Penggunaan Obat Antikoagulan Pada Pasien Gangguan Irama Jantung

Penggunaan Obat Antikoagulan Pada Pasien Gangguan Irama Jantung

 

Penulis: Osty Histry Kapahang, S.Kep., Ners

 

Pada beberapa kasus jantung, penggunaan obat antikoagulan erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Pasien diharuskan untuk mengkonsumsi obat tersebut setiap hari dengan dosis yang telah ditentukan oleh dokter spesialis jantung. Obat antikoagulan tersebut diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang akan disesuaikan dengan target terapi yang diharapkan. Obat antikoagulan atau biasa disebut obat pengencer darah merupakan golongan obat yang berfungsi untuk menghambat proses pembekuan darah. Obat antikoagulan biasanya diberikan bagi pasien jantung dengan gangguan irama misalnya fibrilasi atrium.

Fibrilasi atrium adalah salah satu jenis gangguan irama dimana jantung berdenyut dengan cepat dan tidak beraturan. Jenis ini merupakan salah satu bentuk gangguan irama yang paling banyak diderita dan berdasarkan tren penyakit, semakin lama semakin meningkat dan diperkirakan oleh para dokter jantung akan semakin meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Penggunaan obat antikoagulan pada gangguan irama fibrilasi atrium bertujuan untuk mencegah terbentuknya emboli atau bekuan darah yang mudah terbentuk dan bisa menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah, sehingga akan menggangu proses distribusi darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.

Bayangkan saja bila suatu jalan terdapat blockade, apakah anda dapat lewat di jalan tersebut? Tentu saja tidak. Demikian juga dengan sistem aliran darah dalam pembuluh darah manusia. Apabila emboli yang terbentuk akibat gangguan pada katup atau gangguan pada irama jantung tersebut lepas dan menghambat aliran darah ke otak, hal itu akan menyebabkan pasien mengalami stroke. Pasien dengan gangguan irama fibrilasi atrium memiliki risiko 5 kali lebih tinggi untuk terkena stroke. Hal ini tentu saja akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Di lain sisi, pemberian obat pengencer darah dengan dosis yang tinggi juga akan meningkatkan resiko terjadinya perdarahan.

Perdarahan Gastrointestinal atau perdarahan saluran cerna merupakan komplikasi yang paling sering dan memiliki angka kejadian tertinggi. Tanda yang akan muncul yaitu feses menjadi merah atau menghitam seperti aspal. Selain itu, yang perlu diwaspadai juga pada penderita jantung yang mengkonsumsi obat pengencer darah yaitu urin berwarna kemerahan, gusi berdarah saat menyikat gigi serta menghindari terjadinya luka karena akan menyebabkan perdarahan yang sulit untuk dihentikan.

Untuk itu, derajat koagulasi akan diukur dengan parameter waktu protrombin yang dinyatakan dengan International Normalized Ratio (PT/INR). Pemeriksaan PT/INR adalah sebuah pemeriksaan laroratorium untuk membantu mendeteksi dan mendiagnosa sebuah gangguan perdarahan atau kelebihan bekuan darah, serta untuk mengukur efek suatu obat antikoagulan. Penggunaan obat pengencer darah yang benar membutuhkan pengawasan yang ketat. Bila sedang dalam perawatan di rumah sakit, tingkat koagulasi akan di ukur secara rutin 3 hari sekali untuk mencegah terjadinya perdarahan, dan untuk pasien rawat jalan biasanya akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk PT/INR setiap 1 kali sebulan sebelum kontrol ke dokter jantung agar bisa memonitor efek terapi dan menentukan dosis obat antikoagulan selanjutnya.

Pada beberapa penelitian yang dilakukan pada pasien yang rutin mengkonsumsi obat antikoagulan menunjukkan bahwa masih kurangnya ketaatan dalam mengkonsumsi obat secara benar akibat kurangnya pegetahuan dan pemahaman tentang kegunaan dan efek samping yang bisa saja muncul dalam penggunaan terapi ini. Pemberian edukasi yang tepat dan benar oleh tenaga kesehatan baik bagi penderita maupun keluarga yang mendampingi sangat perlu agar target terapi yang diharapkan dapat tercapai dan tidak ada efek samping yang merugikan. Penggunaan obat pengencer darah yang benar dan tepat dapat mencegah berbagai komplikasi lain yang dapat muncul terutama stroke pada penderita gangguan irama jantung.

Marilah menjadi bijak dalam penggunaan obat antikoagulan, kenali obatnya dan nikmati manfaatnya!

 

Referensi:

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, (2014). Pedoman Tata Laksana Fibrilasi Atrium, Edisi Pertama. Jakarta: Centra Communications.

Kim J., et al, (2011). Factors Affecting Medication Adherence and Anticoagulation Control in Korean Patients Taking Warfarin. Journal of Cardiovascular Nursing

Johnson M. P., (2013). Transitions of Care in Patients Receiving Oral Anticoagulants: General Principles, Procedures, and Impact of New Oral Anticoagulants. Journal of Cardiovascular Nursing, Wolters Kluwer Health, Lippincott Williams & Wilkins.

Chen Wen-Chi, et al, (2014). Gastrointestinal Hemorrhagic in Warfarin Anticoagulated Patients: Incidence, Risk Factor, Management, and Outcome. Hindawi Publishing Corporation, BioMed Research International

Lab Tests Online, (2020). Prothrombin Time and International Normalized Ratio (PT/INR). Diakses dari : https://labtestsonline.org/tests/prothrombin-time-and-international-normalized-ratio ptinr#:~:text=The%20international%20normalized%20ratio%20(INR)%20is%20a%20calculation%20based%20on,effectiveness%20of%20the%20anticoagulant%20warfarin.