Statin, Lebih dari Obat Kolesterol Biasa
Penulis: dr. Rolando Agustian Halim
Statin adalah sebuah golongan obat yang bekerja menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Statin bekerja dengan memblokir zat yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan kolesterol dari dalam hati. Obat-obatan yang berasal dari golongan statin ditandai dengan akhiran “-statin” di akhiranna seperti simvastatin, lovastatin, atorvastatin dan rosuvastatin. Seseorang akan diresepkan statin jika dinilai mengalami dislipidemia, atau kelainan kadar lemak dalam darah. Terdapat sejumlah indikator zat lemak dalam darah, beberapa yang biasanya sering diperiksa dan familiar adalah LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), trigliserida, dan kolesterol total itu sendiri. Di kalangan awam LDL lebih sering disebut sebagai “kolesterol jahat” sedangkan HDL sebagai “kolesterol baik”. Ambang batas nilai untuk masing-masing indikator lemak antara lain adalah di bawah 100 mg/dL untuk LDL, di bawah 200 mg/dL untuk kolesterol total, di bawah 150 mg/dL untuk trigliserida, dan di atas 40 untuk HDL (walaupun kadang bervariasi antar jenis kelamin).
Statin bekerja sebagai obat yang menghambat enzim HMG-CoA reductase di organ hati. Lewat kerjanya, obat golongan statin dapat memperbaiki semua indikator lemak yang tidak sesuai dengan batasannya, dengan kerja utama pada kadar LDL dan kolesterol total. LDL disebut kolesterol jahat karena efek buruknya terhadap penumpukkan lemak di organ-organ vital seperti pembuluh darah, yang pada akhirnya akan menyebabkan berbagai jenis penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal, stroke, sampai penyakit arteri tepi. Menurunkan kolesterol bukan satu-satunya manfaat yang terkait dengan statin.
Obat-obatan ini juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung dan stroke. Obat ini dapat membantu menstabilkan plak pada dinding pembuluh darah dan mengurangi risiko penggumpalan darah tertentu. Statin juga memiliki efek anti-inflamasi/anti-peradangan, di mana peradangan kronis juga menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah lain. Kemampuan yang dimiliki statins dalam menstabilkan plak (tumpukan lemak di pembuluh darah) dan menurunkan peradangan ini lah yang dikenal sebagai efek pleiotropik statin.
Efek pleiotropik membuat statin tidak lagi dikenal sebagai obat kolesterol saja, tapi lebih ke obat jantung dan pembuluh darah. Mayoritas pasien-pasien yang memiliki risiko tinggi atau justru sudah mengidap penyakit kardiovaskular diwajibkan untuk mengonsumsi statin, sekalipun sudah mencapai kadar kolesterol yang rendah/normal. Luasnya spektrum kerja statin inilah yang membuat obat ini menjadi salah satu obat wajib pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular, dan membuatnya menjadi obat primadona yang melampaui kerja asalnya sebagai obat penurun kolesterol belaka.
Sumber: Statins - - Doing More Than Lowering Your Cholesterol? (n.d.). In MedicineNet. https://www.medicinenet.com/statins_doing_more_than_lowering_your_cholesterol/views.htm
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/woman-sitting-home-with-cold-taking-pills_6632214.htm#query=kolesterol%20medicine&position=10&from_view=search&track=ais