Tilt Table Test (Tilt)

-

Untuk menilai penyebab kejadian pingsan (syncope). Pemeriksaan ini dilakukan dengan merangsang episode pingsan simptomatik dan atau perubahan irama jantung (aritmia). Pasien ditempatkan pada meja khusus yang dinaikkan pada posisi tegak 70º.

  • Pasien diberikan pakaian pasien yang longgar dan nyaman, tindakan ini akan diawasi oleh dokter dan perawat hingga selesai.
  • Alat monitor dipasang untuk memantau denyut jantung, irama jantung, tekanan darah dan saturasi oksigen selama tindakan.
  • Dilakukan pemasangan jalur intravena (infus).
  • Pasien diminta berbaring di meja khusus dan dipasangkan sabuk pengaman pada dada dan bawah lutut untuk menjamin keamanan selama tindakan.
  • Saat posisi mendatar (horizontal) selama 5 menit, tekanan darah dan denyut jantung akan diukur.
  • Posisi meja kemudian ditegakkan menjadi posisi vertikal (sudut 70º).
  • Tergantung pada tujuan pemeriksaan ini, posisi vertikal dipertahankan selama 5-10 menit atau hingga 45 menit.
  • Ketika pada posisi vertikal, diharapkan pasien tetap stabil. Apabila ada keluhan seperti mual, berkeringat, perasaan seperti melayang atau denyut jantung yang tidak teratur, pasien harus memberitahukan kepada dokter atau perawat.
  • Apabila tidak pingsan atau mengalami gejala apapun setelah 45 menit, pasien akan diberikan obat semprot Glyceryl Trinitrate (GTN) atau suntikan Isoproterenol (Isuprel) intravena. Obat-obatan ini akan menurunkan tekanan darah diastolik, menurunkan resistensi vaskuler, meningkatkan denyut jantung dan bisa memicu sistem refleks saraf yang abnormal sehingga menyebabkan syncope.
  • Pasien kemudian diposisikan tegak (sudut 70º) dan dimonitor selama 20-30 menit. Apabila ada keluhan seperti mual, berkeringat, perasaan seperti melayang atau denyut jantung yang tidak teratur, pasien harus memberitahukan kepada dokter atau perawat.
  • Setelah tindakan selesai pasien tetap berbaring di atas meja sampai dapat berubah posisi tanpa keluhan.
  • Pasien akan diawasi dengan ketat tanda-tanda pingsan, hilang kesadaran atau perubahan irama jantung.
  • Pasien dapat dipulangkan pada hari yang sama atau dirawat.
  • Pingsan.
  • Tekanan darah turun.
  • Nyeri dada (harus diberikan obat).
  • Efek samping obat GTN dan Isoprenaline antara lain sakit kepala, berkeringat, palpitasi, nyeri dada atau tekanan darah rendah.
  • Resiko dan komplikasi yang jarang terjadi kurang dari 1%, yaitu kematian.

 

-

-

-

-

  • Pasien datang ke rumah sakit 15 menit sebelum tindakan.
  • Kenakan pakaian atas dan bawah yang longgar dan nyaman.
  • Puasa makan dan minum selama 6-8 jam sebelum tindakan.
  • Dilakukan pemeriksaan darah dan EKG serta foto rontgen dada dan echocardiografi apabila diperlukan.
  • Memberitahukan daftar obat baik dari resep dokter ataupun obat herbal yang rutin diminum kepada dokter/perawat.

Data-data akan disimpan dan dapat dipergunakan untuk kepentingan statistik, pelaporan maupun penelitian dengan tetap memperhatikan kerahasiaan dan hak pasien.