular daripada gangguan neurodegeneratif.4

Langkah-Langkah dalam Merawat Kesehatan Jantung

Mengatur Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh merupakan kunci dalam menjaga kesehatan jantung. Selain itu, mengatur pola makan sehat juga harus dilakukan dengan cara menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, serta membatasi konsumsi gula dan garam.1,2

Aktivitas Fisik Rutin: Melakukan aktivitas fisik secara teratur sangat penting. Olahraga yang dilakukan tidak harus dengan melakukan olahraga intensif. Olahraga yang dianjurkan dapat berupa jalan kaki, bersepeda, atau berenang beberapa kali seminggu yang dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan jantung.1,2

Pantau Tekanan Darah: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta demensia. Dengan memantau dan mengontrol tekanan darah secara rutin dapat membantu untuk menjaga kesehatan jantung. Apabila seseorang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka sebaiknya rutin minum obat darah tinggi secara teratur.1,2

Atasi Stres: Stres kronis memiliki dampak yang negatif pada kesehatan jantung dan otak. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stres, seperti melalui meditasi, yoga, atau aktivitas yang Anda nikmati. Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.1,2

Hindari Merokok dan Batasi Konsumsi Alkohol: Merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat merusak pembuluh darah dan berdampak buruk pada kesehatan jantung.1,2

 

Kesimpulan

Merawat kesehatan jantung bukan dilakukan hanya untuk menjaga penampilan fisik yang baik, tetapi juga merupakan investasi untuk menjaga otak dan kecerdasan kita tetap berfungsi optimal. Hubungan antara kesehatan jantung dan demensia melalui peredaran darah yang optimal sangatlah penting. Dengan melakukan gaya hidup sehat yang mencakup pola makan seimbang, aktivitas fisik, dan manajemen stres, kita dapat merawat kesehatan jantung dan demensia secara bersamaan.

Tetaplah menjaga kesehatan jantung Anda, bukan hanya untuk hidup lebih lama, namun juga untuk menjaga daya ingat dan mengurangi risiko demensia. Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana dan kedisiplinan, kita dapat menuju kehidupan yang lebih bermakna, berenergi, dan terhindar dari risiko penyakit degeneratif.

 

Referensi

  1. Gottesman, R. F., & Hillis, A. E. (2010). Predictors and assessment of cognitive dysfunction resulting from ischaemic stroke. The Lancet Neurology, 9(9), 895-905.
  2. Suemoto CK, Ferretti RE, Grinberg LT, de Oliveira KC, Farfel JM, Leite REP, Nitrini R, Jacob Filho W, Pasqualucci CA; Brazilian Aging Brain Study Group. Association between cardiovascular disease and dementia. Dement Neuropsychol. 2009 Oct-Dec;3(4):308-14. doi: 10.1590/S1980-57642009DN30400008.
  3. Associations Between Midlife Vascular Risk Factors and 25-Year Incident Dementia in the Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) Cohort. Gottesman RF, Albert MS, Alonso A, Coker LH, Coresh J, Davis SM, Deal JA, McKhann GM, Mosley TH, Sharrett AR, Schneider ALC, Windham BG, Wruck LM, Knopman DS. JAMA Neurol. 2017 Aug 7. doi: 10.1001/jamaneurol.2017.1658
  4. Song R, Pan KY, Qi X, Buchman AS, Bennett BA, Xu W. Association of cardiovascular risk burden with risk of dementia and brain pathologies: A population-based cohort study. Alzheimers Dement. 2021 Jul;17(12):1914-22. doi: 10.1002/alz.12343

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/alzheimer-concept-illustration_19467547.htm#fromView=search&page=1&position=0&uuid=0cfa8e5d-5019-47f2-b3b1-6b561f963a91