Terapi BOARD pada Peripartum Kardiomiopati
Oleh : dr. Mohammad Risandi Priatama
Kardiomiopati bukanlah penyakit yang umum, tetapi dapat menyebabkan komplikasi yang parah, memberikan kontribusi yang besar terhadap morbiditas dan mortalitas ibu selama kehamilan, baik dalam periode peripartum langsung hingga beberapa bulan kemudian.1 Peripartum cardiomyopathy (PPCM) adalah penyebab utama gagal jantung selama kehamilan yang diinduksi dan dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.1-3 Menurut ESC 2019, PPCM didefinisikan sebagai kardiomiopati idiopatik yang terjadi menjelang akhir kehamilan atau pada bulan-bulan pertama setelah persalinan, aborsi atau keguguran, tanpa penyebab lain untuk gagal jantung, dan dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF) < 45% .2,5,6 Patofisiologinya masih belum pasti, dengan beberapa faktor predisposisi kemungkinan berkontribusi pada perkembangan PPCM.
Insiden PPCM sangat bervariasi antara negara, wilayah, dan ras. Insiden tertinggi 1 dari 102 persalinan ditemukan di Nigeria dan insiden terendah 1 dari sekitar 15.000 kelahiran di Jepang.7 Tren prevalensi pasien rawat inap PPCM selama 2012-2016 di National Cardiovascular Center Harapan Kita terjadi penurunan. Penurunan kasus PPCM disebabkan oleh adanya perubahan siste m rujukan, dimana kasus PPCM yang masih dapat ditangani di rumah sakit umum tidak dapat dirujuk ke NCCHK. Oleh karena itu, jumlah kasus PPCM di sini sepertinya mengalami penurunan.
PPCM biasanya muncul dengan gejala klasik dan tanda gagal jantung sistolik dengan pembesaran ventrikel dan disfungsi yang terlihat pada ekokardiografi. Seringkali terdapat regurgitasi mitral dan trikuspid yang signifikan.6 Perkembangan gagal jantung lebih dari 90% kasus terjadi selama periode post partum.8 Hal ini ditandai dengan penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri pada akhir kehamilan, atau pada periode postnatal dengan tidak adanya penyebab lain gagal jantung.
Wanita dengan PPCM biasanya hadir dengan gejala kongesti, termasuk dispnea saat aktivitas, ortopnea, paroksismal nocturnal dispneu, dan edema ekstremitas bawah.9,10 Diagnosis PPCM menantang karena kebanyakan wanita pada bulan-bulan terakhir kehamilan normal atau segera setelah melahirkan mengalami dispnea, kelelahan dan edema engkel.
Sampai saat ini, bromocriptine dapat dipertimbangkan pada pasien dengan PPCM.11,12 Karena kejadian tromboemboli telah dilaporkan selama penggunaan pengobatan bromocriptine harus selalu disertai dengan antikoagulasi setidaknya dalam dosis profilaksis. Terapi untuk pasien dengan PPCM akut telah diusulkan di bawah label BOARD : Bromocriptine, Oral heart failure therapies, Anticoagulants, vasoRelaxing agents, and Diuretics.13
Referensi:
1. Ul-Haq R, Dhammi I K, Effective Medical Writing: How to write a case report. Indian J Orthop. 2017 May-Jun; 51(3): 237–239
2. Bauersachs B, König T, Van der Meer P, Petrie MC, Hilker-Kleiner D, Mbakwem A, et al. Pathophysiology, diagnosis and management of peripartum cardiomyopathy: a position statement from the Heart Failure Association of the European Society of Cardiology Study Group on peripartum cardiomyopathy. Eur J Heart Fall [internet]. 2019[cited 2019 June 28]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31243866/
3. Murat B, Kadir K, Dursun D, et al. Peripartum Cardiomyopathy: Current State of Knowledge, New Developments and Future Directions. Curr Cardiol Rev. 2014 Nov;10(4):317-26
4. Hilfiker-Kleiner D, Haghikia A, Masuko D, et al. Outcome of subsequent pregnancies in patients with a history of peripartum cardiomyopathy. European Journal of Heart Failure. Eur J Heart Fail. 2017 Dec;19(12):1723-1728
5. Silwa K, Hilfiker-Kleiner D, Petrie MC. Current state of knowledge on aetiology, diagnosis, management, and therapy of peripartum cardiomyopathy: a position statement from the Heart Failure Association of the European Society of Cardiology Working Group on peripartum cardiomyopathy. Eur J Heart Fail. 2010; 12: 767-78
6. Sliwa K, Fett j, Elkayam U. Peripartum Cardiomyopathy. Lancet. 2006 Aug 19;368(9536):687-93
7. Isogai T, Kamiya CA. Worldwide Incidence of Peripartum Cardiomyopathy and Overall Maternal Mortality. Int Heart J. 2019 May 30;60(3):503-511
8. Fett JD, Carraway RD, Dowell DL, King ME, Pierre R. Peripartum cardiomyopathy in the Hospital Albert Schweitzer District of Haiti. Am J Obstet Gynecol. 2002 May; 186(5):1005-10.
9. Elkayam U. Clinical characteristics of peripartum cardiomyopathy in the United States: diagnosis, prognosis, and management. J Am Coll Cardiol. 2011;58:659-70
10. Kolte D, Khera S, Aronow WS, et al. Temporal trends in incidence and outcomes of peripartum cardiomyopathy in the United States: a nationwide population-based study. J Am Heart Assoc2014;3:e001056. doi:10.1161/JAHA.114.001056
11. Sieweke JT, Pfeffer TJ, Berliner D, Koenig T, Hallbaum M, Napp LC, Tongers J, Kuehn C, Schmitto JD, Hilfiker-Kleiner D, Schafer A, Bauersachs J. Cardiogenic shock complicating peripartum cardiomyopathy: importance of early left ventric-ular unloading and bromocriptine therapy. Eur Heart J Acute Cardiovasc Care 2018 May 1. doi: 10.1177/2048872618777876
12. Regitz-Zagrosek V, Roos-Hesselink JW, Bauersachs J, Blomstrom-Lundqvist C, Cifkova R, De Bonis M, et al. 2018 ESC guidelines for the management of cardiovascular diseases during pregnancy. Eur Heart J. 2018;39:3165– 3241
13. Arrigo M, Blet A, Mebazaa A. Bromocriptine for the treatment of peripartum cardiomyopathy: welcome on BOARD. Eur Heart J. 2017;38:2680– 2682.