Tekanan Darah Tinggi atau Rendah: Sama- Sama Bahaya
Penulis: dr. Shandy Stewart Narpati
Tekanan darah adalah salah satu tanda vital yang perlu diperhatikan oleh segala kelompok umur. Tekanan darah menggambarkan fungsi pompa jantung anda, yang terdiri dari komponen sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah kekuatan di mana jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan diastolik adalah resistensi terhadap aliran darah di pembuluh darah. Kedua tekanan ini diukur dalam satuan milimeter merkuri (mmHg). Menurut American Heart Association, tekanan darah dibilang tinggi (hipertensi) adalah diatas 140/90 mmHg, dan rendah (hipotensi) jika dibawah 90/60 mmHg.
Pada umumnya, masyarakat cukup mengenal gejala dan komplikasi tekanan darah tinggi, mulai dari sakit kepala, mual, pandangan buram, hingga stroke dan serangan jantung. Hal ini disebabkan karena tekanan pada pembuluh darah, jantung, dan organ lain, seperti otak, ginjal, dan mata menjadi terlalu kuat sehingga menimbulkan gangguan fungsi organ tersebut.
Akan tetapi, jika tekanan darah sangat rendah, darah tidak sepenuhnya dapat mengalir ke arteri dan organ organ sehingga dapat mengancam nyawa jika tidak diberikan tindakan medis segera. Penyebabnya bisa karena dehidrasi, kehilangan darah, dan beberapa gangguan bedah. Ini dapat dikelola selama asal mula kondisi ditentukan dan dirawat dengan benar. Meskipun demikian, tekanan darah rendah yang kronis bisa juga tidak memunculkan gejala karena orang tersebut sudah terbiasa. Yang berbahaya adalah bila tekanan darah turun secara tiba-tiba. Tubuh pun akan kekurangan oksigen untuk menjalankan fungsinya. Gejala yang umum adalah pusing, lemas, pucat, dan pingsan, sehingga meningkatkan risiko cedera akibat terjatuh.
Sayangnya, tidak ada cara lain untuk menentukan tekanan darah selain mengukur dengan alat tensi darah atau sphygmomanometer yang bisa dilakukan saat pergi ke dokter, atau bisa juga membeli alat tensi digital untuk digunakan sendiri dirumah.
Jika tekanan darah anda tinggi, perhatikan beberapa hal berikut yang perlu diperhatikan, yaitu kurangi konsumsi kopi, makanan berlemak dan bergaram, kurangi berat badan anda, dan yang paling penting, hindari faktor stress karena stress akan meningkatkan tekanan darah anda secara drastis.
Sebaliknya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah rendah (hipotensi). Contohnya, minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat, mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam, olah raga teratur.
Periksalah tekanan darah anda secara rutin, untuk menghindari perubahan tekanan darah secara tiba-tiba, dan juga untuk menghindari berbagai komplikasi di masa depan.