Kecintaan Terhadap Bedah Jantung Anak

Kecintaan Terhadap Bedah Jantung Anak

 

Kecintaan Terhadap Bedah Jantung Anak, Dr. dr. Dicky Fakhri, Sp.B, SpBTKV(K), Harapkan Optimalisasi  Pemerataan Pelayanan Jantung Anak di Indonesia

 

"Saya merasa ini multiplier effect, pekerjaan saya tidak hanya membedah, tapi bisa merubah hidup seseorang”

 

Dedikasi yang begitu tinggi, mungkin tidak cukup menggambarkan kontribusi  Dr. dr. Dicky Fakhri, Sp.B,Sp.BTKV (K). Berawal dari pertemuannya dengan dr. Soerarso Hardjowasito, Sp.B,Sp.BTKV(K) ketika baru lulus sebagai spesialis bedah umum di FKUI pada tahun 1995, mengubah arah dan pandangan hidupnya tentang dunia bedah. Sejak ditawari oleh dr. Soerarso Hardjowasito, Sp.B,Sp.BTKV(K) untuk mendalami spesialis bedah toraks kardiak dan vaskuler, ditambah dengan suasana diskusi rutin setiap bulan mengenai hemodinamik di kediaman dr. Soerarso, membuat dr Dicky Fakhri semakin yakin bahwa disiplin ilmu inilah yang paling menarik perhatian beliau.

Ketika lulus dari pendidikan spesialis bedah toraks kardiak dan vaskuler tahun 1999, dokter Dicky Fakhri bertekad menjadi suksesor dr. Jusuf R Sp.B,Sp.BTKV(K) di RSJPDHK. Beliau mengejarnya dengan melanjutkan pendidikan sub spesialis bedah jantung anak, baik di Indonesia maupun di luar negeri. 

“Ketika melihat dampak dari hasil pekerjaan saya saat menangani pasien bedah jantung anak, terlihat kebahagiaan yang terpancar dari mata kedua orang tua anak tersebut, saya merasa ini multiplier effect, pekerjaan saya tidak hanya membedah, tapi bisa mengubah hidup seseorang”, kenang dr. Dicky Fakhri. Momen tersebutlah yang membuat dr. Dicky Fakhri semakin mencintai pelayanan bedah jantung anak.

Seiring waktu, kecintaan dr. Dicky Fakhri terhadap dunia bedah jantung semakin mengkristal. Didukung dengan kerjasama yang apik di dalam tim yang ia pimpin di RSJPDHK, serta kekompakan tim yang memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan layanan bedah jantung di Indonesia, membuat dr. Dicky Fakhri semakin bermotivasi mewujudkan terselenggaranya pelayanan yang maksimal. Hingga di tahun 2018 dr. Dicky Fakhri bergabung dalam jajaran Direksi RSJPDHK.

Pada tahun 2014 - 2017 , dr. Dicky Fakhri juga berkesempatan menjabat sebagai ketua Himpunan Bedah Toraks Kardiak dan vaskular Indonesia (HBTKVI). Demi pengembangan layanan bedah jantung di Indonesia beliau juga melakukan pertemuan dengan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes yang saat itu di jabat oleh Prof.DR.dr. Akmal Taher SpU. Hasilnya, Beberapa kegiatan pengampuan pelayanan bedah jantung dilakukan di RS Sanglah, Bali, dan RS Wahidin Sudirohusodo, Makasar. Ini adalah bukti nyata bahwa gagasan dr. Dicky Fakhri mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Tentunya, apa yang dr. Dicky Fakhri dan HBTKVI telah lakukan diharapkan dapat memotivasi para penerus untuk terus mengembangkan pelayanan jantung di seluruh wilayah Indonesia.

Statistik menunjukan terdapat kurang lebih 40.000 kasus kelainan jantung bawaan pada anak yang lahir di Indonesia. Sedangkan baru kira-kira 10% yang tertangani, baik secara intervensi bedah dan intervensi non bedah. Fakta tersebut menjadi tantangan dan motivasi dalam meningkatkan pelayanan jantung anak. Dr. Dicky Fakhri menegaskan bahwa cita-cita diatas akan bisa tercapai jika dilakukan sinergi dan kerjasama antara Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit, Pemerintah Daerah, dan HBTKVI. Maju terus pelayanan jantung Indonesia!. (Humas)