Yoga Untuk Sehat Jantung Dan Jiwa

Yoga Untuk Sehat Jantung Dan Jiwa

Penulis: dr. Muthia Syarifa Yani

 

Pandemi COVID membuat banyak orang terkurung di rumah dan mengurangi aktivitas fisik secara signifikan. Padahal olahraga merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif di dalam rumah dengan berolahraga indoor. Salah satu aktivitas yang cocok untuk dilakukan di rumah selama pandemic adalah yoga.

Yoga merupakan praktik yang sudah dijalankan selama ribuan tahun sejak masa India Kuno. Di negeri asalnya, orang melakukan yoga dengan tujuan kedamaian spiritual dan kesadaran penuh akan tubuh dan pikiran mereka (mindfulness). Berbagai pose yoga dirancang agar pelakunya sehat dan kuat untuk duduk lama bermeditasi.

Pada zaman modern, yoga menjadi makin popular dan dipraktekkan oleh berbagai kalangan di seluruh dunia. Yoga memiliki manfaat baik untuk kesehatan fisik, mental, sosial, hingga spiritual. Penelitian medis pun banyak menunjukkan bukti ilmiah bahwa yoga berkontribusi pada kesehatan, terutama kesehatan jantung dan pembuluh darah.

1.    Yoga mendorong aktivitas fisik

Meskipun pose-pose yoga tampak statis, kenyataannya para pelaku yoga memiliki tubuh yang fit. Hal ini dikarenakan seluruh otot dilibatkan saat beryoga. Berbagai pose yoga membuat kita dapat menggerakkan bagian tubuh yang jarang digerakkan dan melemaskan otot yang selama ini mungkin terabaikan. Selain itu, ada pula aliran yoga yang dinamis berganti-ganti pose dengan cepat. 

2.     Yoga membantu meringankan stress

Meditasi dan mindfulness merupakan aspek sentral dari yoga. Saat beryoga, orang cenderung dalam situasi tenang, mengosongkan pikiran dan menikmati relaksasi otot secara aktif. Hal ini sudah tentu bermanfaat terhadap manajemen stress. Saat selesai yoga, pikiran yang tenang memudahkan orang untuk menganalisa masalah dengan lebih objektif, mengenali berbagai emosi yang timbul, serta mengatasinya dengan tenang.  

3    Yoga dapat menurunkan tekanan darah

Hubungan antara stress dan tekanan darah tinggi sudah banyak dibuktikan di berbagai studi. Dengan manajemen stress yang baik via yoga, tekanan darah dapat terkontrol. Hal ini pada akhirnya akan menghindarkan dari berbagai penyakit kardiovaskular dan metabolik yang berbahaya.

4.    Yoga dapat memperbaiki profil lemak dan menurunkan berat badan

Dalam sebuah uji klinis, didapatkan orang yang mempraktikkan yoga rutin selama setahun dapat mencapai berat badan ideal dan distribusi densitas tubuh yang baik. Studi lain menunjukkan pelaku yoga selama 3 bulan mengalami penurunan signifikan dari kadar LDL, kolesterol total, dan fibrinogen.

5.    Yoga membantu mengontrol kadar gula darah

Pada penderita diabetes, yoga pun bermanfaat untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Sebuah studi menunjukkan praktek yoga secara rutin pada penderita diabetes dapat menurunkan episode hiperglikemia dan menurunkan keperluan obat diabetes untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal

6.    Yoga menurunkan episode nyeri dada

Pada pasien yang sudah terbukti mengalami penyempitan pembuluh darah koroner, mempraktikkan yoga rutin selama setahun dapat menurunkan keluhan nyeri dada. Saat dilakukan evaluasi angiografi, didapati pada kelompok yoga pembuluh darah yang tadinya sempit melebar kembali, dan kejadian penyempitan baru berkurang signifikan dibandingkan kelompok yang tidak mempraktikkan yoga

7.    Yoga meningkatkan kapasitas pernapasan

Pengaturan napas pada yoga ternyata memiliki dampak baik pada paru-paru. Didapati dari sebuah studi, pelaku yoga rutin selama 6 bulan memiliki kapasitas paru dan ketahanan fisik yang lebih baik dibandingkan bukan pelaku yoga.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yoga termasuk satu cara mudah dan aman untuk menjaga kesehatan kardiovaskular maupun kesehatan spiritual. Saat ini pun sudah banyak kelas yoga virtual yang dapat diikuti bersama keluarga di rumah. Yuk, coba yoga demi jantung sehat!

 

Sumber:

Jayasinghe SR. Yoga in cardiac health: a review. European Journal of Cardiovascular Prevention and Rehabilitation. 2004; 11(5): 369-375