Mengenal Atrial Septal Defect (ASD)

Mengenal Atrial Septal Defect (ASD)

 

Penulis: dr. Fatchul Ulum

 

Atrial septal defect atau ASD, dapat juga disebut sebagai kebocoran serambi jantung. Kelainan ini merupakan penyakit jantung bawaan yang sudah ada sejak lahir. ASD ini memungkinkan aliran darah mengalir dari serambi kiri yang bertekanan lebih tinggi ke serambi kanan karena adanya lubang pada dinding yang memisahkan antara serambi kanan dan serambi kiri yang tidak menutup dengan sempurna yang menyebabkan bercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang rendah kadar oksigennya. 1ASD cukup sering terjadi, denganinsidensi 1 dari 1500 kelahiran hidup. 2

Pada kasus yang tanpa penyulit, darah yang kaya oksigen mengalir dari serambi kiri ke serambi kanan melalui lubang ASD. Namun seiring dengan waktu dan berkembangnya komplikasi akan terjadi sebaliknya yaitu darah yg miskin oksigen di serambi kanan bisa mengalir ke serambi kiri yang menyebabkan gejala sianosis (kebiruan pada bibir, ujung jari tangan, dan bagian tubuh lainnya akibat kekurangan oksigen).2

Sebagian besar pasien dengan ASD tidak memperlihatkan gejala . kondisi ini dapat dideteksi dengan adanya murmur (bising jantung)  pada pemeriksaan fisik saat masih kanak – kanak atau remaja, tetapi hasil pemeriksaan ini tidak terlalu jelas dan 25 % kasus ASD baru terdeteksi saat usia dewasa. Gejala yang dapat timbul berupa sesak nafas saat beraktivitas, kelelahan dan infeksi saluran nafas bawah berulang. Gejala yang paling umum pada dewasa adalah stamina yang menurun dan berdebar – debar karena gangguan irama jantung akibat pembesaran serambi kanan jantung. 2

Pada bayi dengan diameter ASD yang besar memiliki gejala sianosis, gagal jantung, infeksi pernafasan bawah yang berulang dan gangguan tumbuh kembang. 1Pada pemeriksaan penunjang rontgen dada, dapat terlihat pembesaran jantung. Dan ASD dapat terlihat langsung dengan pemeriksaan Echocardiography.

Apabila tidak ditangani sejak dini, ASD juga dapat menimbulkan masalah jantung di kemudian hari, seperti gangguan irama jantung, dan gagal jantung. 1.Pilihan terapi ditentukan berdasarkan waktu pertama kali terdiagnosis, berapa besar dan lokasi ASD.1

Jika volume darah pirau signifikan dengan atau tanpa gejala, tindakan bedah korektif secara efektif direkomendasikan untuk mencegah terjadinya gagal jantung atau penyakit pembuluh darah paru yang kronis. ASD dapat diperbaiki dengan penutupan secara langsung dengan dijahit atau dengan patch perikardium atau sintesis. Pada anak dan dewasa muda, perubahan morfologi pada jantung kanan seringkali kembali normal setelah dikoreksi. Koreksi ASD secara perkutan, menggunakan alat penutup yang diaplikasikan melalui kateter dipembuluh darah, merupakan alternatif yang kurang invasif dibandingkan dengan pembedahan pada pasien ASD.2

Koreksi bedah sangat ideal dilakukan sedini mungkin sebelum terjadinya peningkatan tekanan pembuluh darah paru dan memiliki risiko komplikasi yang kecil bila di lakukan pada pasien ASD berusia  <25 tahun.1

 

Komplikasi yang dapat terjadi pada ASD1

Paradoxical emboli yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah terutama di otak.

Eisenmenger syndrome yaitu berbaliknya pirau darah dari serambi kanan ke serambi kiri, yang mengakibatkan darah kaya oksigen bercampur dengan darah yg miskin oksigen yang dapat menyebabkan terjaidnya sianosis.

Pulmonary hypertension yaitu peningkatan tekanan pembuluh darah paru akibat kelebihan beban aliran darah ke pembuluh darah paru yang kronis

Gagal jantung kanan

Atrial fibrillation or flutter yang merupakan gangguan irama jantung.

Referensi :

Thompson, Erin MPH, MMS, PA-C. Atrial septal defectJournal of the American Academy of Physician Assistants: June 2013 - Volume 26 - Issue 6 - p 53-54

Lilly L.S. Patophysiology of Heart Disease. Sixth Edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelpia. 2015.