Apa itu Balloon Aortic Valvuloplasty (BAV)?
Penulis: dr. Surya Buana Wangi
Tindakan intervensi non bedah telah mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan tindakan intervensi yang memiliki risiko lebih rendah. Tindakan intervensi non bedah dalam bidang kardiologi dilakukan secara perkutan (melalui kulit) dengan memasukkan alat kateterisasi melalui pembuluh darah menuju lokasi kelainan tanpa perlu membuka rongga dada secara langsung. Setelah suksesnya prosedur kateterisasi jantung pertama untuk pasien dengan penyakit jantung koroner oleh Gruntzig (Swiss) pada tahun 1977, mulai berkembang berbagai teknik dan metoda intervensi non bedah untuk berbagai kelainan jantung lainnya, seperti kelainan katup, penyakit jantung bawaan, dan gangguan irama. Pada kelainan katup aorta, salah satu teknik yang dikembangkan adalah Balloon aortic valvuloplasty (BAV). Lalu apa itu sebenarnya BAV?
BAV merupakan suatu intervensi non bedah yang bertujuan untuk melebarkan katup aorta yang mengalami penyempitan atau kekakuan, yang disebut sebagai stenosis katup aorta. Stenosis katup aorta dapat disebabkan karena kalsifikasi katup, penyakit jantung rematik, atau merupakan kelainan bawaan. Penyempitan katup aorta ini akan menyebabkan ventrikel kiri harus berusaha lebih keras untuk dapat memompa darah melalui bukaan yang kecil. Sebagai kompensasi, awalnya otot jantung pada ventrikel kiri akan mengalami penebalan (hipertrofi) untuk menghasilkan tekanan yang lebih besar. Namun lama kelamaan peningkatan tekanan akibat penebalan otot jantung ini justru akan mengakibatkan gangguan fungsi dari sel otot jantung dan menyebabkan gagal jantung kiri. Oleh sebab itu, penyempitan ini harus segera diatasi, salah satunya melalui prosedur BAV.
Prosedur BAV dimulai dengan memberikan bius lokal pada daerah lipat paha untuk mengurangi rasa nyeri selama tindakan. Kemudian, dokter akan melakukan akses vaskular, yaitu membuat jalan masuk ke dalam pembuluh darah. Dokter akan memasukkan kateter melalui arteri femoralis di pangkal paha atau arteri brachialis di lengan atas. Kateter ini akan diteruskan melalui pembuluh darah hingga mencapai aorta, yang merupakan pembuluh darah utama yang keluar dari jantung.
Setelah mencapai aorta, kateter akan diteruskan melalui katup aorta yang menyempit. Selanjutnya, dokter akan memasukkan kateter balon kecil yang menggembungkan di dalam kateter yang sudah ada. Ketika balon di tempat yang tepat, dokter akan menggembungkan balon untuk memperluas katup aorta yang menyempit. Tekanan yang dihasilkan oleh balon akan membantu membuka katup yang terjepit dan memperbaiki aliran darah yang terhambat. Setelah prosedur dilakukan, balon akan dikempiskan dan ditarik kembali melalui kateter. Pasien akan dipantau secara ketat selama beberapa waktu setelah tindakan untuk memastikan tidak ada komplikasi atau masalah lain yang muncul.
Prosedur BAV merupakan tindakan yang lebih tidak invasif dibandingkan operasi penggantian katup. Prosedur BAV ini merupakan pilihan pertama pada kasus stenosis aorta yang merupakan kelainan bawaan karena lebih aman dan efektif. Namun, pada stenosis akibat kalsifikasi (pengapuran) katup aorta, prosedur pelebaran dengan BAV tidak dapat menggantikan prosedur penggantian katup baik transkateter maupun melalui operasi karena setelah prosedur BAV sering sekali terjadi pengapuran ulangan. Pada kasus ini, BAV berperan sebagai bridging therapy (terapi perantara) pada pasien yang belum dapat menjalani menjalani operasi penggantian katup karena kondisinya. Di Indonesia, prosedur BAV telah banyak dilakukan pada berbagai pusat kardiovaskular, termasuk RS Harapan Kita. Selain pada katup aorta, prosedur balloon valvuloplasty juga dilakukan pada penyempitan katup lain seperti katup mitral, trikuspid, maupun pulmonal.
Referensi
Ford TJ, Nguyen K, Brassil J, Kushwaha V, Friedman D, Allan R, Pitney M, Jepson N. Balloon Aortic Valvuloplasty in the Transcatheter Valve Era: Single Centre Indications and Early Safety Data in a High Risk Population. Heart Lung Circ. 2018 May;27(5):595-600.
Mendel B, Kohar K, Amirah S, et al. The outcomes of fetal aortic valvuloplasty in critical aortic stenosis: A systematic review and meta-analysis. Int J Cardiol 2023;382:106–111.
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/surgeon-with-heart_1198262.htm#fromView=search&page=1&position=21&uuid=4012807a-c3da-4ebd-9ce0-9c04e1e49f34