Mengenal Sindroma Kardiorenal
Penulis: dr. Aditya Angela Adam, M.Biomed
Jantung dan ginjal adalah 2 organ tubuh yang saling berinteraksi satu sama lain. Bila terjadi masalah pada salah satu organ, dapat memberikan efek negatif pada organ lainnya. Kondisi ini disebut sebagai sindroma kardiorenal. Sindroma kardiorenal didefinisikan sebagai masalah akut maupun kronik dari jantung atau ginjal yang dapat menyebabkan masalah akut atau kronis pada organ lainnya.1
Kondisi yang bisa meningkatkan risiko terkena sindroma kardiorenal adalah hipertensi, penyakit jantung koroner, dan anemia. Interaksi antara jantung dan ginjal sebenarnya adalah mekanisme kompensasi untuk mempertahankan keseimbangan fungsi tubuh. Namun bila berlangsung dalam jangka waktu panjang, mekanisme kompensasi ini menjadi terganggu dan menyebabkan perburukan fungsi organ.2
Terdapat lima tipe dari sindroma kardiorenal. Sindroma kardiorenal tipe 1 adalah kondisi dekompensasi akut jantung yang memicu penurunan fungsi ginjal. Sindroma kardiorenal tipe 2 adalah penurunan fungsi ginjal kronis akibat penurunan fungsi jantung kronis. Sindroma kardiorenal tipe 3 adalah penurunan akut fungsi ginjal yang menyebabkan penurunan akut fungsi jantung. Sindroma kardiorenal tipe 4 adalah penurunan kronis fungsi ginjal yang menyebabkan penurunan kronis fungsi jantung. Sindroma kardiorenal tipe 5 adalah penyakit sistemik yang menyebabkan disfungsi ginjal dan jantung secara bersamaan. Diantara kelima tipe ini, yang paling sering terjadi adalah tipe 1 dengan prevalensi sebesar 50%.3
Pengobatan penyakit sindroma kardiorenal ditujukan untuk mengatasi penyebab utama dan memperbaiki komplikasi. Hal ini menekankan pentingnya diagnosis dini dan penentuan tipe sindroma kardiorenal. Karena sulitnya penanganan kondisi ini, diperlukan pula kejelian untuk pencegahan pasien jatuh pada kondisi sindroma kardiorenal. Tenaga medis untuk menggunakanan pendekatan tim interprofessional, di antaranya dokter spesialis jantung dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan nefrologi, perawat, farmasis yang saling bekerja sama untuk mencapai tatalaksana optimal pasien. Perawat berperan penting dalam melakukan monitoring berat badan pasien dan memastikan pasien patuh pada pengobatan, diet dan aktivitas fisik yang dianjurkan dokter. Farmasis berperan penting dalam koordinasi dengan dokter terkait pengobatan yang sudah dikonsumsi pasien maupun ketidakpatuhan pada pengobatan yang menyebabkan penurunan kondisi pasien.4
Prothasis M, Varma A, Gaidhane S, et al. Prevalence, types, risk factors, and outcomes of cardiorenal syndrome in a rural population of central India: A cross-sectional study. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2020;9(8):4127. doi. 10.4103/jfmpc.jfmpc_533_20. Published August, 2020.
Kousa O, Mullane R, Aboeata A. Cardiorenal Syndrome. [Updated 2021 Jul 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542305/
Ronco C, Haapio M, House AA, et al. Cardiorenal Syndrome. J Am Coll Cardiol 2008;52:1527–39.
Uduman J. Epidemiology of Cardiorenal Syndrome. Advanced Chronic Kidney Dis 2018; 25(5): 391-399.
Sumber gambar: Sergey Nivens/Shutterstock.com; ©Crystal Light/Shutterstock.com