Mengenal Bedah Pintas Arteri Koroner

Mengenal Bedah Pintas Arteri Koroner

 

Penulis: dr. Alan Seikka

Siapa yang tidak takut mendengar kata-kata “bedah jantung”? Tentunya membayangkan tindakan operasi yang membelah dada kita akan menimbulkan rasa takut. Akan tetapi rasa takut ini didasari oleh kurangnya informasi serta pemahaman mengenai apa yang dilakukan pada sebuah tindakan bedah jantung. Pada umumnya, pembedahan jantung mencakupi berbagai variasi tindakan operasi pada jantung yang mengalami kelainan, antara lain mengganti katup jantung, menutup kebocoran sekat jantung, atau bahkan mengobati kelainan irama jantung. Akan tetapi pembahasan kita hari ini akan berfokus pada tindakan yang paling sering dilakukan pada pasien dewasa, yaitu Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK).

BPAK, yang sering juga dikenal dengan istilah “operasi bypass”,merupakan penanganan bedah pada kasus sumbatan pembuluh darah koroner, dimana dokter bedah membuat jalan pintas, atau “bypass”, melewati sumbatan tersebut dengan menggunakan pembuluh darah yang diambil dari dinding dada, lengan, atau kaki. Dengan adanya pembuluh darah tersebut, maka darah akan dapat kembali mengalir lancar dan menyuplai oksigen dan nutrisi ke otot-otot jantung.

Tindakan BPAK sendiri dapat dilakukan dengan berbagai teknik, yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri. Yang paling sering dilakukan adalah BPAK konvensional atau juga sering dikenal sebagai teknik “on pump”. Disebut “on pump” karena metode ini memerlukan pemakaian mesin pintas jantung paru atau Cardio-Pulmonary Bypass (CPB), yang bertugas mengambil alih fungsi jantung dalam “memompa” darah selama operasi berlangsung. Pada metode konvensional ini, jantung benar-benar dihentikan dan dikosongkan dari darah, sehingga memudahkan dokter bedah dalam melihat serta melakukan penyambungan pembuluh darah pintas ke pembuluh darah jantung. Akan tetapi, metode memiliki kekurangan, yaitu risiko terjadinya reaksi inflamasi akibat kontak darah dengan benda asing yang merupakan komponen dari mesin pintas jantung paru tersebut, yang nantinya dapat menimbulkan komplikasi pasca operasi antara lain gangguan irama jantung, gangguan kesimbangan elektrolit, gangguan pembekuan darah, atau reaksi sepsis menyeluruh.

Teknik lain yang juga dipakai oleh dokter bedah jantung adalah teknik tanpa menggunakan mesin pintas jantung paru. Dikenal dengan nama “off pump” atau lebih lengkapnya Off-Pump Coronary Artery Bypass (OPCAB), teknik BPAK ini dipilih karena dapat mengurangi insiden komplikasi pasca operasi yang disebabkan oleh penggunaan mesin pintas jantung paru, seperti yang telah disebutkan diatas. Pada metode ini, jantung tetap dibiarkan berdetak selama operasi dengan hanya menstabilkan area-area tertentu yang sedang dikerjakan oleh dokter bedah dengan menggunakan alat-alat khusus. Kekurangan dari metode ini adalah karena dilakukan pada kondisi jantung yang masih berdetak, dibutuhkan tingkat ketrampilan yang tinggi untuk mengerjakannya, sehingga teknik ini tidak dipraktikan seluas teknik konvensional.

Apabila pembuluh darah jantung yang tersumbat hanya pembuluh darah jantung yang terletak di kiri depan, yang dikenal dengan istilah left anterior descending (LAD), maka dokter bedah jantung dapat menyarankan operasi Minimally Invasive Direct Coronary Artery Bypass (MIDCAB). Tindakan pembedahan ini sangat menguntungkan bagi pasien, karena lapangan operasi tidak perlu diakses dengan membelah tulang dada, melainkan melalui luka sayatan sekecil lima sentimeter di sela iga, di bawah putting susu. Dengan luka yang kecil tersebut, masa pemulihan pasca operasi akan lebih singkat, serta perawatan luka pun akan lebih minimal. Luka bekas operasi pun akan lebih tidak terlihat. Tetapi operasi ini sangat selektif, karena hanya bisa dilakukan untuk mengobati sumbatan pada satu pembuluh darah jantung saja. Selain itu, dengan luka sayatan yang kecil, lapangan operasi pun menjadi sangat sempit, sehingga dibutuhkan ketrampilan khusus untuk dapat mengerjakan metode ini.

Melihat beberapa metode diatas, pasien yang disarankan untuk dilakukan tindakan BPAK tidak perlu lagi merasa takut mendengar kata-kata “bedah jantung”. Ada beberapa alternatif yang dapat dieksplorasi bersama dengan dokter bedah jantung sebelum menentukan tindakan yang paling tepat dan aman. Gunakan waktu konsultasi bersama dokter bedah untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai keuntungan serta kerugian masing-masing teknik BPAK. Semoga informasi yang telah disampaikan diatas dapat membantu mengurangi jumlah pasien yang menolak alternatif bedah sebagai solusi dari penanganan penyakit jantung koroner.

 

REFERENSI

Harris R. Coronary artery bypass grafting. Ann Cardiothorac Surg. 2013;2(4):579. doi:10.3978/j.issn.2225-319X.2013.07.05

Cohn LH, Adams DH. Cardiac Surgery in the Adult. 5th ed. McGraw-Hill Education; 2018.

Alexander JJ, Smith PK. Coronary-Artery Bypass Grafting. N Engl J Med. 2016;374:1954-1964. doi:10.1056/NEJMra1406944

Islam MY, Ahmed MU, Khan MS, Bawany FI. On Pump Coronary Artery Bypass Graft Surgery Versus Off Pump Coronary Artery Bypass Graft Surgery : A Review. 2014;6(3):186-193. doi:10.5539/gjhs.v6n3p186