Ingin Hobi Mendaki Gunung, Perhatikan Beberapa Hal Ini

Ingin Hobi Mendaki Gunung, Perhatikan Beberapa Hal Ini

 

 Penulis: dr. Shandy Stewart Narpati

 

Di Era Pandemi yang tidak kunjung selesai ini, kebanyakan orang pasti menjadi lebih banyak dirumah. Bagi beberapa orang, hal ini dapat terasa membosankan, dan sebagian besar ingin mencari kegiatan baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Contohnya adalah bersepeda, saat ini banyak sekali orang yang memulai bersepeda demi menjaga kebugaran tubuh dan juga untuk bersosialisasi dengan berbagai komunitas, tentunya dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Namun bagi sebagian orang tertentu yang ingin mencari tantangan yang lebih, mendaki gunung merupakan salah satu alternatif kegiatan yang dapat dilakukan bersama sama sambil mengeluarkan keringat.

Akan tetapi, mendaki gunung tidaklah mudah apalagi bagi seorang pemula. Sistem kardiovaskular kita telah terbiasa dengan aktifitas pada ketinggian yang relatif konstan. Apabila seseorang mendaki gunung, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar tubuh tidak ‘kaget’ dan mengalami cedera. Pada ketinggian 2500 meter diatas permukaan laut, tekanan udara di atmosfer telah menurun secara cukup signifikan sehingga dapat menyebabkan gejala misalnya mual, pusing, dan sesak nafas.

Tekanan atmosfer yang rendah menyebabkan asupan oksigen ke paru paru kita berkurang. Hal ini menyebabkan tekanan udara di dalam dada berkurang, dan jumlah aliran darah yang keluar dari jantung kita juga berkurang. Normalnya, sistem regulasi tekanan darah tubuh akan menjaga agar aliran darah tetap konstan, namun pada beberapa orang yang tidak terbiasa, atau pada orang yang mendaki gunung terlalu cepat, respon tubuh terhadap perubahan tekanan yang tidak adekuat dapat menyebabkan gejala gejala yang dapat membahayakan.

Respon sistem kardiovaskular adalah untuk meningkatkan aliran darah jantung, sehingga kita akan merasa berdebar-debar. Aliran darah paru kita juga akan mengalami perubahan menjadi lebih lambat. Apabila aliran darah ke otak terganggu, seseorang dapat merasa pusing, mual, pandangan kabur hingga jatuh pingsan. Apabila pendaki gunung berjalan sendirian, hal ini tentunya sangat membahayakan. Oleh karena itu, disarankan untuk mendaki gunung secara bertahap, tidak terburu-buru, hidrasi yang cukup, dan selalu bersama dengan orang lain agar dapat saling memperhatikan satu sama lain. Bagi perokok atau orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan jantung, aktifitas mendaki gunung sangat tidak disarankan karena dapat mencetus efek samping yang tidak diinginkan.