Stem Cell Therapy/Terapi Sel Punca pada Jantung : Harapan Baru?

Stem Cell Therapy/Terapi Sel Punca pada Jantung : Harapan Baru?

 

Penulis : dr. Giovano Fanheis Devara Pattiasina

 

 Penyakit jantung merupakan masalah kesehatan terbesar, tidak hanya secara global, namun secara regional, tanpa memandang negara miskin, berkembang maupun maju sekalipun. Menurut data WHO penyakit jantung menyebabkan kematian lebih dari 17 juta orang di dunia. di Indonesia sendiri, penyakit jantung didap oleh oleh lebih dari 2,7 juta penduduk. Melihat begitu besarnya jumlah penderita dan dampak yang dihasilkan, maka semakin besar pula usaha, tenaga, uang yang menjadi beban, tidak hanya negara maupun individu per individu untuk memperbaiki kondisi ini. Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat bermacam-macam, dapat akibat masalah pada arteri koroner, gangguan irama jantung, hipertensi dan penyakit karena kerusakan pembuluh darah perifer. Berbagai usaha dilakukan, mulai dari advokasi kepada masyarakat untuk merubah pola dan gaya hidup, konsumsi obat-obatan jantung, pengobatan penyakit komorbid, melakukan tindakan-tindakan invasive, pemasangan alat/device yang membantu kerja jantung, bahkan sampai transplantasi jantung itu sendiri yang tentu saja masih jarang dan sulit dilakukan di Indonesia. Salah satu tatalaksana yang diminati untuk dikembangkan adalah terapi sel punca/stem cell untuk penyakit jantung.

Stem cell/sel punca memiliki kemampuan untuk membelah dan memperbaharui diri (self-renewal) serta dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi sel-sel khusus. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh sel-sel lain. Secara umum, sel punca memiliki banyak jenis dan kategori, namun secara umum dibagi menjadi sel punca embrionik dan sel punca dewasa.Sel punca embrionik hingga saat ini masih menjadi kontroversi karena masalah etikal, dikarenakan memerlukan jaringan embrio manusia sebagai asalnya. Sedangkan pada sel punca dewasa memiliki banyak sumber, dapat dari otot rangka, sel-sel pada sumsum tulang dan darah serta umbilicus/tali pusar. Sel punca dapat berkembang dan berubah menjadi seperti sel asalnya dan dapat juga berubah menjadi sel-sel khusus lain, dalam bentuk yang disebut sebagai sel progenitor. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah kompleksitas dari sel jantung itu sendiri.

Lalu, apakah pada pasien dengan kondisi jantung yang buruk dapat diberikan terapi sel punca? jawabannya adalah ya, namun hingga saat ini tidak semua jenis penyakit jantung yang diberikan terapi sel punca memberikan hasil yang baik secara konsisten. Contoh penyakit jantung yang mendapat hasil yang baik adalah penyakit gagal jantung iskemik. Kerusakan sel-sel  jantung kiri yang bekerja sebagai pemompa darah dari jantung ke seluruh tubuh dapat dibantu untuk diperbaiki dengan terapi sel punca. Mengingat banyaknya pengidap gagal jantung di Indonesia, hal ini tentu menjadi angin segar. Penelitian dan pengembangan untuk terapi sel punca saat ini terus dilakukan di berbagai center Pendidikan maupu laboratorium-laboratroium besar tidak hanya untuk jantung namun juga untuk berbagai masalah organ lainnya.

Menarik untuk ditunggu bagaimana perkembangan terapi sel punca ini kedepannya, apabila kemudian terus secara konsisten menunjukkan hasil yang baik,  maka akan menjadi harapan baru dan berita baik bagi para dokter maupun para pasien.

 

Referensi :

Pratama V, Yuniadi Y, Pratama V, Yuniadi Y. Stem Cell Therapy for Heart Failure Terapi Sel Punca untuk Penyakit Jantung. J Kardiol Indones. 2012;33(1):50–4.

Liu C, Han D, Liang P, Li Y, Cao F. The Current Dilemma and Breakthrough of Stem Cell Therapy in Ischemic Heart Disease. Front Cell Dev Biol. 2021;9(April):1–12.

Banerjee MN, Bolli R, Hare JM. Clinical studies of cell therapy in cardiovascular medicine recent developments and future directions. Circ Res. 2018;123(2):266–87.

Sumber gambar: freepik.com