Mengenal Apa Itu Hipertensi Resisten

Mengenal Apa Itu Hipertensi Resisten

Penulis: dr. Arvin Pramudita

 

Tekanan darah tinggi alias hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum dijumpai di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, angka penderita hipertensi diperkirakan mencapai 34,1% dari penduduk usia dewasa. Sekalipun banyak ditemukan, hipertensi tidak boleh dianggap disepelekan. Kondisi ini dapat menjadi pintu masuk atau faktor risiko daripada terjadinya berbagai penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, pembengkakan jantung, stroke, gangguan penglihatan, hingga gagal ginjal. Perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan anti-hipertensi secara rutin merupakan kunci pengendalian hipertensi dengan baik dan benar.

Meskipun demikian, beberapa orang memiliki hipertensi yang sangat sulit dikendalikan sekalipun sudah menonsumsi obat-obatan secara teratur. Kondisi ini dikenal sebagai hipertensi resisten, dan secara medis didefinisikan apabila seseorang memiliki tekanan darah melebihi 140/90 mmHg sekalipun sudah mencapai perubahan gaya hidup dan terapi obat-obatan yang maksimal.

Ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi resisten ini. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penghilang rasa nyeri (terutama golongan non-steroid), pil kontrasepsi, pelega hidung, dan obat-obatan herbal bisa menyebabkan pasien memiliki tekanan darah yang sulit dikendalikan. Obat-obatan ini diketahui memiliki potensi interaksi dengan obat-obatan anti-hipertensi, dimana respons antara masing-masing individu bisa sangat berbeda.

Selain itu, hipertensi resisten bisa disebabkan karena adanya kondisi medis lainnya yang mendasari. Pengaturan tekanan darah dalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya yaitu kekuatan pompa jantung, sirkulasi dalam pembuluh darah, hingga pengaturan volume darah melalui hormon-hormon dalam tubuh. Hal ini secara garis besar membuat penyebab hipertensi resisten bisa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu gangguan struktural dan gangguan hormonal.

Gangguan struktural

Obstructive sleep apnea (OSA), yaitu kondisi dimana terjadinya penyumbatan aliran udara secara terputus-putus selama seseorang tidur. Hal ini biasanya ditandai dengan tidur mendengkur di malam hari yang disertai rasa kantuk berlebihan di siang hari.

Gagal ginjal. Ginjal merupakan salah satu organ penting yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan tekanan darah. Ketika fungsi ginjal tidak berfungsi dengan baik, maka tekanan darah dapat menjadi tidak terkontrol dan sulit untuk dikendalikan.

Penyempitan pembuluh darah besar di tubuh, seperti aorta. Aorta berperan untuk mengirimkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Ketika terjadi penyempitan, maka tekanan darah akan meningkat sebagai respons untuk dapat mengalirkan darah dengan baik ke seluruh tubuh.

 

Gangguan hormonal

Gangguan tiroid, baik hipertiroid (kadar tiroid dalam darah yang berlebih) dan hipotiroid (kadar tiroid dalam darah yang rendah). Hipertiroid meningkatkan detak jantung dan menyebabkan jantung bekerja lebih keras, sementara hipotiroid membuat otot jantung lemah dan menyebabkan kerja jantung tidak efisien.

Sindroma cushing, yaitu ketika adanya tumor pada kelenjar pituitari di bawah otak yang menyebabkan kadar hormon stress yang berlebih.

Hormon adrenalin berlebih dalam darah yang menyebabkan kerja pompa jantung yang tinggi. Hal ini bisa diakibatkan oleh feokromositoma (suatu kondisi adanya tumor pada kelenjar adrenal di atas ginjal) ataupun aldosteronisme (suatu kondisi ketidaknormalan kinerja kelenjar adrenal tersebut).

Untuk mengetahui apakah seorang penderita hipertensi mengalami kondisi resisten tersebut, dokter spesialis jantung akan menanyakan terlebih dahulu riwayat hipertensi yang dialami secara rinci, termasuk gaya hidup, pola diet, hingga riwayat konsumsi obat-obatan. Beberapa pemeriksaan penunjang biasanya akan dilakukan untuk mencari tahu penyebab daripada resistensi yang dialami. Pada umumnya, kondisi resistensi tersebut akan dapat terkontrol dengan baik apabila penyebab gangguan utama telah berhasil diidentifikasi dan ditangani.