Jamu dan Kesehatan Jantung

Jamu dan Kesehatan Jantung

 

Penulis: dr Patria Pradana

 

Penyakit kardiovaskular dapat dihindarkan dengan mengintervensi faktor risiko perilaku di antaranya penggunaan tembakau, diet tidak sehat, inaktivitas fisik, hingga konsumsi alkohol berlebihan. Pengobatan tradisional atau traditional medicine khususnya di Indonesia telah mendarah daging khususnya di kebudayaan kita. Tak jarang juga berbagai instansi mengusung jamu sebagai modalitas menjaga kesehatan sekaligus bentuk pelestarian budaya. Penerapannya pada kesehatan kardiovaskular telah beberapa kali digunakan baik dalam intervensi nutrisional maupun suplementasi seperti terapi kardioprotektif pada pasien dengan konsumsi obat kardiotoksik. Aspek pengobatan tradisional yang akan dibahas adalah modalitas herbal yang digunakan untuk terapi nutrisi atau nutraceuticals dan terapi suplementasi berikut evidence yang memperkuatnya.1

Nutraceutical adalah bahan-bahan makanan atau bahan alami derivat tumbuhan yang memberikan efek baik pada tubuh dalam rangka menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh serta dampak positif untuk mencegah hingga mengobati berbagai penyakit. Beberapa bahan yang pernah dibahas di antaranya teh hijau, spirulina, fitosterol, coklat (kakao), lemak omega-3, gandum utuh, vitamin C, dan derivat karotenoid. Konsumsi teh hijau (green tea) diperkirakan memiliki keuntungan bagi kesehatan secara keseluruhan, termasuk terhadap kesehatan jantung. Beberapa mekanisme teh hijau di dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular di antaranya pencegahan risiko Diabetes Mellitus dan faktor risiko obesitas. Sebuah penelitian metaanalisis dari 10 studi menunjukkan peningkatan insulin puasa dan mengurangi lingkar perut apabila intervensi dilakukan lebih dari 8 minggu. Konsumsi kakao dapat memberikan efek baik khususnya pada pasien dengan diabetes. Di samping itu, terdapat temuan bahwa coklat atau kakao memiliki hubungan dengan penurunan tekanan darah diastolik dan mean arterial pressure. Temuan ini dapat memperkuat pertimbangan pemberian coklat atau kakao dalam rangka menjaga kesehatan jantung dan mencegah risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Terapi dengan konsumsi lemak omega-3 juga dinilai memiliki keuntungan dari segi kesehatan khususnya kesehatan kardiovaskular. Terdapat beberapa mekanisme yang berhubungan dengan sifat protektif terhadap sistem kardiovaskular. Mekanisme tersebut di antaranya mekanisme antiinflamatori, antitrombotik, antiaritmia, hipotrigliseridemik, penurunan frekuensi nadi, dan tekanan darah, hiingga perbaikan dari fungsi endotel. Suplemen minyak ikan memiliki efek yang positif terhadap profil lipid dan penurunan tekanan darah. Sumber nutrisi lain seperti gandum utuh memiliki mekanisme protektif trhadap sistem kardiovaskular. Salah satu mekanismenya adalah peningkatan sensitivitas insulin, penurunan tekanan darah, profil lipid, serta inflamasi. Mekanisme antiinflamatori masih dalam penelitianm akan tetapi diduga efek ini diasosiasikan dengan konsumsi antioksidan yang lebih tinggi dalam butiran gandum utuh. Produk kedelai mengandung beberapa isoflavonoid yang merupakan fitoestrogen alami yang berpotensi menginhibisi oksidasi LDL, sehingga dapat mereduksi risiko aterosklerosis.2

Jamu merupakan modalitas pengobatan tradisional khas dari Indonesia dan terdapat beberapa penelitian yang dapat mendukung penggunaan jamu khususnya pada penatalaksanaan kesehatan kardiovaskular. Sebuah studi dari bahan yang bisa dikonsumsi sebagai lauk pauk seperti Ipomoea batatas, A occidentale, Gynandropsis gynandra, dan ekstrak Mentha arvensis dapat menunjukkan adanya efeks relaksasi 50% pada pasien dalam persiapan aortic ring. Preparat P betle dan C citratus juga memberikan efek vasorelaksasi terisolasi pada arteri mesenterika. A paniculata juga memiliki efek menginduksi bradikardia dan antagonisi=tik terhadap reseptor beta adrenergik. Penelitian ini dilakukan in vivo pada tikus. Terdapat efek kardioprotektif pada konsumsi C asiatica pada sistem pertahanan jaringan terhadap kardiotoksistas akibat doxorubicin. Efek kardioprotektif juga ditunjukkan oleh Phyllanus urinaria khususnya terhadap efek toksisitas dari doxorubicin. Proteksi ini dimediasi melalui beberapa mekanisme seperti peningkatan faktor survival dari peningkatan glutathione, aktivasi katalase/ superoside dismutase dan inhibisi dari peroksidasi lipid. Tumbuhan ini dapat menjadi sumber alternatif antioksidan dalam pencegahan kardiotoksisitas akibat doxorubicin. 3

Untuk penggunaan jamu sendiri untuk kesehatan tentunya anda harus berkonsultasi dengan dokter dan jangan mengonsumsi jamu dan modalitas pengobatan tradisional dan menggantungkan kesehatan anda tanpa pengawasan optimal dari tenaga kesehatan kepercayaan anda. Segelintir modalitas pengobatan tradisional ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pendalaman penelitian sehingga dapat diintegrasikan dengan pengobatan konvensional sehingga memberikan pendekatan holistik dalam rangka tatalaksana pasien khususnya pada pasien-pasien kardiovaskular.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.     G.A. Roth, C. Johnson, A. Abajobir, Global, regional, and national burden of cardiovascular diseases for10 causes, 1990 to 2015, J. Am. Coll. Cardiol. 70 (1) (2017) 1–25

2.      Ansari S. Heart Health and nutraceuticals. In: Preparation of Phytopharmaceuticals for the Management of Disorders. Elsevier; 2021. P 255-72

3.      Elfahmi, Woerdenbag HJ, Kayser O. Jamu: Indonesian traditional herbal medicine towards rational phytopharmacological use. Journal of Herbal Medicine. 2014;4(2):51-73

4.  Sumber gambar: Koran-Jakarta.com