Mengonsumsi Kopi Secara Rutin: Bagaimana Dampaknya Pada Kesehatan Jantung?

Mengonsumsi Kopi Secara Rutin: Bagaimana Dampaknya Pada Kesehatan Jantung?

Penulis: dr. Mohamed Amshar

 

Mengonsumsi kopi merupakan suatu kebiasaan rutin yang dimiliki oleh sebagian besar orang, mulai dari mengonsumsi sesekali, sampai menjadi suatu kebiasaan hidup yang sulit untuk dilepaskan. Hal tersebut dikarenakan adanya efek ‘positif’ yang ditimbulkan kopi pada tubuh, yang disebabkan oleh kandungan kafein pada kopi. Kafein dalam dosis rendah sampai sedang (50-300 mg) menimbulkan efek berupa meningkatkan kewaspadaan, energi, konsentrasi, dan menurunkan rasa kantuk. Efek tersebut dapat memperbaiki mood dan tentunya meningkatkan produktivitas ditengah kesibukan sehari-hari. Namun, kafein dalam dosis tinggi dapat menyebabkan ansietas, kegelisahan, maupun insomnia. Lalu, bagaimanakah dampak konsumsi kopi pada kesehatan jantung, apakah sehat atau justru dapat berbahaya untuk jantung?

Beberapa studi sebelumnya menduga bahwa konsumsi kopi dihubungkan dengan permasalahan kesehatan. Namun, studi-studi terbaru telah menunjukkan bukti kuat bahwa konsumsi kopi memiliki banyak dampak positif pada kesehatan. Frank Hu, Kepala Departemen Nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, menyatakan bahwa untuk sebagian besar orang, konsumsi kopi dalam jumlah sedang (2-5 cangkir per hari) dapat diintegrasikan ke dalam diet sehat karena memiliki hubungan dengan penurunan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2), hipertensi, obesitas, penyakit jantung, kanker liver, kanker endometrium, penyakit Parkinson, maupun depresi. Hu juga menyatakan bahwa mengonsumsi kopi dalam jumlah sedang juga dapat menurunkan risiko terjadinya kematian dini.

Secara spesifik, kesehatan jantung seperti apakah yang dapat dipengaruhi oleh konsumsi kopi? Hal tersebut terjawab oleh hasil beberapa penelitian penelitian terbaru yang sudah dilakukan. Salah satunya adalah penelitian di Baker Heart and Research Institute di Melbourne, Australia yang melibatkan 382.535 orang yang tidak memiliki penyakit jantung sebelumnya. Penelitian tersebut membuktikan bahwa konsumsi kopi dalam bentuk kopi bubuk, kopi instan, maupun kopi tanpa kafein (kopi decaf), terutama 2-3 cangkir per hari, secara konsisten dihubungkan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner, gagal jantung, maupun kematian. Selain itu, kopi instan dan kopi bubuk (namun tidak untuk kopi decaf) dapat menurunkan risiko terjadinya aritmia (detak jantung abnormal) secara signifikan. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi kopi tidak perlu untuk menghentikan konsumsi kopi jika seandainya mengalami penyakit jantung sewaktu-waktu, kecuali mereka merasakan adanya perburukan gejala yang ditimbulkan pasca mengonsumsi kopi. Peneliti tersebut tidak menyarankan seseorang dengan penyakit jantung yang sebelumnya tidak mengonsumsi kopi untuk memulai mengonsumsi kopi, namun jika orang tersebut memiliki penyakit jantung dan sudah memilliki kebiasaan mengonsumsi kopi, maka orang tersebut tetap boleh dan tidak perlu khawatir untuk tetap mengonsumsi kopi, karena kopi bersifat aman untuk pengidap penyakit jantung, dan diduga memiliki efek protektif terhadap kesehatan jantung.

Studi selanjutnya juga dilakukan di institusi yang sama dengan melibatkan 34.279 orang yang sudah memiliki penyakit jantung sebelumnya untuk membuktikan apakah konsumsi kopi aman atau justru dapat memperberat kondisi orang orang tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumsi kopi rutin sebanyak 2-3 cangkir per hari dihubungkan dengan risiko kematian yang lebih rendah dibanding tidak mengonsumsi kopi. Meskipun kopi dapat meningkatkan detak jantung, konsumsi kopi tidak berhubungan dengan kejadian fibrilasi atrium, suatu kondisi yang sangat dikhawatirkan oleh banyak klinisi dapat terjadi pada pasien penyakit jantung yang mengonsumsi kopi. Pada pasien-pasien dengan aritmia, pasien yang mengonsumsi kopi juga terbukti memiliki risiko kematian yang lebih rendah. Salah satu contohnya adalah pasien fibrilasi atrium yang mengonsumsi kopi memiliki 20% risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi kopi.

Studi selanjutnya meneliti tentang efek jenis kopi yang dikonsumsi (kopi instan/kopi bubuk/kopi decaf) dan dampaknya terhadap penyakit kardiovaskular. Studi tersebut kembali membuktikan bahwa konsumsi kopi bubuk atau kopi instan sebanyak 2-3 cangkir dapat menurunkan risiko aritmia, sumbatan pembuluh darah jantung, stroke, maupun gagal jantung. Kemudian, seluruh jenis kopi dapat menurunkan risiko terjadinya kematian. Kopi decaf terbukti tidak memiliki dampak terhadap aritmia, namun dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular lainnya, kecuali gagal jantung. Sehingga, peneliti lebih menyarankan konsumsi kopi yang mengandung kafein dibandingkan kopi decaf untuk kesehatan jantung.

Studi lainnya juga ada yang meneliti tentang hubungan konsumsi kopi dengan risiko kejadian gagal jantung. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa konsumsi kopi yang lebih tinggi dihubungkan dengan risiko gagal jantung yang lebih rendah.

Lalu, bagaimana kopi dapat memberikan manfaat pada jantung? Seringkali, orang orang menghubungkan dampak positif dari kopi dengan kandungan zat kafein. Namun, sebetulnya biji kopi terdiri dari lebih dari 100 senyawa aktif biologis yang dapat menurunkan stres oksidatif dan inflamasi, meningkatkan sensitivitas insulin, meningkatkan metabolisme, menurunkan penyerapan lemak dari usus, regenerasi sel di dinding pembuluh darah, dan memblokir reseptor reseptor yang dikaitkan dengan aritmia. Kopi juga terbukti dapat meningkatkan kandungan glutation dalam darah, yang merupakan suatu zat antioksidan dengan potensi yang sangat kuat.

Namun, sebuah studi yang dilakukan di Jepang yang melibatkan 18609 partisipan membuktikan dampak kopi yang kontradiktif dari studi-studi sebelumnya. Studi tersebut mnunjukkan bahwa konsumsi kopi berat dihubungkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi akibat penyakit kardiovaskular pada populasi dengan hipertensi dengan tekanan darah 160/100 mmHg keatas, namun tidak pada populasi dengan hipertensi dengan tekanan darah dibawah 160/100 mmHg atau populasi tanpa hipertensi.

Dari berbagai studi di atas, dapat disimpulkan bahwa konsumsi kopi memiliki efek yang baik untuk kesehatan jantung, baik untuk orang-orang yang sehat tanpa penyakit jantung atau orang-orang dengan penyakit jantung, terkecuali hipertensi berat. Jenis kopi yang terbukti baik untuk dikonsumsi adalah kopi bubuk dan kopi instan yang mengandung kafein, namun tentunya dengan kandungan gula/krim yang minimal karena kandungan gula yang tinggi.

1.  Harvard T.H. Chan School of Public Health. Coffee [Internet]. No date; cited 2023 Jan 15. Available from: https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/food-features/coffee/.

2.    Harvard T.H. Chan School of Public Health. Is coffee good or bad for your health [Internet]. No date; cited 2023 Jan 15. Available from: https://www.hsph.harvard.edu/news/hsph-in-the-news/is-coffee-good-or-bad-for-your-health/.

3.    Brincat C. 2-3 cups of coffee daily linked to longevity, lower risk of cardiovascular disease [Internet]. No date; cited 2023 Jan 15. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/coffee-drinking-linked-to-longevity-lower-risk-of-cardiovascular-disease#Coffee-and-cardiovascular-disease.

4.    Stevens LM, Linstead E, Hall JL, Kao DP. Association between coffee intake and incident heart failure risk. Circ Heart Failure. 2021;14(2).

5.  Siasos G, Tousoulis D, Stefanadis C. Effects of habitual coffee consumption on vascular function. JACC. 2014;63(6):606-7.

6.    Teramoto M, Yamagishi K, Muraki I, Tamakoshi A, Iso H. Coffee and green tea consumption and cardiovascular disease mortality among people with and without hypertension. JAHA. 2022.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/top-view-cup-coffee-with-roasted-beans_6667473.htm#query=coffee&position=15&from_view=search&track=sph