Peran dari Wearable Technology dalam Penanganan dan Pengawasan Gagal Jantung

Peran dari Wearable Technology dalam Penanganan dan Pengawasan Gagal Jantung

 

Penulis; dr. Bagas Adhimurda Marsudi, M.Sc

  

Wearable Technology alias “teknologi yang dipakai” (dalam konteks ini biasanya dalam bentuk baju atau aksesoris) merupakan kemajuan teknologi yang berpotensi dalam mengubah cara kita mengawasi kesehatan tubuh kita masing. Wearable tech menjadi sesuatu yang lebih umum ditemukan pada kehidupan kita sehari-hari, seperti smart watch yang sekarang sudah memiliki fungsi untuk mengukur detak jantung, saturasi oksigen, dan bahkan bisa rekam jantung (EKG) meskipun hanya I lead. Bahkan pada handphone sebagian besar individu, terdapat fungsi dan fitur-fitur untuk mengukur parameter kesehatan, minimal dapat mengukur jumlah langkah yang diambil setiap hari dari juga menghitung indeks masa tubuh.

Pada kondisi gagal jantung, banyak parameter objektif dan subjektif seperti kualitas hidup yang terlewatkan atau diketahui saat pasien datang untuk kontrol di klinik. Salah satu tes indikator kapasitas fungsional seperti six-minute walk test yang dilakukan untuk menilai kemampuan seseorang dalam melakukan aktivias fisik, jarang dilakukan ketika pasien berobat jalan. Hal lain yang penting untuk di monitor pada pasien gagal jantung adalah irama jantung. Seringkali kejadian gangguan irama atau arrhythmia tidak terdeteksi saat di klinik dan terkadang pasien pun tidak merasa terganggu dengen gangguan irama tersebut. Padahal, munculnya gangguan irama jantung menjadi titik mulainya perburukan gejala gagal jantung.

Activity Monitor merupakan jenis wearable tech yang sering ditemukan karena seringkali terintegrasi dalam banyak device. Akurasi dari fitur juga telah divalidasi oleh Kooiman et al dimana 10 jenis software monitor aktivitas di uji pada relawan sehat dan ditemukan bahwa akurasi perhitungan jumlah langkah sangat tinggi dengan deviasi kesalahan <1%.[1] Activity monitor ini merupakan sesuatu fitur yang simple tapi memiliki banyak sekali manfaat untuk mengawasi respons pasien terhadap obat-obatan dan juga untuk memberikan gambaran kulitas hidup pasien. Sebuah studi yang dilakukan oleh Baril et al menunjukan pola dan jumlah langkah berbeda secara signifikan antara kelompok kelas NYHA.[2] Sehingga diharapkan penggunaan dari fitur monitor aktivitas dapat memberikan gambaran yang lebih holistic terkait perkembangan pasien dari aktivitas yang dapat mereka lakuan sehari-hari.

Satu fitur lainnya yang telah disinggung dan juga mulai sering ditemukan pada smart watch adalah fitur EKG. Pengukuran EKG yang ada dalam smart watch hanya berdasarkan satu lead, sehingga hasil dari EKG yang dihasilkan oleh alat ini tidak dapat dilakukan untuk mendiagnosis irama-irama jantung yang secara definitif. Namun demikian, fitur EKG dalam smart watch ini telah dibuktikan memiliki potensi untuk memonitor kejadian atrial fibrillation atau AF pada pasien HF maupun pada pasien sehat. Salah satu studi yang ternama adalah studi Apple™ Heart, dimana data irama jantung yang dideteksi oleh hampir semua pengguna Apple™ watch dikumpulkan dan dianalisis. Sekitar 0.5% dari hampir 420,000 partisipan mendapatkan notifikasi AF. Pada partisipan yang menyetujui pemeriksaan lebih lanjut, didapatkan 71% dari populasi subjek terkonfirmasi AF.[3] Hasil studi tersebut menunjukkan potensi smart watch untuk mendeteksi gangguan irama AF yang memiliki implikasi sangat signifikan pada pasien HF karena gangguan irama ini dapat dideteksi secara dini sebelum menyebabkan komplikasi.

Selain perangkat dan fitur yang telah disebutkan, masih banyak sekali wearable technology yang sedang dikembangkan untuk mengukur parameter-parameter HF serta memprediksi kejadian dekompensasi pada HF. Meskipun masa depan wearable technology sangat menjanjikan, harga dari perangkat-perangkat tersebut tidaklah murah sehingga aplikasinya hanya terbatas untuk orang-orang yang mampu. Selain itu masih diperlukan studi lebih lanjut dengan design studi yang lebih baik untuk menguji akurasi dan menentukan peran dari teknologi ini dalam guideline penanganan gagal jantung.

 

Referensi

Kooiman TJ, Dontje ML, Sprenger SR, Krijnen WP, Van der Schans CP, de Groot M. Reliability and validity of ten consumer activity trackers. BMC sports science, medicine and rehabilitation. 2015 Dec;7(1):1-1.

Baril JF, Bromberg S, Moayedi Y, Taati B, Manlhiot C, Ross HJ, Cafazzo J. Use of free-living step count monitoring for heart failure functional classification: validation study. JMIR cardio. 2019 May 17;3(1):e12122.

Perez MV, Mahaffey KW, Hedlin H, Rumsfeld JS, Garcia A, Ferris T, Balasubramanian V, Russo AM, Rajmane A, Cheung L, Hung G. Large-scale assessment of a smartwatch to identify atrial fibrillation. New England Journal of Medicine. 2019 Nov 14;381(20):1909-17.