Kencing Manis dan Penyakit Jantung

Kencing Manis dan Penyakit Jantung

Penulis dr. M. Adhitya Nagara

  

Indonesia menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah penderita kencing manis terbanyak. Prevalensi penyakit kencng manis di Indonesia mencapai 6,2 persen per tahun 2020. Itu artinya ada lebih dari 10,8 juta orang yang menderita penyakit kencing manis di Indonesia.1Banyak sekali komplikasi penyakit kencing manis, antara lain ialah penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian tertinggi pada pasien yang menderita kencing manis.2

Salah satu penyakit kardiovaskular yang paling berbahaya adalah serangan jantung. Pada pasien yang menderita kencing manis yang gula darahnya tidak terkontrol, pembuluh darahnya dapat mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada dinding pembuluh darah ini menyebabkan terjadinya penumpukan lemak pada dindingnya. Penumpukan lemak ini dapat mengganggu aliran darah ke jantung dan pada kasus yang lebih parah, penumpukan ini dapat terlepas dan menyumbat aliran darah ke jantung. Hal inilah yang disebut sebagai serangan jantung.

Tentunya menjadi sangat penting untuk penderita kencing manis untuk menjaga gula darahnya. Terdapat bermacam-macam obat-obatan untuk mengontrolnya. Namun selain itu, salah satu kunci dalam menjaga agar gula darah tidak tinggi adalah dengan berolahraga. Pasien dengan komplikasi kardiovaskular mendapatkan perhatian yang khusus dalam melakukan olahraga. Mereka harus latihan di bawah supervisi seorang dokter yang akan menilai respon tubuh terhadap latihan, ambang batas iskemia, dan kemungkinan terjadinya aritmia, yaitu detak jantung yang tidak teratur.3

Latihan dan olahraga memegang peranan penting dalam penanganan pasien dengan penyakit kencing manis. Olahraga aerobik memperbaiki aksi insulin dan dapat membantu penanganan tingkat lemak, tekanan darah, risiko penyakit kardiovaskular, kematian, dan kualitas hidup. Akan tetapi, latihan harus dilakukan secara teratur untuk memberikan manfaat yang terus menerus, dan kemungkinan memerlukan latihan yang beragam.4

 

Referensi:

Pranita E. Naik 6,2 persen Selama Pandemi, Pasien Diabetes Indonesia Peringkat 7 Dunia. https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/05/100200923/naik-6-2-persen-selama-pandemi-pasien-diabetes-indonesia-peringkat-7-di?page=all. Diakses pada 5 April 2021.

Schmidt AM. Diabetes Mellitus and Cardiovascular Disease. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 2019;39:558-68.

Devlin JT, Ruderman N. Diabetes and exercise: the risk-benefit profile. Dalam The Health Professional’s Guide to Diabetes and Exercise. Alexandria(VA): American Diabetes Association. 2002, p. 355-64.

Colberg SR, dkk. Exercise and Type 2 Diabetes. Diabetes Care. 2010;33(12):147-67.