Mengenal Bakteri Usus dan Kaitannya dengan Kesehatan Jantung
Penulis: dr. Arvin Pramudita
Apa yang kita makan akan memengaruhi kesehatan jantung kita. Melalui berbagai penelitian akhir-akhir ini, para peneliti dan dokter mulai menyadari bahwa triliunan bakteri yang tinggal jauh di dalam saluran pencernaan kita dapat memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular.
Pada usus kita, terdapat koloni berbagai jenis bakteri yang terlibat langsung dalam proses pencernaan. Diperkirakan terdapat sekitar 1 000 sampai 1 500 spesies bakteri yang tinggal di dalam usus manusia. Koloni ini hidup secara kolektif dan disebut sebagai mikrobiota usus. Dua famili terbanyak, yaitu Bacteroidetes dan Firmicutes, menyusun hampir 90% komposisi mikrobiota ini dan disusul oleh Actinobacteria, Cyanobacteria, Fusobacteria, Proteobacteria, dan Verrucomicrobia.
Sejak lahir, berbagai faktor (luar dan dalam) memengaruhi perkembangan komposisi mikrobiota usus manusia. Hal ini mulai dari faktor genetik seseorang, lokasi geografis, sosial budaya, hingga faktor gaya hidup yang mencakup pola makan, jenis-jenis penyakit yang ada, hingga tingkat paparan terhadap antibiotik.
Mikrobiota usus berperan penting, baik pada individu yang sehat maupun sakit. Mereka membantu memecah racun dari zat makanan, membuat vitamin tertentu, hingga melatih sistem kekebalan tubuh. Koloni bakteri melindungi manusia dari kerusakan sel epitel akibat bakteri jahat (enteropatogen), meregulasi metabolisme lemak, memengaruhi penyerapan berbagai zat nutrisi serta mengoptimalkan pencernaan. Sistem imun kita akan terus-menerus bermodifikasi sebagai bentuk adaptasi daripada komposisi bakteri usus yang berubah-ubah. Interaksi inilah yang membentuk sistem imunitas kita serta melatihnya dalam menghadapi proses peradangan.
Salah satu proses utama penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis, yaitu adanya penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Proses ini merupakan sebuah peradangan yang terjadi menahun, dan penelitian-penelitian terbaru menunjukan adanya keterlibatan reaksi imunitas tubuh didalamnya. Beberapa spesies bakteri dilaporkan lebih banyak ditemukan pada mereka dengan plak aterosklerosis dibandingkan normal, antara lain famili Bacteroides, Clostridium, dan Lactobacillales. Pada kondisi tertentu, masuknya kelompok bakteri baru ke dalam usus juga dapat memicu reaksi peradangan yang secara tidak langsung berperan dalam terbentuknya plak ateroma di pembuluh darah, terutama pada mereka dengan ‘bakat’ aterosklerosis yang lebih dominan. Di sisi lain, perubahan komposisi bakteri dalam usus juga dapat mengubah efektivitas metabolisme karbohidrat dan lemak daripada makanan menjadi tidak lebih baik, dan memicu penumpukan lemak berlebih dalam darah.
Dengan demikian, mikrobiota usus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manusia dan menjadi area baru yang unik dalam upaya kita menjaga kesehatan tubuh secara umum dan jantung secara khusus. Beberapa hal bisa kita upayakan agar tercapai keseimbangan yang baik antara koloni bakteri di usus kita dengan kesehatan kita sendiri. Pola diet yang kaya akan prebiotik atau serat merupakan kunci utama untuk memberikan ‘kesempatan’ pada kelompok bakteri usus yang lebih baik untuk hidup dalam usus kita. Konsumsi probiotik juga dianjurkan, yaitu bakteri hidup yang dapat dikonsumsi dalam bentuk minuman dan atau makanan, untuk memperbaiki keseimbangan komposisi bakteri baik dalam usus kita. Pada akhirnya, hal ini menunjukan bahwa kesehatan jantung kita memang betul sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan apa yang kita cerna.
Referensi:
Novakovic M, et al. Role of gut microbiota in cardiovascular diseases. World J Cardiol. 2020; 12(4):110-122
Sumber gambar: freepik.com