Penyakit Arteri Perifer, Penyebab Nyeri Pada Kaki

Penyakit Arteri Perifer, Penyebab Nyeri Pada Kaki

Penulis: dr. Gadistya Novitri A.

 

Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah kondisi penyumbatan arteri yang membawa darah ke tungkai. PAP merupakan bagian dari penyakit aterosklerosis, yang disebabkan oleh penumpukan plak lemak di dinding pembuluh darah.

Umumnya penyakit arteri perifer menyumbat pembuluh darah di tungkai bawah sehingga aliran darah ke kaki berkurang. Namun dapat juga terjadi di organ tubuh lainnya, seperti lengan, panggul, bahkan di pembuluh darah ginjal.

Semakin bertambah usia, semakin tinggi risiko terjadinya penyakit arteri perifer. Adanya riwayat aterosklerosis di organ lain, misalnya riwayat penyakit jantung koroner atau riwayat stroke dapat meningkatkan risiko penyakit arteri perifer. Selain itu, kondisi seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, merokok, dan gaya hidup sedenter juga menjadi faktor risiko penting.

Kebanyakan pasien dengan penyakit arteri perifer tidak memiliki gejala apa-apa. Gejala yang mungkin timbul adalah nyeri kaki saat berjalan atau beraktivitas. Nyeri berupa keram otot dapat dirasakan di panggul, paha, atau betis. Nyeri pada kaki ini bisa jadi ringan dan segera hilang saat istirahat, sehingga banyak pasien yang mengabaikan gejala ini. Nyeri ini dinamakan klaudikasio intermiten.

Pada kondisi penyumbatan yang parah, gejala penyakit arteri perifer dapat menjadi lebih berat. Nyeri di kaki tidak berkurang dengan istirahat. Dapat muncul luka pada kaki yang tidak sembuh-sembuh atau menjadi luka hitam (gangren). Selain itu, kaki teraba dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Kuku-kuku kaki dan bulu kaki juga tidak dapat tumbuh normal.

Bila terdapat gejala-gejala penyakit arteri perifer, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit arteri perifer. Pemeriksaan paling sederhana adalah pemeriksaan tekanan darah di kedua kaki untuk melihat aliran darah. Pemeriksaan penunjang lainnya mencakup ultrasonografi pembuluh darah tungkai, MRI, dan CT-scan pembuluh darah.

Penyakit arteri perifer dapat ditangani dengan perubahan pola hidup, pemberian obat-obatan, dan tindakan operasi.. Terapi yang dapat diberikan diantaranya obat pengencer darah untuk mencegah sumbatan darah dan obat anti kolesterol. Kondisi penyulit seperti hipertensi dan diabetes melitus juga perlu ditangani untuk mencegah perburukan penyakit arteri perifer.

Pada beberapa pasien, perubahan gaya hidup dan obat-obatan tidak cukup untuk menangani penyakit arteri perifer. Untuk kondisi ini, dapat dilakukan operasi minimal invasif dengan cara pemasangan cincin di arteri yang tersumbat untuk membuka aliran darah kembali ke tungkai. Bila plak terdapat di sepanjang dinding arteri, dapat dilakukan operasi bypass.

Penumpukan plak yang menyebabkan penyakit arteri perifer dapat dicegah dengan menjaga kesehatan pembuluh darah. Kebiasaan merokok terbukti membuat pembuluh darah kehilangan kelenturannya, sehingga lebih rentan mengalami gangguan. Karena itu, berhenti merokok merupakan salah satu kunci pencegahan penyakit arteri perifer.

Pemilihan makanan sehat yang rendah lemak, rendah gula, dan tinggi serat juga dapat mencegah terbentuknya plak. Selain itu, aktivitas olahraga yang teratur dapat membantu menjaga kelancaran aliran darah.