Tindakan Kateterisasi Jantung Tanpa Kontras: Tiga Tahun Terakhir

Tindakan Kateterisasi Jantung Tanpa Kontras: Tiga Tahun Terakhir

Penulis: dr. M. Adhitya Nagara

 

Tindakan kateterisasi jantung adalah salah satu tindakan yang rutin dilakukan di pusat-pusat jantung di Indonesia. Tindakan ini adalah salah satu pilihan terapi untuk beberapa penyakit kardiovaskular, dari penyakit jantung koroner sampai defek jantung. Penggunaan kontras merupakan cara untuk memvisualisasi pembuluh darah yang dilewati selang kateter, hal ini bertujuan untuk memberikan lapang pandang yang lebih jelas kepada operator.

Kontras merupakan suatu zat yang mengandung radiasi yang lazim digunakan untuk berbagai macam tindakan kateterisasi. Karena kandungannya yang berbahaya, penggunaan kontras harus dengan sangat hati-hati, perlindungan terhadap pasien dan tenaga kesehatan menjadi sangat penting agar tidak terjadi komplikasi kesehatan yang fatal. Meski demikian, kontras relatif aman bila digunakan sesuai protokol yang ada. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat akhirnya menelurkan suatu alternatif dari kontras.

Ya, tindakan kateterisasi tanpa zat kontras ini kini dikenal dengan istilah zero fluoroscopy. Dengan mengandalkan pencitraan dari ekokardiografi, kateterisasi jantung dapat dilakukan tanpa risiko paparan radiasi dari zat kontras. Pada tahun 2018, tim dokter kardiovaskular pediatrik RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita berhasil melakukan tindakan penutupan jantung bocor (atrial septal defect) pada seorang wanita hamil dengan menggunakan metode zero fluoroscopy. Uniknya, wanita tersebut sebelumnya divonis tidak bisa melahirkan anak yang sedang ia kandung karena keadaan jantungnya. Hampir putus asa, ia dirujuk ke RSJPD Harapan Kita lalu bertemu tim dokter yang ahli di bidangnya. Sekian waktu setelah tindakan, wanita tersebut berhasil melahirkan anaknya dan keduanya tampak dalam keadaan sehat.

Kini, tiga tahun semenjak dilakukannya tindakan zero fluoroscopy pertama, banyak sekali hal yang telah tercapai. Perkembangan teknologi yang menciptakan alat ekokardiografi tiga dimensi makin membuka pintu untuk berkembangnya teknik tersebut. Tindakan ini pun tak lagi hanya dikerjakan di pusat jantung nasional, namun telah meluas ke berbagai pusat jantung di seluruh Indonesia, seperti Padang, Medan, Malang, Makassar, dan Bekasi Timur. Tentunya, dengan makin banyaknya dokter jantung dan pembuluh darah yang dapat melakukan tindakan ini, teknik ini akan semakin marak digunakan di pusat jantung di seluruh Indonesia. Harapan ke depannya, tindakan zero fluoroscopy ini akan menjadi suatu standar baru kateterisasi jantung di Indonesia, demi terciptanya keamanan yang lebih baik untuk pasien dan tenaga kesehatan.