Pilihan Obat Herbal untuk Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Pilihan Obat Herbal untuk Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Penulis: dr. Bagas Adhimurda Marsudi, M.Sc

 

Sebelum memulai artikel kali ini, penulis ingin menegaskan terlebih dahulu bahwa informasi yang terkandung bukan suatu anjuran untuk menggantikan obat-obatan yang konvensional. Seperti yang nanti akan dibahas, efektivitas dari pengobatan herbal memiliki efek sangat terbatas dan sebaiknya hanya dipakai sebagai adjuvant atau tambahan ke obat-obatan yang diresepkan oleh dokter umum maupun dokter spesialis.

Tanaman dan tumbuhan sudah sejak lama dijadikan terapi untuk beberapa penyakit, terutama pada kedokteran Timur tradisional. Di Indonesia, kekayaan variasi botani yang kita miliki juga dipakai oleh leluhur dan local wisdom tersebut terus diteruskan ke generasi-generasi selanjutnya. Pengobatan herbal yang sudah lama dipakai oleh leluhur kita, menjadi pilihan yang menarik bagi kalangan masyarakat tertentu. Hal ini tentunya karena pengobatan tersebut dinilai lebih alami sehingga diasumsikan lebih aman untuk dikonsumsi secara jangka panjang. Namun tidak semua pengobatan herbal memiliki manfaat atau bahkan berbahaya untuk dikonsumsi, sehingga pada artikel kali ini penulis akan memilah pengobatan-pengobatan yang berkhasiat dengan bukti yang kuat.

 

Bawang Putih (Alium Sativum)

Diantara pengobatan herbal yang ada, bawang putih adalah salah satu yang paling terkenal dan memiliki banyak khasiat untuk penyakit jantung, terutama untuk hipertensi. Pada penelitian meta-analisis (jenis penelitian yang menggabungkan sampel dari studi-studi sebelumnya) ditemukan suplementasi bawang putih dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 4.4mmHg pada penderita hipertensi.1 Pada meta-analysis yang lain, sediaan bawang putih juga ditemukan dapat menurunkan kandungan kolesterol total dan LDL darah. Dari kumpulan-kumpulan studi, ditemukan sediaan bawang putih ini memiliki toleransi yang baik dengan dosis yang paling optimal berada di 400-480 mg/hari. Perbaikan pada parameter klinis yang diamati hanya terlihat setelah mengkonsumsi bawang putih lebih dari dua bulan.2

 

Ginseng (Panax ginseng)

Khasiat dari ginseng sudah lama dikenal dan digunakan di negara-negara seperti Cina dan Korea. Pada Korea terutama, tanaman ini sering dipakai dalam formulasi krim dan suplemen untuk kulit dan khasiat anti-aging. Manfaatnya tidak berhenti disitu saja, karena sudah banyak uji klinis yang meneliti efek konsumsi ginseng terhadap beberapa faktor risiko penyakit jantung seperti darah tinggi, penyakit gula, dan kolesterol. Secara khusus, konsumsi ginseng merah Korea sebanyak 5 gram/hari ditemukan dapat menurunkan dan menstabilkan gula darah pada pasien dengan diabetes yang baru. Selain itu, juga dapat menurunkan kolesterol dan LDL tetapi tidak menurunkan trigliserida dan tidak dapat meningkatkan HDL. Khasiat ginseng merah untuk tekanan darah ternyata kurang bermakna ketika dikonsumsi dengan sendirinya. Efek penurunan tekanan darah hanya ditemukan ketika konsumsi ginseng digabungkan dengan obat-obatan konvensional.3

 

Jamur Lingzhi (Ganoderma Lucidum)

Selama hampir 2000 tahun, jamur liar ini dipakai dalam pengobatan tradisional Cina karena konon dapat memberikan umur yang panjang. Hanya pada era modern ini, beberapa khasiat-khasiat jamur tersebut dapat dibuktikan dengan penelitian uji klinis. Secara umum jamur ini memiliki efek hepatoprotektif (melindungi liver), anti-hipertensi, hipo-kolesterolemik (menurunkan kolesterol), anti-histamin (menurunkan radang), dan anti-kanker. Belakangan ini, jamur ini juga diteliti efeknya terhadap penyakit jantung koroner. Pada penelitian uji acak terkendali, tersamar ganda, konsumsi jamur lingzhi selama 12 minggu dapat meringankan gejala nyeri dada, sesak nafas dan palpitasi serta menurunkan tekanan darah dan kolesterol darah. Akan tetapi, efek ini tidak terlihat pada pasien dengan penyakit gula dan sindroma metabolik. Dosis juga harus sangat diperhatikan karena konsumsi lebih dari 3gr/hari selama lebih dari 3 bulan menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, lemas dan gangguan pencernaan.3

Masih ada beberapa obat-obatan herbal lainnya yang memiliki manfaat untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung. Penulis sangat menyarankan kepada para pembaca untuk melakukan risetnya sendiri. Namun ada beberapa poin yang perlu dipegang, yang pertama adalah jika pembaca ingin mencoba untuk menambahkan pengobatan herbal, maka harus menggunakan sediaan yang sudah baku bukan hasil pengolahan sendiri. Sering kali kalau masyarakat mengkonsumsi obat herbal biasanya dengan hasil preparasi sendiri. Hal ini kurang ideal karena hasil ekstraksi bahan aktifnya kurang baik dan tidak terukur dosisnya. Kedua, konsumsi obat-obatan herbal ini harus sesuai dengan anjuran konsumsi, karena meskipun alami, konsumsi yang berlebih dapat menyebabkan efek samping ke berbagai macam organ, seperti halnya dengan obat-obatan konvensional. Yang terakhir dan yang paling penting adalah untuk menggunakan pengobatan herbal hanya sebagai tambahan ke obat-obatan konvensional untuk penyakit jantung dan pembuluh darah. Dan tentunya sebelum berencana untuk menambahkan obat herbal, pastikan konsultasi dulu dengan dokter karena seperti contoh-contoh diatas, ada beberapa obat herbal yang bermanfaat ketika digabungkan dan ada juga yang tidak memberikan manfaat pada kondisi penyakit tertentu.

 

Referensi

Wang HP, Yang J, Qin LQ, Yang XJ. Effect of garlic on blood pressure: A metaanalysis. The Journal of Clinical Hypertension. 2015 Mar;17(3):223-31.

Ried K, Toben C, Fakler P. Effect of garlic on serum lipids: an updated meta-analysis. Nutrition reviews. 2013 May 1;71(5):282-99.

Shaito A, Thuan DT, Phu HT, Nguyen TH, Hasan H, Halabi S, Abdelhady S, Nasrallah GK, Eid AH, Pintus G. Herbal medicine for cardiovascular diseases: efficacy, mechanisms, and safety. Frontiers in pharmacology. 2020;11.