Kesehatan Gigi dan Jantung
Penulis : dr. Virandra B. Kusmanto
Menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah hal yang diedukasi secara umum kepada seluruh segmen masyarakat, berapapun segmen usianya. Mulai dari balita hingga lansia, sudah menjadi pengetahuan awam bahwa kebersihan gigi perlu diperhatikan agar terhindar dari gigi berlubang. Namun, ternyata kesehatan gigi dan mulut tidak hanya berkaitan dengan gigi berlubang saja. Penyakit gigi dan gusi yang timbul akibat buruknya kebersihan gigi ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Mulut manusia adalah tempat yang berisi banyak mikrobiota. Setiap bagian dalam mulut memiliki mikrobiota spesifik yang seharusnya berlaku se-bagai flora normal. Namun dalam keadaan dimana seseorang tidak merawat kebersihan mulutnya dalam jangka waktu panjang, maka dapat terjadi kerusakan pada gigi dan gusi yang menyebabkan infeksi gusi. Salah satu infeksi tersebut adalah periodontitis. Pada infeksi gusi, bakteri akan terkumpul dalam situs infeksi dalam gusi, dan memiliki akses lebih mudah untuk masuk ke dalam pembuluh darah. Jika seseorang dengan infeksi gusi tidak mendapatkan pengobatan dan penanganan yang tepat, hal-hal sepele yang dilakukan sehari-hari seperti menyikat gigi dan mengunyah dapat menyebabkan bakteri terlepas dan masuk ke sirkulasi darah seluruh tubuh.
Tubuh akan memberikan respon peradangan terhadap bakteri yang masuk ke sirkulasi darah. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi pada jantung yang berbahaya, seperti endokarditis infektif.
Endokarditis infektif adalah penyakit yang cukup jarang terjadi, tetapi sangat berbahaya dengan angka kematian dan kecacatan yang tinggi. Pada penyakit ini, terjadi infeksi pada lapisan jantung yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jantung oleh bakteri yang masuk ke sirkulasi darah. Salah satu titik masuk bakteri pada endokarditis infektif adalah dari infeksi pada gusi. Populasi yang paling berisiko terjadi endokarditis infektif termasuk penderita gangguan kerusakan katup jantung akibat penyakit jantung rematik, penyalahgunaan narkoba dengan jarum suntik, serta penderita penyakit jantung bawaan dan pasien yang menjalani operasi jantung. Pada populasi risiko tinggi tersebut, kesehatan mulut harus dijaga dengan baik. Pasien yang berencana untuk operasi jantung juga harus diperiksa kesehatan gigi dan mulutnya terlebih dahulu agar menurunkan risiko terjadinya endokarditis infektif di kemudian hari.
Penelitian dalam dekade terakhir juga menunjukkan bahwa terdapat hubu-ngan antara kesehatan mulut dengan peningkatan risiko terbentuknya ate-rosklerosis (penyempitan pembuluh darah), seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit arteri perifer. Namun, sejauh ini hubungan tersebut masih bukan suatu kausalitas yang langsung, melainkan asosiasi peningkatan angka penyakit arterosklerosis pada populasi dengan infeksi gusi jangka panjang. Sejumlah peneliti mempertimbangkan kemungkinan adanya efek peradangan di seluruh tubuh yang mempengaruhi jantung, ataupun adanya faktor lain pada orang dengan kesehatan mulut yang buruk yang mungkin dapat menyebabkan peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular, seperti kebiasaan merokok, juga status sosioekonomi dan edukasi yang rendah.
Meskipun kesehatan gigi dan mulut yang baik tidak menjadi jaminan seseorang pasti tidak memiliki penyakit jantung, studi telah menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut yang buruk memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk terjadinya ateros-klerosis. Selain itu, infeksi pada gusi bisa berbahaya terutama pada populasi yang telah memiliki kerusakan ataupun kelainan pada jantung kare-na dapat meningkatkan risiko infeksi jantung. Maka dari itu, tetaplah jaga kebersihan gigi dan mulut agar kesehatan gigi terjaga dengan baik, dan terhindar dari berbagai risiko komplikasi kesehatan yang dapat menyertai. Lakukan sikat gigi setidaknya dua kali sehari, lakukan flossing dengan benang gigi setiap hari, dan apabila memungkinkan, rutinlah untuk kontrol ke dokter gigi secara periodik. (foto sumber: Michigan Health Blog)