Hidup Bersama Alat Pacu Jantung Permanen

Hidup Bersama Alat Pacu Jantung Permanen

Penulis: dr. Gadistya Novitri Adinda

 

Penanaman alat pacu jantung telah dilakukan sejak tahun 1958 dan berhasil mengobati pasien-pasien dengan gangguan irama jantung. APJP adalah alat kecil yang ditanam pada area dada kiri di bawah tulang selangka. Pemasangan APJP dilakukan dengan prosedur bedah minor.

Jantung memiliki sistem listrik yang kompleks. Berbeda dengan organ-organ lainnya, jantung dapat membangkitkan listrik sendiri, yang digunakan untuk memicu kontraksi dan relaksasi otot jantung. Sistem listrik ini sangat penting untuk membantu jantung memompakan darah ke seluruh tubuh. Untuk fungsi pompa yang baik, jantung harus berdetak 60-100 kali per menit.  Apabila terjadi hambatan listrik jantung, dapat muncul gangguan irama jantung yang terlalu rendah (bradikardia) yang menimbulkan gejala pusing, pingsan, sesak nafas, atau mudah lelah pada penderitanya. Pemasangan APJP dapat membantu mengatur irama jantung sehingga gejala-gejala tersebut berkurang atau hilang.

APJP memiliki 3 bagian, yaitu generator listrik, kabel atau lead yang menghubungkan generator dengan jantung, dan elektroda yang ditanam pada dinding jantung. Meski ukurannya mungil, APJP dapat memonitor laju jantung. Bila sistem listrik jantung bekerja dengan baik, APJP tidak mengirimkan sinyal. Ketika jantung gagal membangkitkan listrik sendiri, generator APJP mengirimkan sinyal listrik melalui kabel yang terhubung dengan elektroda. Sinyal listrik yang dikirimkan sangat kecil dan biasanya tidak dirasakan oleh pasien.

APJP memiliki baterai khusus yang dapat bertahan dalam waktu sangat lama. Masa pakai baterai dari APJP adalah 10 hingga 12 tahun. Jika baterai habis, generator APJP akan diganti dengan generator baru, kemudian dihubungkan dengan kabel APJP.

Pemasangan APJP dapat meningkatkan kualitas hidup pasien-pasien dengan gangguan irama jantung sangat rendah. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien setelah operasi pemasangan APJP. Hal ini dikarenakan APJP sensitif terhadap alat-alat dengan daya magnet kuat dan dapat menghasilkan elektromagnet. Berita baiknya, kebanyakan alat-alat elektronik rumah tangga bersifat aman untuk APJP. Begitu pula dengan mayoritas alat kesehatan, seperti x-ray, ultrasonografi, dan CT scan. Sedangkan alat MRI memiliki medan magnet yang cukup besar sehingga pada umumnya dihindari untuk pasien dengan APJP. Akan tetapi, ada juga APJP yang tidak dipengaruhi oleh alat MRI. Pasien dengan APJP sebaiknya selalu menginformasikan kepada dokter dan tenaga kesehatan sebelum dilakukan prosedur medis apapun.

Pasien dengan APJP juga perlu berhati-hati dalam menggunakan telepon seluler. Ponsel mengirimkan sinyal elektromagnet yang dapat mengganggu kerja APJP, sehingga ponsel tidak boleh disimpan dalam kantung baju yang dekat dengan dada. Pasien disarankan menggunakan ponsel pada telinga yang paling jauh dari APJP.

Pasien dengan APJP yang akan melakukan perjalanan jarak jauh perlu membawa informasi medis yang penting. Ketika akan pergi ke bandara, pasien harus selalu membawa kartu APJP dan menginformasikan kepada petugas bandara. Bila petugas melakukan pencarian dengan tongkat pendeteksi metal, informasikan bahwa pencarian harus dilakukan dengan cepat dan tidak boleh melewati area penanaman APJP.

Sebagai kesimpulan, implantasi APJP dapat menjadi solusi bagi pasien dengan gangguan irama jantung. Hidup bersama APJP pun dapat dilakukan dengan mudah.