Mengenal Hipertensi pada Kehamilan
Penulis: dr. Virandra B. Kusmanto
Di seluruh dunia, hipertensi adalah masalah yang cukup umum ditemukan dengan angka yang tidak sedikit terdapat pada wanita yang sedang hamil. Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa hipertensi terdapat pada 1 dari 12 sampai 17 kehamilan pada wanita usia 20 hingga 44 tahun. Tekanan darah yang tinggi pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko kesehatan pada ibu dan janin. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kewaspadaan terhadap hipertensi pada kehamilan agar dapat dilakukan pencegahan dan tatalaksana yang memadai.
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi diatas normal. Batas normal tekanan darah adalah ≤120/80 mmHg. Berdasarkan nilainya hipertensi terbagi menjadi 3, yaitu tekanan darah 120-129/80 dianggap sebagai peningkatan tekanan darah, 130-139/80-90 sebagai hipertensi derajat 1, dan >140/>90 sebagai hipertensi derajat 2. Penegakan diagnosis seseorang memiliki hipertensi pada kondisi hamil adalah apabila terdapat nilai pengukuran tekanan darah tinggi dalam dua atau lebih pemeriksaan, yang dilakukan berjarak minimal 4 jam, dengan kondisi pasien dalam keadaan beristirahat (tenang). Hal ini berlaku karena tekanan darah dapat berubah secara dinamis mengikuti kondisi tubuh, sehingga kondisi seperti stres dan kelelahan juga dapat mempengaruhi ketepatan pengukuran.
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil dikategorikan menjadi 4 tipe yang sesuai dengan waktu munculnya hipertensi dan juga derajat keparahan kondisi, yaitu:
Hipertensi gestasional: hipertensi yang baru terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya, juga tanpa adanya protein dalam urin atau gangguan ginjal dan jantung lainnya. Umumnya hipertensi gestasional kembali menjadi tekanan darah normal ketika kehamilan selesai, namun wanita dengan hipertensi gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk selanjutnya menjadi hipertensi kronis.
Hipertensi kronis: hipertensi yang sudah muncul sejak sebelum usia kehamilan 20 minggu. Wanita dengan hipertensi kronis telah menjadi hipertensi sebelum kehamilan dimulai, sehingga diperkirakan penyebab utama hipertensi bukan berkaitan dengan kehamilan. Tetapi seringkali sulit untuk menentukan hipertensi kronis karena tidak adanya gejala pada penderita sehingga kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki hipertensi.
Preeklampsia: kondisi dimana seorang wanita hamil memiliki hipertensi setelah usia kehamilan 20 minggu disertai dengan tanda kerusakan organ tubuh, seperti adanya protein dalam urin yang menandakan kerusakan ginjal, ataupun kerusakan lain pada darah, liver, dan otak. Preeklampsia juga dapat terjadi pada wanita dengan hipertensi kronis, yang disebut sebagai superimposed preeclampsia. Tanda-tanda dari preeklampsia memberat yang dapat dirasakan termasuk nyeri kepala, gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur, sensitif terhadap cahaya, atau kebutaan, nyeri pada perut bagian atas, mual muntah, penurunan jumlah urin, dan sesak napas. Kondisi preeklampsia tidak terkontrol yang makin memburuk dapat menyebabkan kejang pada ibu, yang disebut sebagai eklampsia. Eklampsia adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang perlu ditangani secepatnya.
Preeklampsia adalah kondisi yang perlu diwaspadai selama kehamilan. Risiko terjadinya preeklampsia meningkat pada kondisi kehamilan pertama, riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya dan pada keluarga, riwayat tekanan darah tinggi kronis, kehamilan lebih dari satu janin (kembar), memiliki riwayat diabetes mellitus, memiliki riwayat kadar trombosit darah rendah, kehamilan dengan fertilisasi in vitro (bayi tabung), wanita obesitas, memiliki penyakit lupus, dan pada wanita usia terlalu muda atau lebih tua dari 35 tahun. Pada kondisi preeklampsia yang berat, terdapat kemungkinan untuk dilakukan persalinan dengan operasi sectio cesarea untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Mengapa tekanan darah tinggi dapat menyebabkan masalah pada ibu dan janin? Tekanan darah ibu yang tinggi dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke plasenta sehingga janin kekurangan asupan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan, menyebabkan janin tidak dapat tumbuh dengan baik, dan risiko komplikasi pada janin menjadi tinggi. Hal ini dapat menyebabkan bobot janin yang terlalu kecil ataupun kelahiran prematur sebelum usia kehamilan seharusnya. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan abrupsi atau pelepasan plasenta dari rahim yang terlalu awal sehingga menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi nyawa ibu dan janin. Kondisi hipertensi pada kehamilan juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular bagi ibu di masa depan.
Lalu apa yang bisa dilakukan? Nah, sebelum hamil sebaiknya perlu diketahui apakah ada tekanan darah tinggi ataupun penyakit lain pada ibu. Jaga kesehatan tubuh dengan teratur berolahraga dan konsumsi makanan sehat agar terhindar dari hipertensi. Ketika sudah hamil, maka diperlukan kontrol prenatal rutin kepada tenaga medis sejak dini. Ketahui nilai tekanan darah, dan pantau ada tidaknya perubahan tekanan darah secara rutin. Konsultasikan kepada dokter anda apabila terdapat kelainan yang perlu untuk ditindaklanjuti dengan terapi obat-obatan. Metode persalinan pada pasien dengan tekanan darah tinggi juga harus dikonsultasikan dengan dokter spesialis kandungan masing-masing pasien, sesuai dengan kondisinya. Pengawasan tekanan darah juga tetap terus dilakukan setelah persalinan untuk mewaspadai adanya preeklampsia yang mungkin muncul setelah kelahiran janin.
Mari kita pantau tekanan darah kita agar dapat dihindarkan dari hipertensi, ataupun jika sudah terjadi hipertensi maka dapat tertatalaksana dengan baik.
Referensi:
Braunthal S, Brateanu A. Hypertension in pregnancy: Pathophysiology and treatment. SAGE Open Med. 2019 Apr 10;7:2050312119843700. doi: 10.1177/2050312119843700. PMID: 31007914; PMCID: PMC6458675.
Centers for Disease Control and Prevention. Data on selected pregnancy complications in the United States. Accessed May 22, 2019.
Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casey DE Jr., Collins KJ, Dennison Himmelfarb C, et al. 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCNA guideline for the prevention, detection, evaluation, and management of high blood pressure in adults: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelinesexternal icon. 2017;71(6):e13–115.
Ying, W, Catov, JM, Ouyang P. Hypertensive Disorders of Pregnancy and Future Maternal Cardiovascular Risk. Journal of the American Heart Association. 2018;7:e009382.