Mengenal Lebih Dekat dengan Gejala Jantung Berdebar
Penulis: dr. Rido Maulana
Jantung berdebar adalah merupakan hal yang bisa terjadi kepada siapa saja dan jika hal ini terjadi akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada dada. Jantung berdebar sendiri merupakan sebuah sensasi detak jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya, tidak beraturan, atau berdetak lebih cepat saat beristirahat. Secara normal jantung berdetak dengan frekuensi 60-100 kali per menit dan jika detak jantung meningkat diatas 100x per menit akan disebut dengan istilah Takikardia dan hal ini yang akan menyebabkan rasa berdebar-debar.
Walaupun biasanya palpitasi disebabkan oleh hal yang tidak berbahaya (benign), kita tetap harus mewaspadai penyebab lain yang dapat mengancam nyawa. Pada satu studi melaporkan penyebab palpitasi adalah sebanyak 43% berasal dari penyakit jantung (cardiac etiology), 31% berasal dari penyebab psikiatrik (psychiatric etiology), dan sekitar 10% ditemukan berasal dari penyebab-penyebab lain seperti medikasi, tirotoksikosis, konsumsi kafein, anemia, amphetamine dan mastocytosis.
Penyebab dari penyakit jantung (cardiac etiology) adalah penyebab yang paling mempunyai risiko serius. Penyebab-penyebab tersebut contohnya adalah akibat timbulnya irama jantung yang tidak normal seperti premature ventricular contraction, ventricular tachycardia, ventricular fibrillation, atrial fibrillation, atrial flutter, dan penyakit jantung struktural (penyakit jantung bawaan, aneurisma aorta dan gagal jantung akut). Selain itu palpitasi juga dapat terjadi saat melakukan olahraga (exercise) atau saat kita mengalami stres emosional. Hal ini dikarenakan aktivitas-aktivitas tersebut meningkatkan kadar katekolamin di dalam tubuh kita. Penyebab lain seperti depresi, gangguan cemas, panic attack dan somatisasi menurut para psikater juga dapat menyebabkan terjadinya palpitasi. Sebanyak 67% pasien yang terdiagnosa dengan penyakit jiwa mempunyai gejala palpitasi.
Dari sisi metabolik palpitasi juga dapat muncul pada kondisi kondisi-kondisi seperti hipoglikemia, hipertiroid, hiperkalemia, hipokalemia, hypermagnesemia, hypomagnesemia dan pheochromocytoma. Penyebab lain dari palpitasi yaitu dari sisi medikasi seperti penghentian obat beta bloker secara tiba-tiba, penggunaan obat-obatan antikolinergik dan vasodilator. Selain itu, konsumsi kafein secara berlebihan dan makanan dengan tinggi karbohidrat dan lemak juga dapat menimbulkan palpitasi. Jika Anda mengalami palpitasi secara tiba-tiba sebaiknya segera ke dokter untuk mengetahui penyebab yang mendasari dari gejala berdebar-debar tersebut. Namun ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai upaya pencegahan dari palpitasi diantaranya adalah melatih pernafasan dengan berolahraga aerobik, meditasi, yoga, konsumsi air putih yang cukup, hindari pemicu terjadinya palpitasi seperti konsumsi kafein, soda, dan jangan merokok. Namun jika gejala-gejala tersebut tidak mereda sebaiknya segera diperiksakkan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Referensi:
Goyal, A, et.Al. 2021. Palpitations. University of Connecticut (pubmed.gov)