Henti Jantung dan Penggunaan AED (Automated External Defibrillator)

Henti Jantung dan Penggunaan AED (Automated External Defibrillator)

Penulis: dr. Nalagafiar Puratmaja, BMedSc (Hons)

 

Henti jantung dapat menyerang siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Waktu memulai penyelamatan menjadi hal yang krusial bagi kelangsungan hidup penderita. Hal tersebut dapat diupayakan secara optimal dengan memberikan tatalaksana secara cepat dan tepat dimana dapat dilakukan oleh selain kalangan medis sekalipun. Saat ini mulai disediakan alat kejut jantung yang bersifat portabel di berbagai tempat umum yang dikenal dengan sebutan AED (automated external defibrillator). Pengenalan alat AED sangat penting demi memperbesar angka harapan hidup bagi seseorang yang mengalami henti jantung selain bantuan hidup dasar yang memang sebaiknya dikuasai masyarakat umum. Dengan demikian pasien akan lebih cepat tertangani karena semua orang dapat membantu dengan metode yang paling sesuai.

AED memiliki cara kerja sederhana yang bertujuan agar dapat digunakan oleh siapapun saat seorang penderita henti jantung mengalaminya. Demi menyelamatkan nyawa maka kita sebaiknya memahami beberapa langkah untuk mengatasi kondisi henti jantung dan penggunaan AED sebagai berikut:

Amankan diri dan lokasi. Disaat ada seseorang yang pingsan atau tidak sadarkan diri kita harus memastikan dalam keadaan aman untuk memeriksa dan memberikan bantuan. Setelahnya kita dapat meminta penolong lain untuk menelepon ambulans ataupun rumah sakit serta mencari dan mengambil alat AED untuk digunakan apabila diperlukan.

Selanjutnya kita dapat memeriksa dan memastikan pasien mengalami henti jantung ataupun henti napas dengan meraba denyut nadi pada leher dan melihat gerakan dinding dada ataupun mendengar suara napas tambahan yang tidak seharusnya ada (seperti bunyi grok-grok).

Apabila tidak teraba nadi ataupun napas spontan yang adekuat maka kita dapat memulai bantuan hidup dasar pada pasien dengan melakukan kompresi dada dan memberikan napas buatan sambil menunggu AED datang.

Pastikan tubuh pasien dalam kondisi kering, lepaskan pakaian serta benda lain yang menempel seperti kalung agar dinding dada dapat terekspos untuk kemudian memasang AED.

Setelah alat datang, nyalakan AED dan ikuti panduan yang diberikan oleh alat AED tersebut. Instruksi akan terdengar langkah demi langkah untuk memudahkan penolong.

Sesuai dengan panduan, kita dapat menempelkan dua lempeng elektroda pada dada pasien sesuai dengan posisi yang tampak yaitu di dada bagian kanan atas di atas puting dan di dekat bahu pasien serta yang kedua pada dada bagian kiri bawah sejajar dengan lipat ketiak.

Alat AED yang sudah terpasang dapat menentukan tindakan selanjutnya, hentikan resusitasi agar dapat mendapatkan analisa irama jantung segera dengan menekan tombol analyze/analisis.

Kejut listrik dapat diberikan ataupun tidak kepada pasien sesuai dengan hasil analisa irama. Apabila diberikan kejut listrik, maka kita tidak boleh bersentuhan dengan bagian tubuh pasien. Ikuti arahan selanjutnya dari alat tersebut setelah pemberian kejut listrik.

Analisa akan terus dilakukan sesuai dengan kondisi pasien, terus lakukan resusitasi sesuai siklus disaat bantuan belum datang dan penolong masih dalam kondisi yang aman untuk memberikan bantuan.

Saat bantuan medis datang, jelaskan kondisi yang dialami pasien dan bentuk bantuan yang telah diberikan.

Setiap orang berkesempatan untuk menyelamatkan kehidupan orang lain yang mengalami henti jantung apabila menguasai dan memahami langkah-langkah bantuan hidup dasar dan penggunaan AED tersebut. Penyediaan alat AED pun menjadi pekerjaan rumah bersama bagi stakeholder selain terus memberikan edukasi kepada masyarakat awam. Semoga kita dapat memberikan yang terbaik disaat diperlukan.