Cedera Miokard pada COVID-19

Cedera Miokard pada COVID-19

 

Penulis: dr. Sahniriansa Sahionge

 

Pandemi COVID-19 tentu hal yang baru untuk kita semua, sekitar 16.3% pasien jantung yang terkonfirmasi positif COVID -19 dan juga angka kematian inhospital serangan jantung selama pandemi meningkat dari 8-9% menjadi 22-23%. Banyak gejala atipikal dari infeksi COVID-19 yang belum kita kenali dan bahkan bisa seperti gejala pada penyakit lain salah satunya menyerupai serangan jantung. Kemiripan gejala sering membuat kita bimbang dalam menentukan tatalaksana. Lalu bagaimana cara membedakan dengan sindrom koroner akut? , dengan hasil pemeriksaan yang hampir mirip dengan sindrom koroner akut, seringkali pasien berakhir dengan label penyakit jantung koroner, namun tidak berarti seluruh pasien tersebut harus dikirim ke laboratorium kateterisasi jantung untuk membuktikan bukan sebuah sindrom koroner akut. 1,2

Pasien dengan sindrom koroner akut biasanya memiliki presentasi klinis nyeri dada terutama pada saat datang ke rumah sakit lebih awal dibandingkan dengan cedera miokardium akibat COVID-19 dengan onset yang lebih lama, rata-rata di hari ke 5, memiliki peningkatan  troponin yang lebih tinggi, nilai D-Dimer yang lebih tinggi, serta hampir pasti ditemukan gangguan gerakan dinding ventrikel kiri. Mekanisme kejadian cedera miokard pada pasien COVID-19 masih menjadi perdebatan pengaruh badai sitokin dan dapat disebabkan penurunan suplai oksigen akibat ARDS sehingga kebutuhan oksigen terhadap miokard tidak dapat dipenuhi.3

 

Referensi:

Eroglu SE, Ademoglu E, Bayram S, Aksel G. A Rare Cause of ST-Segment Elevation Myocardial Infarction in COVID-19: MINOCA Syndrome. Medeni Med J [Internet]. 2021 [cited 2021 May 18];36(1):63–8. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8020180/

Clerkin KJ, Fried JA, Raikhelkar J, Sayer G, Griffin JM, Masoumi A, et al. COVID-19 and Cardiovascular Disease. Circulation [Internet]. 2020 May 19 [cited 2021 May 18];141(20):1648–55. Available from: https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIRCULATIONAHA.120.046941

Burhan E, Susanto AD, Nasution SA, Ginanjar E, Pitoyo W, Susilo A, et al. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). :149.