Mitos dan Fakta tentang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Mitos dan Fakta tentang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

 

Penulis: dr. Benedictus Hanjaya Suwandi

 

Mitos: Saya masih muda, jadi saya tidak perlu khawatir akan terkena penyakit jantung.

Fakta: Pola hidup Anda saat ini akan memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular Anda di masa mendatang. Tahukah Anda bahwa aterosklerosis atau penumpukan plak pada pembuluh darah berlangsung sejak dekade kedua kehidupan dan dapat kemudian menyebabkan penyumbatan pembuluh darah? Seiring dengan obesitas, diabetes melitus tipe 2, dan faktor risiko lain yang menjadi semakin banyak pada usia muda, begitu pula kejadian penyakit jantung pada usia muda juga meningkat.

Mitos: Saya pasti tahu kalau sewaktu-waktu saya mempunyai tekanan darah yang tinggi, karena pasti ada gejalanya.

Fakta: Hipertensi atau tekanan darah tinggi terkenal dengan julukan “pembunuh diam-diam” karena biasanya Anda tidak mengetahui bila Anda mempunyai tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga jangan menunggu sampai tubuh Anda merasakan adanya suatu masalah. Diagnosis dan penanganan awal dari tekanan darah tinggi sangat penting karena darah tinggi merupakan faktor risiko untuk penyakit yang lebih serius seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan lainnya.

Mitos: Apabila saya mengalami serangan jantung, pasti saya tahu karena saya akan mengalami nyeri dada.

Fakta: Tidak selalu. Meskipun biasanya sering disertai nyeri dada atau rasa tidak nyaman pada dada, serangan jantung dapat juga hanya menyebabkan gejala ringan. Gejala tersebut meliputi sesak napas, mual, pusing berputar, dan nyeri atau rasa tidak nyaman pada lengan, rahang, leher, atau punggung. Meskipun Anda tidak yakin yang Anda rasakan adalah gejala serangan jantung, lebih baik untuk segera ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kondisi Anda.

Mitos: Nyeri pada tungkai saya hanya masalah usia, tidak ada hubungannya dengan jantung saya.

Fakta: Nyeri pada tungkai yang dirasakan pada otot-otot tungkai mungkin merupakan tanda dari suatu kondisi yang dinamakan penyakit arteri perifer. Kondisi tersebut disebabkan karena adanya pembuluh darah arteri yang terhambat pada tungkai dan menyebabkan penumpukan plak. Terdapat peningkatan risiko serangan jantung atau stroke pada pasien dengan penyakit arteri perifer.

Mitos: Saya sebaiknya menghindari berolah raga setelah mengalami serangan jantung.

Fakta: Salah! Sesegera mungkin, usahakan untuk bergerak sesuai dengan anjuran dokter. Penelitian membuktikan bahwa penyintas serangan jantung yang rutin berolah raga dan menerapkan perubahan gaya hidup mengalami peningkatan angka harapan hidup. American Heart Association merekomendasikan aktivitas fisik dengan intensitas sedang 150 menit per minggu untuk kesehatan jantung.

Mitos: Serangan jantung dan henti jantung adalah hal yang sama.

Fakta: Serangan jantung berbeda dengan henti jantung. Serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah koroner Anda terhambat, sehingga otot jantung tidak bisa mendapatkan supply darah dan oksigen yang menyebabkan otot jantung tersebut mati apabila tidak ditangani segera. Sedangkan, henti jantung adalah kejadian dimana jantung seseorang berhenti memompa darah ke seluruh tubuh dan orang tersebut tidak bernapas secara normal. Orang yang mengalami henti jantung akan tidak sadarkan diri dan Anda harus segera melakukan bantuan hidup dasar. Keduanya adalah kegawatdaruratan sehingga Anda harus segera mencari pertolongan.

Mitos: Wanita lebih jarang untuk mengalami serangan jantung sehingga tidak perlu terlalu khawatir.

Fakta: Pada usia muda, angka kejadian serangan jantung pada wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Namun, seiring dengan bertambahnya usia terlebih saat menuju menopause, wanita akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan risiko untuk mengalami serangan jantung meningkat menjadi sama dengan pria. Sehingga, penting bagi para wanita untuk senantiasa menjalankan pola hidup sehat.

Mitos: Apabila sudah merokok, berhenti merokok tidak akan memperbaiki risiko penyakit jantung

Fakta: Dibandingkan dengan orang yang tetap merokok, berhenti merokok dalam 5 tahun terakhir dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebanyak 39%. Namun, dibandingkan dengan tidak pernah merokok sama sekali, orang yang pernah merokok namun sudah berhenti, masih memiliki risiko lebih tinggi (1,25 kali lipat) untuk mengalami penyakit jantung.

 

Referensi:

American Heart Association. Top 10 Myths About Cardiovascular Disease [Internet]. 2015 Jul 31 [cited 2022 Apr 26]. Available at: https://www.heart.org/en/health-topics/consumer-healthcare/what-is-cardiovascular-disease/top-10-myths-about-cardiovascular-disease

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 10 Mitos Penyakit Jantung [Internet]. 2017 Jan 03 [cited 2022 Apr 26]. Available at: http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/10-mitos-penyakit-jantung

Duncan MS, Freiburg MS, Greevy RA, et al. Association of Smoking Cessation With Subsequent Risk of Cardiovascular Disease. JAMA: 2019;322(7), pp. 642-50. Available at: https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2748507