Sindrom Koroner Akut (SKA)
Penulis: dr. Nalagafiar Puratmaja, BMedSc (Hons)
Suatu kondisi yang dikenal sebagai sindrom koroner akut (SKA) terjadi akibat tersumbatnya aliran darah di pembuluh darah koroner. Kondisi ini melibatkan tersumbatnya plak ateroma yang terlepas sehingga mengganggu aliran darah. Akibatnya seseorang akan merasakan gejala nyeri dada seperti ditindih benda berat, menjalar ke tangan kiri hingga ke rahang, menembus ke punggung, mual ataupun muntah, keringat dingin, serta dirasakan cukup lama akibat tidak adanya suplai darah menuju sel otot jantung. Manifestasi klinis yang terjadi merupakan akibat dari perubahan lumen pembuluh darah oleh komposisi plak dalam suatu periode waktu. Pecahnya plak tersebut erat kaitannya dengan tudung fibrus yang semakin menipis sehingga tidak dapat menutupi struktur yang ada.1-2 Sumbatan yang ada akan menutupi permukaan pembuluh darah koroner dan dapat bersifat keseluruhan ataupun sebagian. Pelepasan zat vasoaktif juga membuat pembuluh darah mengecil hingga pada akhirnya memperberat aliran darah untuk dapat melewatinya. Tidak sedikit sumbatan yang mencapai sisi terjauh dari pembuluh darah apabila terjadi mikroemboli. 1-2
Disaat sumbatan tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama, oksigen yang tersirkulasi tidak akan mencukupi kebutuhan sel otot jantung. Hal inilah yang membuat awal mula kematian dari sel otot dan menimbulkan gejala nyeri. Tentunya sumbatan yang bersifat keseluruhan di pembuluh darah yang besar akan lebih signifikan secara klinis dibandingkan di area lain. Terhentinya pasokan inilah yang menjadi awal mula terjadi infark sel-sel otot miokard jantung.1-2 Kita mengenal tiga macam istilah pada sindrom koroner akut yaitu angina pektoris tidak stabil (APTS), infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (IMA-NEST), dan infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST). Perbedaan ketiga kondisi tersebut adalah aliran yang terhenti sebagian atau sepenuhnya. Sebagai contoh pada keadaan APTS, aliran darah masih dapat mencapai target walau dalam jumlah yang lebih sedikit dan waktu yang lebih lama sehingga menimbulkan gejala. Pada IMA-NEST, sumbatan yang dialami telah menyebabkan matinya sel-sel otot jantung dalam jumlah tertentu. Namun sumbatan atau oklusi total kemungkinan akan membuat IMA-EST dan akan muncul gambaran infark miokard akut yang disertai elevasi segmen ST (IMA-EST) pada pemeriksaan elektrokardiogram (EKG).3
Apabila anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, ataupun jika anda memiliki risiko untuk mengalami sumbatan pada pembuluh darah koroner jantung, maka sebaiknya anda memeriksakan diri anda ke dokter. Kondisi tersumbatnya pembuluh darah koroner merupakan suatu kegawatdaruratan yang harus segera diatasi. Jika terjadi kematian sel otot jantung, maka ada memperbesar kemungkinan komplikasi seperti gagal jantung. Tentunya hal ini tidaklah baik untuk kualitas kehidupan pada umumnya. Mengurangi asupan garam dan lemak, serta memperbaiki pola dan kualitas tidur, hingga mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah dapat menjadi pilihan agar terhindar dari risiko tersebut. Tidak lupa dengan aktif bergerak akan membuat tubuh secara umum lebih sehat. Dengan demikian kemungkinan untuk terjadinya sindrom koroner akut akan semakin mengecil. Selalu berkonsultasi dengan dokter jantung anda untuk mengetahui risko dan penanganan sumbatan pembulluh darah koroner secara tepat.
Referensi:
- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Ketiga. Jakarta: Centra Communications; 2015.
- Anderson JL, Morrow DA. Acute myocardial infarction. N Engl J Med. 2017; 376: 2053-64.
- European Society of Cardiology. 2020 ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients presenting without persistent ST-segment elevation. European Heart Journal. 2020; 00; 1-79.