Kehamilan Pada Penderita Penyakit Jantung

Kehamilan Pada Penderita Penyakit Jantung

Oleh: dr. Bagas Adhimurda Marsudi

 

 Penulis: dr. Bagas Adhimurda Marsudi

 

Kehamilan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Tentunya bagi para wanita yang menjalani kehamilan pertama, banyak kekhawatiran dan pertanyaan akan muncul di benak terutama jika wanita tersebut sedang menderita penyakit jantung. Masalah penyakit jantung dan pembuluh darah pada kehamilan merupakan komplikasi yang tidak jarang terjadi. Menurut beberapa studi populasi, angka kejadian penyakit jantung mencapai 4% bahkan dapat mencapai 8% dari populasi ibu hamil jika penyakit hipertensi turut dihitung. Pada negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris Raya, kematian selama kehamilan dan persalinan paling sering diakibatkan oleh komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah. Tidak hanya risiko kepada ibu hamil yang perlu diperhatikan, namun perkembangan janin juga dapt dipengaruhi oleh kondisi penyakit jantung. Lantas mengapa hal ini terjadi?

Peningkatan risiko selama masa kehamilan dapat disebabkan karena berbagai macam hal seperti perubahan fisiologis, penyakit jantung bawaan atau penyakit kronis. Selama masa kehamilan, akan terjadi perubahan parameter fisiologis yang melibatkan berbagai macam sistem organ terutama pada jantung dan pembuluh darah. Perubahan ini dapat dilihat pada detak jantung atau heart rate yang cenderung meningkat 20-25 kali per menit, volume darah yang dipompa oleh jantung tiap menit atau disebut stroke volume juga meningkat sebanyak 30-50%. Dan meskipun ada kenaikan volume darah sebanyak 30-50%, kenaikan jumlah sel darah merah yang berperan dalam mengangkut oksigen dan nutriet ke sel seluruh tubuh, tidak sebanding (hanya meningkat 20-30%). Efek dari perubahan parameter fisiologis yang disebut diatas, mendorong jantung untuk bekerja dan berdetak lebih keras. Pada masa persalinan dan beberapa jam setelahnya, kerja jantung akan meningkat drastis dari sebelumnya dan pada masa kritis inilah komplikasi sering terjadi. Kondisi penyakit jantung bawaan juga patut di perhatikan karena pertama, merupakan kondisi yang sering ditemukan (sekitar 9 dalam 1000 orang) dan kedua, penyakit jantung bawaan ini dapat mempengaruhi risiko komplikasi selama masa kehamilan dan mempengaruhi pertumbuhan janin. Lalu apakah semua penyakit jantung bawaan maupun non-bawaan akan menyebabkan risiko yang tinggi?

Tentunya tidak, namun ada beberapa kondisi yang berpontensi menyebabkan risiko kematian yang tinggi selama kehamilan. Secara umum kondisi ini biasanya merupakan penyakit jantung bawaan berat yang menyebabkan cyanosis atau kebiruan (akibat kurangnya distribusi oksigen ke jaringan tepi), sindrom genetik seperti sindrom Marfan yang dapat meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah aorta, dan penyakit jantung yang mengakibatkan gejala gagal jantung kelas funsional (NYHA) III dan IV (biasanya ditandai dengan pasien mulai sesak nafas saat menjalankan aktifitas ringan atau bahkan saat istirahat). Contoh penyakit lainnya juga ada namun terlalu banyak untuk disebutkan. Secara objektif dapat juga dilakukan stratifikasi risiko untuk menentukan risiko komplikasi. Terdapat berbagai macam checklist penilaian yang dapat dipakai namun dua contoh yang sering digunakan adalah indeks risiko CARPREG (Cardiac disease in pregnancy) dan mWHO. Perempuan penderita penyakit jantung yang berat ataupun yang memiliki risiko yang tinggi berdasarkan CARPREG atau mWHO, umumnya tidak disarankan untuk hamil dan kalaupun sudah hamil harus sangat berhati-hati.

Konseling pra-kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan pada kelompok wanita dengan risiko komplikasi dan biasanya melibatkan dokter spesialis penyakit jantung, selain dokter spesialis obstetri dan ginekolgi (kandungan). Melalui konseling ini, ibu hamil dan juga calon ibu hamil dapat mengetahui risiko komplikasi mereka, anjuran selama kehamilan, dan rencana pengawasan yang dibutuhkan selama kehamilan. Kounseling ini juga dilakukan menentukan dan memantau pengobatan selama kehamilan untuk memastikan keamanan obat tersebut tersebut untuk janin. Konseling memungkinkan penanganan kehamilan yang holistik dan melibatkan tim multi-profesi, sehingga risiko komplikasi dapat diminimalisir dan ibu beserta janin dapat sehat selalu selama kehamilan.

Sumber

1.    Ashrafi R, Curtis SL. Heart Disease and Pregnancy. Cardiol Ther. 2017 Dec;6(2):157-173.

2.    European Society of Gynecology (ESG). Association for European Paediatric Cardiology (AEPC). German Society for Gender Medicine (DGesGM). Regitz-Zagrosek V, Blomstrom Lundqvist C, Borghi C, Cifkova R, Ferreira R, Foidart JM, Gibbs JS, Gohlke-Baerwolf C, Gorenek B, Iung B, Kirby M, Maas AH, Morais J, Nihoyannopoulos P, Pieper PG, Presbitero P, Roos-Hesselink JW, Schaufelberger M, Seeland U, Torracca L., ESC Committee for Practice Guidelines. ESC Guidelines on the management of cardiovascular diseases during pregnancy: the Task Force on the Management of Cardiovascular Diseases during Pregnancy of the European Society of Cardiology (ESC). Eur Heart J. 2011 Dec;32(24):3147-97.

3.    Chapman AB, Abraham WT, Zamudio S, Coffin C, Merouani A, Young D, Johnson A, Osorio F, Goldberg C, Moore LG, Dahms T, Schrier RW. Temporal relationships between hormonal and hemodynamic changes in early human pregnancy. Kidney Int. 1998 Dec;54(6):2056-63.

4.    Greutmann M, Pieper PG. Pregnancy in women with congenital heart disease. European heart journal. 2015 Oct 1;36(37):2491-9.

5.    Silversides CK, Grewal J, Mason J, Sermer M, Kiess M, Rychel V, Wald RM, Colman JM, Siu SC. Pregnancy outcomes in women with heart disease: the CARPREG II study. Journal of the American College of Cardiology. 2018 May 21;71(21):2419-30.