Vaksinasi Flu dan Penyakit Jantung
Penulis: dr. Bagas Adhimurda Marsudi, M.Sc
Apakah Anda ingat terakhir kali terkena flu atau gejala flu? Demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, pegal-pegal, lemas, sakit kepala merupakan beberapa gejala yang pada umumnya dialami, dan bagi sebagian besar orang penyakit flu merupakan suatu penyakit yang biasa atau wajar terjadi. Sehingga orang seringkali kurang peduli dan cenderung tidak mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya flu, seperti mencuci tangan, menjaga pola makan yang baik, olahraga, dan yang paling penting adalah vaksinasi Influenza. Padahal, pembaca perlu mengetahui bahwa orang yang terkena flu yang disebabkan oleh virus Influenza akan lebih riskan terkena penyakit serangan jantung.
Pada tahun 2018, peneliti dari University of Toronto yang dipimpin oleh Dr. Jeffrey Kwong, melakukan penelitian yang melibatkan 20.000 pasien yang terinfeksi oleh virus Influenza, dan menjadi salah satu penelitian terobosan yang melihat hubungan antara penyakit jantung dan influenza. Studi tersebut menemukan bahwa serangan jantung meningkat sebanyak 600 persen dalam satu minggu setelah infeksi influenza. Sementara risiko itu juga meningkat dengan infeksi saluran pernapasan lainnya, dengan infeksi influenza menyebabkan peningkatan terbesar.[1]
Bukti lainnya dapat dilihat dari pengaruh vaksinasi terhadap penurunan risiko penyakit jantung. Peneliti dari National Institute of Infectious Diseases and Vaccinology di Taiwan melihat rekam medis dari 80.000 pasien lansia selama 13 tahun. Para peneliti menemukan bahwa vaksinasi influenza yang diberikan secara tahunan, dapat menurunkan risiko serangan jantung sebesar 20 persen dan juga memberikan penurunan risiko yang serupa terhadap stroke.[2] Vaksin flu ini tidak hanya menurunkan risiko serangan jantung pertama tetapi juga melindungi pasien telah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Pada sebuah studi dari Oxford yang melihat catatan medis dari 59.202 pasien gagal jantung, para peneliti menemukan bahwa pasien yang mendapatkan vaksiansi influenza memiliki risiko 27 persen lebih rencdah kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit karena komplikasi gagal jantung.[3]
Mungkin pembaca bertanya bagaimana infeksi saluran pernfasan bisa sangat mempengaruhi risiko serangan jantung? Dalam konteks penyakit jantung dan pembuluh, penyakit infeksi dapat menyebabkan serangan jantung atau sindrom koroner akut melalui peradangan akut, stres biomekanik, dan vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Infeksi yang disebabkan oleh kuman langsung mempengaruhi pembuluh darah dan komponen darah, sehingga terjadi disfungsi endotel (yang mengatur kemampuan pembuluh darah untuk melebar) dan darah menjadi lebih “kental’ dan mudah mengendap.[4] Selain itu, penyakit infeksi juga meningkatkan kebutuhan metabolik semua organ tubuh, salah satunya sistem jantung dan pembuluh darah. Salah satu respons imun tubuh, yaitu demam, juga secara langsung akan meningkatkan detak jantung per menit dan membebani jantung untuk bekerja lebih keras.[4] Gabungan dari gangguan pembuluh darah menyempit, darah yang “kental”, dan beban kerja jantung yang sangat meningkat, semua memberi tekanan ke sistem kardiovaskular dan menyebabkan perkembangan thrombus atau sumbatan dan jika kemudian menyumbat pembuluh darah koroner, akan terjadi serangan jantung.
Semua bukti-bukti yang telah dijabarkan penulis memperkuat peran influenza sebagai faktor risiko untuk serangan jantung dan menghadirkan tantangan baru bagi tenaga kesehatan dalam menangani pasien yang menderita penyakit jantung, Karena dokter sekarang tidak hanya perlu memikirkan obat-obatan jantung pada umumnya tetapi juga perlu memikirkan upaya prevensi supaya pasien jantung dapat terhindar dari infeksi. Upaya tersebut juga sebaiknya disadari oleh pasien dan tentunya diterapkan.
Salah satu upaya mudah yang dapat dilakukan, dan telah disebutkan diawal artikel, adalah vaksinasi flu. Vaksinasi flu dilakukan setiap tahun, karena tiap tahunnya virus Influenza bermutasi dan berubah sehingga vaksin bisa saja tidak memberikan perlindungan 100 persen. Namun jangan khawatir, meskipun vaksinasi Influenza hanya memberikan perlindungan kira-kira 50 sampai 70 persen, penelitian menemukan bahwa pasien yang terkena penyakit flu meskipun telah divaksin, mengalami komplikasi jantung yang jauh lebih rendah disbanding yang tidak divaksin.[2] Vaksinasi selain memberikan perlindungan untuk kita sendiri, dapat memberikan perlindungan bagi yang rentan terkena penyakit, seperti lansia dan orang-orang immunocompromised karena vaksinasi akan mencegah penularan penyakit Influenza ke kelompok-kelompok orang yang rentan ini. Maka dari itu, ayolah mari kita mulai lebih sadar dengan gaya hidup sehat, cuci tangan dan vaksinasi untuk mencegah infeksi Influenza, karena selain dari melindungi diri sendiri, kita secara tanpa sadar juga dapat ikut menyelamatkan orang lain
Referensi
Kwong JC, Schwartz KL, Campitelli MA, Chung H, Crowcroft NS, Karnauchow T, Katz K, Ko DT, McGeer AJ, McNally D, Richardson DC. Acute myocardial infarction after laboratory-confirmed influenza infection. New England Journal of Medicine. 2018 Jan 25;378(4):345-53.
Chiang MH, Wu HH, Shih CJ, Chen YT, Kuo SC, Chen TL. Association between influenza vaccination and reduced risks of major adverse cardiovascular events in elderly patients. American heart journal. 2017 Nov 1;193:1-7.
Mohseni H, Kiran A, Khorshidi R, Rahimi K. Influenza vaccination and risk of hospitalization in patients with heart failure: a self-controlled case series study. European heart journal. 2017 Feb 1;38(5):326-33.
Corrales-Medina VF, Madjid M, Musher DM. Role of acute infection in triggering acute coronary syndromes. The Lancet infectious diseases. 2010 Feb 1;10(2):83-92.