Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (Home Blood Pressure Monitoring)

Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (Home Blood Pressure Monitoring)

 

 Penulis: dr. Angela Bonita

 

            Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan salah satu faktor risiko berbagai penyakit seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Hipertensi terjadi jika tekanan darah sistolik ³140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ³90 mmHg. Diagnosis dan terapi hipertensi sebagian besar dilakukan berdasarkan pengukuran darah di klinik. Namun, hasil pengukuran tekanan darah di klinik dapat berbeda dengan di rumah. Misalnya pada hipertensi jas putih (white coat hypertension), hasil pengukuran tekanan darah di klinik tinggi, sedangkan hasil pengukuran terkanan darah di rumah normal.

            Salah satu cara pengukuran tekanan darah di luar klinik yaitu dengan pengukuran tekanan darah di rumah (home blood pressure monitoring atau HBPM). HBPM merupakan prosedur pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh pasien di rumah. HBPM memberikan informasi terkait tekanan darah pasien di luar klinik. Selain itu, pasien dapat lebih terlibat dalam pengukuran tekanan darahnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi hipertensi. Terdapat 2 cara pengukuran tekanan darah di luar klinik, yaitu dengan ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) dan home blood pressure monitoring (HBPM). Meskipun ABPM dapat menjadi standar diagnosis untuk hipertensi, namun HBPM lebih praktikal dan dapat diakses oleh semua pasien karena ketersediaan fasilitas ABPM masih terbatas.

            Manfaat dilakukannya HBPM antara lain untuk mengetahui lebih awal diagnosis hipertensi, mengetahui jika pengukuran tekanan darah di klinik dan di rumah berbeda (misalnya pada kasus white coat hypertension atau masked hypertension), menilai hasil dari terapi hipertensi, dan mengupayakan kontrol tekanan darah yang lebih baik. Bagaimana teknik melakukan pengukuran tekanan darah di rumah? Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain persiapan dan posisi, jadwal pengukuran, dan penggunaan alat yang sudah divalidasi untuk pengukuran tekanan darah. Direkomendasikan menggunakan alat pengukur tekanan darah otomatis dengan cuff di lengan atas, bukan di pergelangan tangan.

            Pada saat pengukuran, pasien dalam posisi duduk dengan tenang. Sebelum pengukuran, disarankan untuk tidak merokok, tidak minum kopi atau teh, dan tidak melakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit sebelum pengukuran. Pasien telah berkemih dan duduk tenang selama 5 menit sebelum mengukur tekanan darah. Posisi duduk bersandar di kursi dan lengan diletakkan di meja, kaki menapak di lantai dan tidak disilangkan. Pasien tidak berbicara selama pengukuran, dan disarankan tidak menggunakan pakaian yang berlengan tebal. Pengukuran tekanan darah perlu dilakukan setiap hari pada waktu yang sama, idealnya dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan selang waktu 1-2 menit. Hasil pengukuran tekanan darah perlu dicatat atau disimpan untuk memberikan informasi tentang tekanan darah dalam suatu periode waktu.

 

Referensi:

1.    Shimbo D, Artinian NT, Basile JN, Krakoff LR, Margolis KL, Raktoz MK, et al. Self-measured blood pressure monitoring at home: a joint policy statement from the American heart association and american medical association. 2020 [cited 20th Aug 2022]. Available from: https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIR.0000000000000803

2. Monitoring your blood pressure at home. 2017 [cited 20th Aug 2022]. Available from: https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/understanding-blood-pressure-readings/monitoring-your-blood-pressure-at-home

Sumber gambar: freepik.com