Hipertensi Paru Apa Yang Harus Diketahui Masyarakat
Oleh : dr. Aditya Agita Sembiring, Sp.JP
Pendahuluan
Hipertensi paru merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan pembuluh darah paru sehingga meningkatkan beban bagi jantung kanan (Gambar 1). Hipertensi paru dapat mengenai siapa saja, tua dan muda. Penyakit ini bersifat progresif dan dapat menyebabkan kematian dini jika tidak diberikan penanganan yang tepat. Angka kematian mencapai 5,3 hingga 7,3 orang per 100.000 kasus.
Gambar 1. Ilustrasi perbedaan lokasi hipertensi paru dan hipertensi sistemik/darahtinggi.
Tanda dan Gejala Klinis Serta Pemeriksaan Lanjutan
Berbeda dengan hipertensi sistemik yang rata-rata tanpa gejala dan deteksi cukup mudah hanya menggunakan alat pengukur tekanan darah, hipertensi paru hamper selalu bergejala meski non-spesifik dan diagnosis hipertensi paru menggabungkan seluruh temuan klinis dan pemeriksaan penunjang mulai dari elektrokardiografi hingga kateterisasi jantung. Pada fase awal penyakit, penderitahi pertensi paru umumnya merasa cepa tlelah ketika melakukan aktifitas sehari-hari yang biasanya kuat dilakukan. Seiring waktu, akan muncul tanda dan gejala lain seperti rasa nyeri pada dada, pingsan, perut terasabegah, batuk, mual-muntah, kedua kaki bengkak, dan meskipun jarang dapat muncul batuk darah. Pemeriksaan tambahan meliputi laboratorium, elektrokardiografi (EKG), rontgen dada, ekokardiografi transtorakal, tes fungsi paru, CT scan dada, dan kateterisasi jantung.
Terapi Hipertensi Paru
Hingga kini, belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan permanen. Namun demikian beberapa obat dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan memperpanjang usia pasien. Obat-obatan yang akan diberikan pada pasien dengan hipertensi parua ntara lain diuretik (contoh: furosemide, lasix), obat ini akan mengurangi rasa cepat lelah, bengkak pada kaki dan perasaan begah melalui peningkatan jumla hbuangan urine. Selain itu pada hipertensi paru dapat diberikan obat pengencer darah (contoh: warfarin, simarc, notisil). Obat pelebar pembuluh darah arteri paru (contoh: sildenafil, revatio) juga harus dikonsumsi sepanjang hidup. Beberapa pasien bahkan memerlukan terapi oksigen seumur hidupnya. Bila pemberian obat-obatan dan oksigen telah optimal namun pasien masih bergejala, dapat dilakukan beberapa tindakan intervensi seperti pemotongan sekat atrium menggunakan balon hingga transplantasi paru.
Anjuran Bagi Penderita Hipertensi Paru
Penderita hipertensi paru tidak boleh hanya tidur di ranjang saja, dianjurkan bagi mereka untuk tetap beraktivitas fisik sejauh tidak menimbulkan gejala. Penderita hipertensi paru juga dianjurkanuntuk menggunakan kontrasepsi dan menghindari kehamilan karena dapat membahayakan bagi pasien dan anak di dalam kandungan. Angka kegagalan kehamilan (akibat berbagai penyebab seperti meninggal dan aborsispontan) mencapai 40%. Penderita hipertensi paru dianjurkan untuk vaksinasi terhadap influenza dan pneumococcal pneumonia karena 7% kematian pada penderitahi pertensi paru diakibatkan oleh infeksiparu. Terakhir, penderita hipertensi paru harus mendapatkan dukungan psikososial dari keluarga, tim medis, dan teman-temannya.
Prognosis
Pada hipertensiparu yang tidak mendapat penanganan, 15% pasien meninggal dalam tahun pertama, 32% meninggal dalam 3 tahun pertama, 43% meninggal dalam 5 tahun pertama, dan 51% meninggal dalam 7 tahun pertama. Berdasarkan penelitian, penderita hipertensi paru yang mendapat terapi dengan obat-obat pelebar pembuluh darah arteri paru seperti yang disebutkan di atas dapat memperbaiki kemampuan pasien hipertensi paru dalam melakukan aktivitas fisik serta mengurangi angka kematian meski perlu penelitian lebih lanjut.