Cardiovascular Check Up Sebaiknya Terprogram

Cardiovascular Check Up Sebaiknya Terprogram

 

 

Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia, buluh darah masih merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia, termasuk di Indonesia. Angka kematian akibat penyakit ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan tren pasien yang semakin muda. Padahal, penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah. Cardiovascular Check Up wajib dilakukan sejak usia muda, terlebih lagi pada mereka yang berumur diatas 40 tahun.

Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia, termasuk di Indonesia. Angka kematian akibat penyakit ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan tren pasien yang semakin muda. Padahal, penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah. Cardiovascular Check Up wajib dilakukan sejak usia muda, terlebih lagi pada mereka yang berumur diatas 40 tahun.

Dari hasil Cardiovascular Check Up, seseorang diharapkan mampu mengetahui status kesehatannya dan mengenali adanya faktor risiko sejak dini. Beberapa faktor risiko yang diketahui berpengaruh pada kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah antara lain hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes melitus (penyakit gula darah), kolesterol tinggi, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan kegemukan. Faktor risiko yang terdeteksi diharapkan mampu ditangani lebih awal sehingga dapat terkontrol dan tidak perlu berakhir pada penyakit jantung dan pembuluh darah.

Selain dapat mengenali faktor risiko yang ada, melalui Cardiovasular Check Up seseorang dapat berkonsultasi dengan dokter ahli agar usaha untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dapat lebih terprogram dan terencana. Biasanya dokter akan memberikan masukan atau rekomendasi untuk mengendalikan faktor risiko yang ditemukan dari hasil pemeriksaan. Semakin dini faktor risiko diatasi, maka kemungkinan untuk mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah dikemudian hari dapat berkurang.

“Seseorang dengan kondisi sehat cukup melakukan Cardiovascular Check Up satu tahun sekali. Namun, apabila hasil pemeriksaan dari laboratorium mengkhawatirkan, tentu diperlukan pemeriksaan lebih rutin antara 3−6 bulan untuk mengetahui progres lebih lanjut,” ujar cardiologist RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dr Bambang Dwiputra SpJP.

Paket yang diambil dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Jika paket yang diambil semakin kompleks, biasanya pemeriksaan yang diambil juga semakin lengkap. Sebelum menjalani pemeriksaan Cardiovascular Check Up, pasien wajib berpuasa 10−12 jam dan diwajibkan dalam kondisi prima. Pasien yang sudah memiliki obat-obatan rutin harus menginformasikan sebelumnya karena akan menjadi salah satu pertimbangan pemeriksaan dokter.

Di era new normal, pelaksanaan Cardiovascular Check Up harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Pasien harus memakai masker, menjalani pengecekan suhu, hingga melakukan rapid test yang telah disediakan. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita rutin melakukan disinfeksi pada setiap ruangan Cardiovascular Check Up dan segala peralatan penunjang yang akan digunakan. (rhe/ Instalasi Pemasaran dan Pengembangan Usaha)