Mengenal Tromboangiitis Obliterans : Karena Rokok Bisa Amputasi ?

Mengenal Tromboangiitis Obliterans : Karena Rokok Bisa Amputasi ?

 

 

Penulis : dr. Giovano Fanheis Devara Pattiasina 

 

Buerger disease/Tromboangiitis Obliterans (TAO) adalah penyakit inflamasi oklusif pada pembuluh darah yang sering mengenai bagian ekstremitas. Hingga saat ini penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun sangat sering dikaitkan dengan perokok. Tromboangiitis Obliterans pertama kali diperkenalkan oleh Von Winiwarter pada tahun 1879, namun dipopulerkan oleh Leo Buerger pada tahun 1908. Kejadian TAO sering muncul pada populasi dewasa muda usia 20-45 tahun, dan secara gender lebih banyak terjadi pada laki-laki. Di Amerika Serikat, insidensi kejadian TAO adalah 12,6 per 100.000 per tahunnya. Prevalensi terbanyak saat ini adalah di Timur Tengah dan Timur Jauh seperti Korea dan Jepang.1,2 Saat ini walaupun kasus TAO seluruh  dunia menurun, karena menurunnya kebiasaan merokok di dunia, namun di Indonesia yang perilaku merokoknya sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan akan munculnya banyak kasus penyakit ini. 

Seperti yang telah dikatakan diatas, bahwa (TAO) diasosiasikan dengan perokok, dimana mekanismenya adalah kerusakan pembuluh darah berupa penyempitan karena adanya jaringan parut/fibrosis akibat respon imun tubuh terhadap nikotin dan bahan-bahan kimia lain yang terdapat pada rokok. Akibat adanya jaringan parut ini kemudian akan membuat ukuran pembuluh darah semakin mengecil sehingga kemudian mengurangi aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi lain untuk kehidupan sel. Apabila kondisi ini terus berlanjut maka akan menyebabkan kematian sel yang berujung pada pembusukan organ, sehingga organ tesebut sehingga tidak menutup kemungkinan harus diamputasi.13 Dimana risiko amputasi berkisar 25% setelah 5 tahun sejak awal didiagnosa dengan TAO dan 38% setelah 10 tahun sejak awal terdiagnosis dengan TAO, sehingga penyakit ini banyak muncul pada populasi pria dengan kisaran usia 35-50 tahun.1

Pasien yang mengalami penyakit ini akan mengalami gejala seperti rasa lelah, nyeri dan kram pada anggota gerak yang kadang disalahartikan sebagai masalah pada sendi atau masalah otot. Gejala -gejala ini pun dapat terjadi bahkan ketika sedang beristirahat. Pada beberapa kasus akan muncul gejala perubahan warna kulit yang menjadi lebih pucat yang disebut sebagai Raynaud’s Phenomenon.2

TAO merupakan penyakit yang sangat klinis, sehingga diperlukan anamnesis/wawancara medis yang baik dan menyeluruh, terkait riwayat penyakit,sampai pada riwayat kebiasaan seorang pasien. Tidak ada pemeriksaan penunjang yang spesifik untuk mendiagnosis TAO sehingga akan cukup sulit untuk mendiagnosis penyakit ini pada awal munculnya. Pemeriksaan penunjang yang dapat diandalkan adalah arteriography atau angiography. Sebagai pencegahan pertama, alangkah baiknya kita menghindari rokok, dengan demikian kita sudah menghilangkan salah satu faktor terbesar terjadinya suatu penyakit Tromboangitiis Obliterans. Apabila terjadi gejala seperti nyeri dan pegal pada anggota gerak, bahkan ada perubahan warna pada kulit, terutama pada anggota gerak, maka segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan tatalaksana terbaik dan terhindar dari komplikasi yang lebih berat.

 

Daftar Pustaka

1.        Sun X lei, Law BYK, de Seabra Rodrigues Dias IR, Mok SWF, He Y zheng, Wong VKW. Pathogenesis of thromboangiitis obliterans: Gene polymorphism and immunoregulation of human vascular endothelial cells. Atherosclerosis [Internet]. 2017;265:258–65. Available from: https://doi.org/10.1016/j.atherosclerosis.2017.08.009

2.        Seebald J, Gritters L. Thromboangiitis obliterans (Buerger disease). Radiol Case Reports [Internet]. 2015;10(3):9–11. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.radcr.2015.06.003

3.        Małecki R, Zdrojowy K, Adamiec R. Thromboangiitis obliterans in the 21st century-A new face of disease. Atherosclerosis. 2009;206(2):328–34.