Pola Hidup Sehat untuk Jantung Sehat
dr. Chrisna Agustyani Haryanto
Penyakit Kardiovaskular memiliki tingkat kematian dan kesakitan yang tinggi serta merupakan salah satu penyebab utama kematian. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 didapatkan tren peningkatan kejadian penyakit jantung dari 0,5% pada tahun 2013 menjadi 1,5% pada tahun 2018. Beban ini tentu juga diikuti dengan pembiayaan yang besar, yakni mencapai Rp. 7,7 triliun berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2021.
Penyakit Kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular, yang semakin meningkat seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat kini yang semakin cenderung sedentary. Berdasarkan Kementrian Kesehatan, kegiatan sedentari adalah kegiatan yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, dengan karakteristik keluaran kalori sangat sedikit. Tren kegiatan sedentari ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat, meningkatnya urbanisasi, terjadinya perubahan iklim dan transisi pekerjaan serta semakin berkembangnya teknologi.
Perhatian lebih diperlukan untuk bisa mengubah pola hidup menjadi lebih sehat agar dapat terhindar dari penyakit Kardiovaskular. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
Berhenti merokok. Merokok terbukti berkaitan erat dengan beberapa penyakit kardiovaskular termasuk penyakit jantung koroner dan hipertensi. Dibanding dengan bukan perokok, perokok memiliki risiko mengalami penyakit kardiovaskular sebesar 1,6 kali lipat. Laporan dari Asia Pacific Cohort Studies Collaboration mengindikasikan perokok 27% lebih mungkin mengalami penyakit jantung iskemik, 9% lebih mungkin mengalami stroke perdarahan, 4,5 kali lebih mungkin mengalami hipertensi dan 16 kali lipat lebih mungkin mengalami hiperlipidemia. Studi menunjukkan bahwa risiko infark miokardial (serangan jantung) bukan perokok yang tinggal Bersama perokok meningkat sebanyak 23%. Rangkuman analisis menunjukkan berhenti merokok dapat menurunkan tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular sekitar 2-35%, serupa dengan efek pemberian obat antihipertensi. Penghentian sebelum usia 40 tahun menurunkan risiko kematian yang berhubungan dengan kebiasaan merokok sebanyak sekitar 90%. Bagi orang-orang yang memiliki penyakit jantung, berhenti merokok dapat menurunkan risiko kematian 12-35%. Efek ini secara signifikan lebih baik daripada terapi antihipertensi dan terapi penurun lipid.
Diet. Diet sangat berpengaruh pada perkembangan dan pencegahan penyakit kardiovaskular dan merupakan salah satu faktor utama yang dapat diubah oleh individu. Kadar lipid darah abnormal telah terbukti memiliki hubungan yang kuat dengan risiko penyakit jantung koroner, dan kadar lipid darah yang abnormal secara langsung berhubungan dengan diet. Diet yang kaya akan lemak jenuh seringkali menyebabkan kadar kolesterol serum yang tinggi. Sementara itu lemak tak jenuh, seperti yang dapat ditemukan pada ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran sangat bermanfaat untuk jantung. Sumber lemak tak jenuh ini mengandung asam lemak esensial, termasuk omega-3 dan omega-6 yang baik untuk jantung dan tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Hipertensi juga merupakan salah satu faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular, yang Sebagian berhubungan dengan diet tinggi natrium (garam). Berdasarkan rekomendasi WHO, asupan harian garam tidak boleh lebih dari 5g atau setara dengan 1 sendok teh. Diet tidak sehat termasuk makanan instan atau fast food meningkatkan risiko kadar kolesterol darah berlebih, hipertensi dan diabetes yang akan merusak jantung. Untuk menjaga jantung tetap sehat, maka diperlukan diet rendah lemak jenuh dan garam, disertai buah-buahan segar dan sayuran yang cukup.
Aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran energi. Untuk mendapatkan manfaat kesehatan aktivitas fisik sebaiknya dilakukan 30 menit perhari (150 menit per minggu) dalam intensitas sedang. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk beraktivitas fisik antara lain bersepeda, perbanyak berjalan kaki, jogging. Aktivitas fisik terbukti dapat membantu menurunkan kadar lemak tubuh yang mencegah obesitas dan meningkatkan sensitivitas insulin yang dapat mencegah diabetes, dua penyakit yang merupakan risiko penyakit kardiovaskular.
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang dapat dicegah dengan langkah-langkah merubah hidup menjadi lebih baik dengan diet yang sehat dan pola hidup yang sehat. Langkah-langkah ini dapat dimulai dari diri sendiri sedini mungkin agar dapat menjalani hidup yang bahagia dengan jantung yang sehat.
Referensi:
Lu, Z & Jiang, H. (2014). Healthy heart, happy life. Indian J Med Res 140. pp 330-332
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Ayo Bergerak, Lawan Obesitas!
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/child-holding-red-rubber-heart_5598496.htm#fromView=search&page=1&position=8&uuid=82fdfcd5-7218-4884-bf35-71a04a4dc3e2