Kebutuhan Parental Support dan Home Care Pasca Operasi Penyakit Jantung Bawaan

Kebutuhan Parental Support dan Home Care Pasca Operasi Penyakit Jantung Bawaan

 

Penulis: Bayushi Eka Putra

Penyakit jantung bawaan, didefinisikan sebagai penyakit jantung struktural yang yang sudah ada sejak lahir, bukanlah suatu entitas penyakit yang jarang. Secara global, penambahan jumlah pasien dengan penyakit jantung bawaan adalah sekitar 1.35 juta jiwa per tahunnya dengan rata-rata 1% dari seluruh jumlah bayi yang lahir. Dengan sekian banyaknya jumlah penderita penyakit jantung bawaan, masih menjadi tugas rumah bersama untuk Pusat Jantung Nasional Harapan Kita mengembangkan kemampuan rumah sakit di berbagai penjuru Indonesia untuk meningkatkan deteksi dan tatalaksana yang paripurna terhadap penyakit jantung bawaan.

Sebenarnya, apa saja opsi tatalaksana yang dapat diberikan? Tatalaksana yang dapat diberikan pada bayi maupun anak-anak dengan penyakit jantung bawaan meliputi obat-obatan, tindakan semi invasif berupa pemasangan alat untuk menutup lubang lewat kateter atau dikenal juga dengan istilah transcatheter device closure, hingga tindakan koreksi dengan bedah. Tindakan bedah koreksi sejauh ini merupakan tatalaksana utama pada pasien dengan penyakit jantung bawaan. Angka kesintasan pasien yang telah dilakukan operasi dapat mencapai 90% setelah dilakukan tindakan operasi, asalkan perawatan pasca operasi dari rumah sakit hingga perawatan di rumah dapat berjalan dengan baik.

Perawatan pasien pasca operasi di rumah selalu menjadi kekhawatiran bagi orang tua sebagai caregiver pasien. Ketika di rumah sakit, orang tua mulai belajar dari dokter dan perawat untuk merawat anak mereka di rumah pasca operasi; namun, terkadang waktu yang sangat singkat tidak memungkinkan orang tua untuk secara mandiri merawat pasien di rumah. Dari studi yang dilakukan oleh Chen CW et al pada tahun 2017, 90% orang tua pasien yang merawat anaknya di rumah pasca operasi penyakit jantung bawaan merasa memerlukan bantuan tenaga medis dalam membimbing proses perawatan di rumah. Ni ZH et al pada tahun 2019 juga menyebutkan kekhawatiran orang tua dalam merawat anaknya di rumah meliputi berbagai macam hal, berupa:

Beban mental yang berat, hal ini berhubungan dengan:

Rasa takut meninggalkan anaknya di rumah mengalami kondisi darurat ketika berkegiatan di luar

Rasa bersalah terhadap sang anak yang harus menjalani operasi

Kekhawatiran akan masa depan ketika sang anak menjalani hidupnya, terutama terhadap pengucilan sosial

Beban pekerjaan yang meningkat:

Pasien anak pasca operasi seringkali mengalami sulit bernapas, nyeri pasca operasi, rewel, hingga kesulitan makan. Kondisi ini seringkali mengakibatkan tekanan yang berat bagi pengasuh pasien.

Hubungan keluarga yang kurang harmonis sebagai akibat dari tekanan beban mengurus anak yang sakit pasca operasi.

Kondisi tersebut didasari pada ketidaktahuan dan perlunya adaptasi terhadap kondisi baru yang dialami oleh pasien anak pasca operasi. Bagi petugas kesehatan, penting untuk melihat bahwa yang perlu diperhatikan terhadap pasien anak pasca operasi dengan penyakit jantung bawaan, tidak hanya kesehatan fisik ataupun keberhasilan operasi semata, namun juga pendekatan secara humanis terhadap pasien dan terutama kepada caregiver pasien. Sedapat mungkin, petugas kesehatan dapat mengurangi tingkatan stres, memberikan informasi, serta memberikan informasi yang berguna bagi orang tua pasien secara kontinyu. Masalahnya, edukasi yang hanya dilakukan selama di rumah sakit tentu tidak mumpuni. Lalu, program apa yang mungkin dapat dilakukan dalam mengatasi hal ini?

            Terdapat beberapa langkah yang dapat ditawarkan dalam kondisi ini:

-. Membentuk kelompok-kelompok support group whatsapp yang terdiri atas orang tua pasien, fisioterapis, serta perawat untuk berkomunikasi ketika terdapat keluhan atau kondisi yang memerlukan intervensi segera. Support group ini dapat mengurangi beban orang tua terhadap masalah yang muncul dengan tersedianya informasi secara luas, baik dari perawat, fisioterapis, serta dari sesama orang tua yang mengalami kondisi yang serupa. Dengan demikian, orang tua pasien tidak merasa terasing karena mendapat dukungan dari orang sekitar yang disupervisi oleh petugas medis. Alokasi perawat sebagai leader dalam komunitas tersebut mungkin dapat dipertimbangkan terutama bagi perawat yang sudah pensiun, sehingga memiliki lebih banyak waktu tanpa terpotong waktu dinas sambil tetap dapat mengamalkan ilmu yang sudah terasah dengan banyaknya pengalaman.

-. Homecare atau home visit menjadi salah satu program unggulan yang dapat diusulkan. Program cardiac homecare sudah mulai dilakukan di Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Homecare akan memberikan tatalaksana perawatan pasien yang lebih holistik, karena memberikan kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk melihat kondisi rumah pasien, resource yang ada, serta kondisi keluarga. Dengan berbagai informasi tersebut, petugas kesehatan dapat mencari solusi yang terbaik bersama-sama dengan keluarga untuk setiap masalah yang dihadapi. Homecare secara fisik bahkan dapat dilakukan oleh perawat atau dokter magang (ko-asisten) dengan tujuan edukasi dan pengalaman belajar yang baik bagi peserta magang serta bagi keluarga pasien. Walaupun dilakukan oleh perawat atau dokter magang, tindakannya masih dapat disupervisi oleh perawat senior dan dokter spesialis dengan bantuan telemedicine.

Diharapkan, dengan semakin berkembangnya cakupan program parental support dan home care, kejadian rehospitalisasi pasca operasi dapat berkurang secara signifikan. Hal ini sudah diteliti berdasarkan data dari berbagai macam penelitian, bahkan dari perusahaan asuransi. Dengan pertimbangan penghematan dana dari berkurangnya angka re-hospitalisasi hingga 8-25%, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tentu dapat mempertimbangkan program ini sebagai program yang menguntungkan secara cost-effective. 

            Sebagai kesimpulan, dengan mempertimbangkan kebutuhan dari orang tua pasien, penurunan angka re-hospitalisasi, serta cost-effectiveness dari program parental support dan home care, RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita mungkin dapat menggandeng BPJS Kesehatan untuk kerjasama yang saling menguntungkan, terutama untuk pasien dan caregiver.

 

Daftar pustaka

Ni ZH, Lv HT, Ding S, et al. Home care experience and nursing needs of caregivers of children undergoing congenital heart disease operations: A qualitative descriptive study. PLOS ONE 2019; 14. Epub ahead of print 2019. DOI: 10.1371/journal.pone.0213154.

Mannarino CN, Michelson K, Jackson L, et al. Post-operative discharge education for parent caregivers of children with congenital heart disease: a needs assessment. Cardiology in the Young; 30: 1788–96.

HealthLeaders. How Health Systems Can Use Home Care to Reduce Readmissions.Health Leaders Media

https://www.healthleadersmedia.com/clinical-care/how-health-systems-can-use-home-care-reduce-readmissions (accessed July 17, 2021).