Janganlah Marah, karena Marah Toksik bagi Jantungmu

Janganlah Marah,  karena Marah Toksik bagi Jantungmu

 Penulis: dr.  Fatchul Ulum

 

Berbagai penelitian telah membuktikan terdapat  peranan faktor emosional terhadap perkembangan penyakit kardiovaskuler yang dicetuskan oleh  reaksi marah yang bervariasi mulai dari emosi yang ringan hingga berat atau ekstrim. Luapan emosional di sini berhubungan dengan konflik interpersonal, gangguan penilaian, dan gejala fisik yang yang berhubungan dengan luapan emosi yang dapat mempengaruhi kesehatan kardiovaskuler. 1,2

Luapan emosional dapat mempengaruhi perilaku dan kognitif, berbagai mekanisme dari aspek biologis dan perilaku dapat menerangkan mengapa luapan kemarahan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.1

Pada level perilaku, Individu  yang mudah marah biasanya memiliki kemampuan yang rendah untuk membangun komunikasi secara konstruktif dengan orang lain yang mana sangat penting untuk  menunjang kesehatannya.Luapan kemarahan juga berkontribusi terhadap perilaku gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi makanan dengan kalori yang tinggi, konsumsi alkohol , kafein dan mengurangi aktivitas fisik.1,3

Pada level biologis, luapan kemarahan memberikan dampak langsung yang berhubungan dengan Hypotahalmic – Pituitary - adrenal axis yang meningkatkan  aktivitas syaraf simpatis dan level katekolamin dan kortikosteroid  yang dapat mencetuskan respon inflamasi yang meningkatkan progresifitas aterosklerosis yang secara klinis dapat bermanifestasi sebagai penyakit jantung.  Individu yang mudah marah memiliki risiko penyakit jantung koroner dan stroke yang meningkat secara signifikan. 1,3

Penelitian yang lain menunjukkan hubungan luapan kemarahan yang dapat menyebabkan insufisiensi jantung dan gagal jantung berhubungan dengan teori  disfungsi otonom, arterial remodelling, modifikasi hemodinamik dan metabolik, gangguan irama dan iskemia miokardial. penelitian ini membandingkan kelompok yang rentan marah dibandingkan dengan kelompok yang tidak mudah marah dan melakukan evaluasi terhadap kejadian stroke atau penyakit jantung koroner.1,3

Kemarahan juga berhubungan dengan terjadinya diabetes mellitus tipe 2 dengan dua mekanisme potensial : 1. Berhubungan dengan lifestyle yang buruk yang menyebabkan obesitas. 2. Aktifitas syaraf simpatis yang menyebabkan respon inflamasi yang diinisiasi oleh interleukin-6 (IL-6) yang menurunkan sensitifitas insulin. 3

Penelitian Anna et al yang meneliti hubungan antara luapan kemarahan dengan penyakit gagal jantung juga menunjukkan hasil positif , konsisten dengan penelitian – penelitian sebelumnya. Diperlukan evaluasi faktor risiko psikososial sebagai pencegahan primer dan sekunder penyakit jantung.1

Luapan emosional berupa marah bisa disebabkan karena banyak hal. Namun tidak menutup kemungkinan ketika marah tidak terkendali akan merugikan diri kita bahkan orang lain. Alangkah lebih baik bila kita senantiasa berusaha mengendalikan emosi. Seperti hadits Nabi Muhammad SAW, Orang hebat bukanlah orang yang selalu menang dalam pertandingan, namun dia yang dapat mengendalikan diri saat marah.” (HR. Bukhari Muslim). Dan bahkan semua usaha pengendalian ini dapat berbuah surga sesuai hadist yang sangat terkenal ini, “Janganlah kamu marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)

 

Referensi :

Newton AM, Janice E. Williams, Chang PP, Stearns SC, Sueta CA, et al. Anger proneness, gender, and the risk of heart failure.2014.  Elsevier Inc.

Fernandez E and Smith TW. Anger, hostility, and cardiovascular disease in the context of interpersonal relationships.2015. Handbook of Psychocardiology. Springer Science+Business Media Singapore.

Staicu ML, Cuţov M. Anger and health risk behaviors. “Carol Davila” University of Medicine and Pharmacy Bucharest. 2010.Journal of Medicine and Life Vol. 3, No. 4, OctoberDecember 2010.