Konsumsi Kopi Pada CAD
Penulis : dr. Sahniriansa Sahionge
Dengan makin berkembangnya budaya minum kopi dan peluang bisnis di belakangnya muncul banyak penelitian tentang dampak dari kopi. Saat ini kopi bukan saja diminum ketika dibutuhkan, namun banyak yang menjadikan minum kopi suatu kegemaran. Ada berbagai kontroversi mengenai dampak kopi terutama pada organ jantung, salah satunya efek berdebar yang sering kali dikeluhkan banyak orang. Zat kafein di dalamnya menjadi pemicu efek samping yang terjadi. Melansir AHA news September 2018, predisposisi genetik menentukan cepat dan lambatnya kafein dimetabolisme. Selain pada minuman, kafein juga digunakan dalam berbagai produk misalnya pada kosmetik, medis, suplemen energi dan produk atletik. Kopi terbagi dalam banyak jenis dengan potensi efek rendah sampai tinggi berdasarkan kandungan kafein di dalamnya. diterpenes, chlorogenic acid (CGA), trigonelline (a niacin-precursor), niacin, magnesium, kalium, dan derivate termasuk melanoidins dan quinides. Kopi robusta mengandung kafein dan CGA dengan level yang lebih tinggi dan kadar diterpenes lebih rendah daripada arabika. Kafein bersifat stimulant pada sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Kafein mempunyai beberapa efek positif yang sangat bervariasi, efek yang paling sering adalah meningkatkan memori, mengurangi rasa kantuk, meningkatkan performa dan ketahanan fisik serta meningkatkan basal metabolism rate. Pada penelitian tentang ‘Coffee Consumption and Cardiovascular Health: Getting to the Heart of the Matte’ oleh Rob Van Dam dari Nationale University of Singapore tahun 2013 menyatakan bukti dari meta-analisis terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang rutin minum 3 sampai 4 cangkir kopi saring atau instan kopi setiap hari tidak meningkatkan risiko CAD, stroke, atau gagal jantung namun penyakit kardiovaskular dapat terjadi berhubungan dengan konsumsi kopi karna berpotensi meningkatkan risiko kardiovaskular melalui efek merugikan kecil pada tekanan darah, homosistein, dan lipid plasma. Pertanyaan yang sering sekali muncul apakah orang dengan kelainan atau sakit jantung boleh minum kopi ?
Pada jurnal ESC tahun 2006 tentang ‘Coffee consumption and cardiovascular disease’ oleh Prof. Michael Bohm dan Dr. Nicolas Werner; di dalam kopi banyak terkandung antioksidan, kalium, niasin dan magnesium yang mempunyai efek proteksi terhadap sistem kardiovaskular. Kafein merupakan zat terbanyak yang dikandung dari kopi. Kafein dimetabolisme oleh sitokrom P4501A2 di hati. Enzim ini menginduksi dan mempengaruhi mutasi dari gen CYP1A2 yang membedakan reaksi lambat dan cepat dari kafein tersebut. CYP1A2 bertanggung jawab dalam 95% metabolisme kafein. Aktivitas enzim bervariasi bagi setiap individu. Karier dari mutasi CYP1A2 gen (A->C substitution at position 734; CYP1A2*1F), lebih lambat dalam metabolism kafein sedangkan individu dengan alel homozygous CYP1A2*1A lebih cepat dalam metabolisme kafein. Juga pada penelitian tentang ‘Coffee, CYP1A2 genotype, and risk of myocardial infarction’ oleh Marilyn C Cornelis dkk
Pada penelitian AHA 2 Mei 2006 tentang ‘Coffee consumption and coronary heart disease in men and women: a prospective cohort study’ oleh Esther Lopez-Garcia dkk; dilakukan studi kohort prospektif dengan 44.005 pria dan 84.488 wanita tanpa riwayat penyakit kardiovaskular atau kanker. Untuk tren laki-laki yang diperoleh setelah menyesuaikan faktor risiko CAD yang lain didapatkan P 0.41 sedangkan untuk wanita P 0.08. Dari data penelitian ini tidak ditemukan bahwa konsumsi kopi berhubungan dengan terjadinya CAD.
Pada AHA jurnal tentang ‘Effects of Coffee Consumption on Exercise Tolerance, Blood Pressure, Heart Rate, Heart Rate Variability and Premature Beats in Volunteers with Coronary Artery Disease’ oleh Bruno M Mioto dkk, yang dipublikasi pada Maret 2018; dilakukan pembandingan efek dark roast (DR) dan medium dark roast filter coffee (MDR) dengan parameter tekanan darah, toleransi latihan fisik, denyut nadi dan variasi denyut nadi serta kejadian detak prematur pada pasien dengan CAD dengan kontrol terapi baik. 40 peserta penelitian diberikan 3-4 gelas (150mL) per hari selama 4 minggu. Variabel akan dievaluasi dengan ANOVA dam Tes Friedman bila terindikasi. Kesimpulan yang didapatkan yakni kopi yang disaring kertas meningkatkan toleransi latihan fisik dan tidak memiliki efek yang berarti pada tekanan darah, denyut nadi, variasi denyut nadi, dan detak prematur pada peserta penelitian dengan CAD dan kontrol terapi baik.
Dari penelitian dan jurnal diatas dapat ditarik kesimpulan jika hubungan langsung dari kopi menyebabkan kejadian kardiovaskular atau memperberat penyakit tersebut tidak signifikan. Kejadian tersebut terjadi karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Untuk itu kedepannya perlu dilakukan penelitian yang lebih komprehensif dan tentunya menganalisa faktor-faktor perancu lain. Jadi apakah boleh pasien dengan CAD minum kopi? Jawabannya ya, dengan kadar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Referensi
Is coffee good for you or not? By American Heart Association News
Coffee Consumption and Cardiovascular Health: Getting to the Heart of the Matte oleh Rob Van Dam dari Nationale University of Singapore tahun 2013
Coffee, CYP1A2 genotype, and risk of myocardial infarction oleh Marilyn C Cornelis1, Ahmed El-Sohemy, Edmond K Kabagambe, Hannia Campos
Coffee consumption and cardiovascular disease oleh Prof. Michael Bohm dan Dr. Nicolas Werner.
Coffee consumption and coronary heart disease in men and women: a prospective cohort study oleh Esther Lopez-Garcia1, Rob M van Dam, Walter C Willett, Eric B Rimm, JoAnn E Manson, Meir JStampfer, Kathryn M Rexrode, Frank B Hu.
‘Effects of Coffee Consumption on Exercise Tolerance, Blood Pressure, Heart Rate, Heart Rate Variability and Premature Beats in Volunteers with Coronary Artery Disease’ oleh Bruno M Mioto, Miguel A Moretti, Daniela Tarasoutchi, Reynaldo V Amato, Dante M Giorgi, César J Grupi, and Luiz A Machado César