Henti Jantung Saat Olahraga: Pentingnya Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru
Penulis : dr. Choiron Abdillah
Belum lama ini dunia dikagetkan dengan sebuah kejadian seorang atlit sepakbola profesional, Christian Erikssen (29 tahun) secara mendadak terkapar di lapangan. Atlit asal Denmark tersebut terjatuh dan tidak bergerak setelah bermain selama 43 menit ketika membela negaranya menghadapi Tim Nasional Finlandia pada pertandingan pembuka kompetisi sepakbola Euro 2020. Kejadian ini membuka mata seluruh orang bahwa tidak ada seseorang pun, walaupun seorang atlit yang rutin berolahraga dengan intensitas tinggi, terhindar dari serangan jantung.
Kejadian ini bukanlah hal yang pertama. Pada tahun 2012 seorang pemain sepakbola bernama Fabrice Muamba secara mendadak tidak sadarkan diri dan dinyatakan henti jantung. Setelah menerima pertolongan selama 78 menit akhirnya pemain tersebut bisa diselamatkan, meskipun karirnya sebagai pemain sepakbola harus terhenti karena menderita gagal jantung pasca insiden tersebut. Totalnya lebih dari 80 orang pemain sepakbola berusia muda yang tampak sehat dan bugar meninggal mendadak pada saat pertandingan.
Seorang ahli kardiologi Profesor Sanjay Sharma menyatakan bahwa pemain yang pernah mengalami masalah jantung pada saat pertandingan kemungkinan akan pensiun dini dan tidak bisa melanjutkan karirnya sebagai pemain sepak bola profesional. Salah satu professor dibidang kardiologi olahraga menyatakan bahwa peraturan di negara Inggris sangat ketat, apabila mengalami masalah ini sudah dipastikan tidak akan bisa bermain kembali. Profesor Sharma pernah bekerja secara langsung dengan pemain di tahun 2019 dan menemukan hasil yang normal. Profesor dari St George’s university of London ini juga menjelaskan bahwa setiap tahun sejak tahun 2013 dilakukan pemeriksaan dan menunjukkan hasil yang normal, namun insiden ini menimbulkan tanda tanya besar apakah ada hal yang terlewat ketika melakukan penilaian fungsi jantung. “Berita baiknya adalah pemain ini akan hidup. Namun berita buruknya adalah karirnya akan segera berakhir, sehingga apabila ditanya mengenai apakah pemain ini dapat melanjutkan karirnya, kemungkinan besar tidak. Harus dilakukan penilaian risiko yang tepat untuk dapat menentukannya.” katanya yang merupakan Presiden grup Konsensus Jantung Federasi Sepakbola Inggris.
Kondisi Kardiomiopati hipertrofi dipercaya menjadi salah satu penyebab tersering kematian mendadak pada olahragawan berusia muda. Kondisi ini disebabkan kelainan genetik yang dapat ditemukan di satu dari 500 orang. Penyakit ini disebabkan adanya perubahan materi genetic yang disebut dengan mutasi yang menyebabkan dinding otot jantung menebal melebihi kapasitas normal. Latihan yang berat dan intensif dapat menyebabkan kondisi serangan jantung, yaitu ketika penebalan otot jantung mencapai titik dimana aliran darah yang masuk dan keluar jantung menjadi tidak seimbang. Pada titik tertentu dapat terjadi henti jantung dan dapat berakibat fatal.
Sisi lain yang juga menjadi isu penting adalah pertolongan pertama harus diberikan sesegera mungkin. Dalam hitungan detik dokter dan paramedis dapat bergerak cepat menuju lokasi pemain yang tidak sadarkan diri tersebut. Sebelumnya salah satu rekan satu negara yang menyadari ada yang tidak normal dengan posisi jatuh rekannya tersebut dan langsung meletakkan tangannya dan menarik lidah pemain itu. Tindakan ini bermanfaat karena membuka jalan napas pasien dan memposisikan tubuhnya agar jalan pernapasan tetap terjaga. Tim medis yang datang juga secara sigap melakukan penekanan pada bagian dada yang biasa dikenal dengan resusitasi jantung paru.
Resusitasi jantung paru adalah melakukan penekanan di bagian dada dengan tujuan menggantikan peran jantung yang berhenti atau tidak berfungsi dengan sewajarnya. Meskipun jumlah darah yang dipompa tidak sebanyak dan sekuat pompa jantung, aliran darah tetap bisa dijalankan terutama untuk memberikan darah ke organ-oragan penting seperti jantung, otak, dan ginjal. Tindakan ini harus diberikan sesegera mungkin untuk meningkatkan angka kemungkinan jantung untuk kembali berfungsi. Tidak sedikit kasus henti jantung ditemukan di tempat umum, termasuk pada kasus ini di lapangan sepakbola. Oleh karena itu sangat penting bagi orang awam untuk mengetahui langkah-langkah yang benar dan tidak memperparah masalah yang dialami korban. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa anda lakukan jika anda menyaksikan di depan mata anda seseorang pingsan atau terjatuh mendadak:
Mendekat ke korban, pastikan anda dan pasien berada di lingkungan yang aman dan jauh dari bahaya eksternal seperti jalan raya atau bencana alam
Periksa apakah korban benar-benar tidak sadar atau tidak
Hubungi hotline kegawatdaruratan di daerah setempat, missal di Indonesia dapat menghubungi 112.
Periksa denyut nadi, bisa dilakukan di bagian leher sisi samping kanan atau kiri. Bila tidak yakin anggap saja anda tidak menemukannya.
Bila tersedia alat defibrilasi eksternal, dapat dipasangkan patch di dada korban sambal menunggu instruksi dari alat.
Apabila anda menemukan korban tidak sadarkan diri dan tidak ada pergerakan dada, anda baru saja menemukan kasus henti jantung. Segera berikan pertolongan resusitasi jantung paru
Lakukan penekanan pada dada tepat di tengah diantara kedua puting susu. Lakukan tekanan dengan kecepatan 100x/menit dengan kedalaman kira kira 5 cm pada orang dewasa.
Tidak perlu memberikan napas buatan karena kondisi pandemic covid-19. Harus menjaga diri sendiri sebelum memberikan pertolongan.
Lakukan resusitasi jantung paru hingga tenaga medis atau yang lebih ahli datang menggantikan anda.