Yuk Kenali Faktor Risiko Terkena Sakit Jantung

Yuk Kenali Faktor Risiko Terkena Sakit Jantung

 

Penulis: dr. Robertus Brian Junarli

 

Istilah “penyakit jantung” mengacu pada beberapa jenis kondisi gangguan pada jantung. Jenis penyakit jantung yang paling umum adalah penyakit jantung koroner, dimana terjadi penurunan alirah darah pada arteri koroner yang menyebabkan terjadinya serangan jantung. Seringkali penyakit jantung terjadi secara tiba-tiba dan tidak terdiagnosis sampai seseorang mengalami tanda atau gejala serangan jantung, gagal jantung, atau aritmia (gangguan irama jantung). Saat peristiwa ini terjadi, gejala yang dialami biasanya berupa nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar atau bahkan pingsan.

Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu bagi pria dan wanita. Penyakit jantung bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa kondisi kesehatan, gaya hidup, serta riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Hal ini disebut sebagai faktor risiko. Hipertensi, hiperkolesterolemia, dan merokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung. Beberapa kondisi medis dan gaya hidup yang tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk diabetes, obesitas, pola makan yang tidak sehat, serta aktivitas fisik yang rendah.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Hipertensi, jika tidak dikontrol, dapat mempengaruhi kerja  jantung dan organ utama tubuh lainnya, termasuk ginjal dan otak. Hipertensi juga disebut sebagai “silent killer” karena biasanya tidak memiliki gejala. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah secara rutin. Anda dapat menurunkan tekanan darah dengan perubahan gaya hidup atau dengan obat-obatan untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan serangan jantung.

Kadar kolesterol di dalam darah yang tinggi atau hiperkolesterolemia juga dapat meningkatkan resiko terkena sakit jantung. Hati menghasilkan kolesterol yang cukup untuk kebutuhan tubuh, tetapi kita sering mendapatkan lebih banyak kolesterol dari makanan yang kita makan. Jika kita mengonsumsi lebih banyak kolesterol daripada yang dapat digunakan tubuh, kolesterol ekstra dapat menumpuk di dinding arteri, termasuk di jantung. Hal ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan dapat menurunkan aliran darah ke jantung, otak, ginjal, dan bagian tubuh lainnya. Ada dua jenis utama kolesterol darah, kolesterol LDL (low-density lipoprotein), yang dianggap sebagai kolesterol “jahat” karena dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri Anda, dan kolesterol HDL (high-density lipoprotein), yang dianggap sebagai kolesterol "baik" karena kadar HDL yang lebih tinggi memberikan efek proteksi pada jantung. Hiperkolesterolemia biasanya tidak memiliki tanda atau gejala. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang mengalami hiperkolesterolemia adalah dengan melakukan pemeriksaan profil lipid untuk mengukur kadar kolesterol dalam darah.

Selain hipertensi dan hiperkolesterolemia, diabetes juga dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Jika seseorang menderita diabetes, tubuhnya tidak mampu memproduksi cukup insulin, tidak dapat menggunakan insulinnya sendiri sebagaimana mestinya, atau keduanya. Insulin adalah hormon yang dibuat di pankreas yang membantu memindahkan glukosa dari makanan yang Anda makan ke sel tubuh untuk energi. Diabetes menyebabkan gula menumpuk di dalam darah. Risiko kematian akibat penyakit jantung pada orang dewasa dengan diabetes lebih tinggi daripada orang dewasa yang tidak menderita diabetes.

Selain kondisi-kondisi medis di atas, perilaku dan gaya hidup dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol telah dikaitkan dengan penyakit jantung dan kondisi terkait, seperti aterosklerosis. Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak garam  dalam makanan dapat meningkatkan tekanan darah. Aktivitas fisik yang rendah juga dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas yang pada akhirnya meningkatkan risiko terkena sakit jantung. Merokok juga dapat merusak jantung dan pembuluh darah, yang meningkatkan risiko kondisi jantung seperti aterosklerosis dan serangan jantung. Nikotin dapat meningkatkan tekanan darah. Karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah. Paparan asap rokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, bahkan bagi perokok pasif.

Selain faktor-faktor risiko di atas, faktor genetik juga berperan dalam terjadinya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kondisi terkait lainnya. Namun, kemungkinan juga orang dengan riwayat keluarga penyakit jantung berbagi lingkungan yang sama dan faktor lain yang dapat meningkatkan risiko mereka. Risiko penyakit jantung bisa semakin meningkat ketika faktor keturunan digabungkan dengan pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan makan makanan yang tidak sehat.

 

 

Sumber :

Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Health Statistics. About Multiple Cause of Death, 1999–2020. CDC WONDER Online Database website. Atlanta, GA: Centers for Disease Control and Prevention; 2022. Accessed February 21, 2022.

Tsao CW, Aday AW, Almarzooq ZI, Beaton AZ, Bittencourt MS, Boehme AK, et al. Heart Disease and Stroke Statistics—2022 Update: A Report From the American Heart Association. Circulation. 2022;145(8):e153–e639.

Sumber gambar: freepik.com