Susu Unta: Antara Fakta dan Keyakinan

Susu Unta: Antara Fakta dan Keyakinan

 

Penulis: dr. Choiron Abdillah

 

Ketika disebut sebuah binatang yang bernama unta, kebanyakan orang hanya menggambarkan hewan yang ada di padang pasir yang sangat sedikit sekali berinteraksi dengan air, termasuk air minum. Kebanyakan orang pasti tidak tahu bahwa unta dapat menghasilkan susu yang bisa bermanfaat tidak hanya untuk keturunannya, tapi juga untuk umat manusia

Beberapa data penelitian terbaru menemukan fakta menarik dibalik manfaat susu unta yaitu memberikan efek pengobatan pada penyakit tertentu, seperti diabetes melitus. Kebermanfaatan dari susu unta sebagai nutrisi bagi manusia awalnya berasal dari kepercayaan khususnya dari negara-negara yang penuduknya mayoritas umat muslim seperti negara di semenanjung arab, kata Mohammed Ayoub salah satu associate professor di bidang Biologi dan Sajid Maqsood yang merupakan associate professor di bidang kesehatan pangan. Kedua akademisi dari universitas Uni Emirate Arab menjelaskan bahwa pada orang-orang yang berada di daerah tersebut, susu unta kadang langsung dikonsumsi setelah diperah atau dalam bentuk yang difermentasikan. Susu ini sudah menjadi pengobatan bagi penyakit tertentu seperti tuberculosis hingga diare selama ratusan tahun. Beberapa studi dapat menunjukkan kandungan bioaktif yang memiliki efek positif berupa antihipertensi, antimikroba, antioksidan, anti pembekuan darah dan lainnya. Dari keseluruhan efek tersebut yang membuat para peneliti tertarik adalah efek positifnya terhadap penyakit diabetes, yang merupakan salah satu penyakit penyerta utama penyakit jantung dan pembuluh darah.

Penelitian mengenai susu unta baru berkembang dalam tiga hingga empat dekade terakhir. Secara umum memmiliki kandungan yang seimbang dan dapat dibandingkan dengan susu dari sapi dalam hal kandungan lemak, protein dan kalsium. Uniknya pada anak-anak yang memiliki alergi terhadap susu sapi tidak menunjukkan reaksi alergi pada konsumsi susu unta. Faktanya susu unta memiliki kedekatan dengan kandungan ASI. Selain dari sisi nilai nutrisi yang luar biasa, susu unta juga memiliki kandungan antidiabetik berdasarkan penelitian dr. Nader Lessan dan dr. Adam Buckley mengenai efek susu unta terhadap insulin dan hormone incretin. Insulin merupakan hormone penting dalam pengaturan kadar gula darah yang fungsinya adalah membawa gula ke dalam sel. Susu unta dilaporkan memiliki protein yang menyerupai insulin yang bentuknya tidak berubah dengan adanya asam lambung ketika susu tersebut dicerna di lambung. Efek inilah yang dipercaya sebagai mekanisme penurunan kadar gula darah dari susu unta, kata konsultan endokrinologi dari pusat diabetes  Imperial College London di Abu Dhabi.

Penelitian yang dilakukan dr. Ayoub dan dr. Maqsood memberikan fakta-fakta tambahan mengenai mekanisme yang membuat susu unta mempunyai efek antidiabetik. Mereka mengidentifikasi potongan protein yang disebut peptide dari susu unta yang memiliki efek biologis positif secara molecular yang dampaknya meningkatkan aktivitas transportasi gula ke dalam sel sehingga ini merupakan bukti terjelas yang ditemukan hingga saat ini.

Orang yang tinggal di daerah yang memiliki budaya dan akses untuk konsumsi susu unta umumnya tidak mudah terdampak dengan diabetes. Sebagai contohnya pada sebuah komunitas yang memelihara unta di bagian india utara didapatkan data bahwa orang yang rutin mengonsumsi susu unta 100% tidak mengalami diabetes. Dengan mencuatnya fakta menarik ini, permintaan global akan susu unta menjadi meningkat. Terjadi peningkatan produksi susu unta lebih dari empat kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Uni Eropa memberikan dukungan terhadap proyek susu unta sehingga meningkatkan ketertarikan di regio mediterania. Hingga kini konsumen daari susu unta juga sudah mencapai negara China hingga Australia termasuk negara Amerika Serikat. Walaupun terjadi peningkatan yang massif, susu yang berasal dari unta masih tergolong minor yang jumlahnya kurang dari satu persen dibandingkan seluruh susu di dunia sehingga harganya tentu tidak sebanding dengan susu sapi karena jumlah persediaan yang tinggi. Dosis susu unta yang direkomendasikan per hari untuk mencapai kadar proteksi terhadap diabetes mencapai 500 ml sehingga tingginya harga dan kesulitan suplai menghambat beberapa orang yang ingin mendapatkan manfaat ini.

Selain itu terdapat ketidakpastian mengenai seberapa konsisten kualitas susu unta tersebut jika disajikan dalam bentuk komersil. Kulaitas susu unta bergantung pada tahap laktasi, geografi dan kebiasaan makan unta tersebut. Sebagian meragukan apakah unta yang dikhususkan untuk peternakan akan menghasilkan kualitas susu yang sama dengan unta yang hidup bebas di alam.

Pada akhirnya, susu unta dipercaya dan dapat menjadi harapan baru dalam penatalaksanaan kasus diabetes sebagaimana dikonklusikan dalam penelitian Ayoub dan Maqsood. Meskipun penelitiannya baru sebatas di laboratorium, hasil ini cukup menjanjikan untuk dilanjutkan ke penelitian berikutnya sehingga dapat dibuktikan secara jelas dan menjadi tambahan faktor terapeutik bagi pasien diabetes agar tidak berlanjut menjadi penyakit lainnya seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.