Hal-Hal yang Perlu diperhatikan Saat Mengonsumsi Obat Pengencer Darah

Hal-Hal yang Perlu diperhatikan Saat Mengonsumsi Obat Pengencer Darah

 

Penulis: dr. Jimmy Oi Santoso

 

Banyak pasien tidak mengetahui hal-hal yang perlu dipantau saat mengonsumsi pengencer darah sehingga komplikasi menjadi sering muncul Yuk, pelajari hal apa saja yang perlu diperhatikan!

Obat pengencer darah merupakan salah satu obat yang banyak diresepkan oleh dokter terutama bagi pasien-pasien dengan penyakit jantung. Pasien dengan penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, atau pasca operasi penggantian katup jantung acapkali membutuhkan obat-obatan pengencer darah seperti warfarin, aspirin, clopidogrel ataupun clopidogrel.  Pemberian obat-obatan ini bertujuan untuk menurunkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah seperti penyumbatan pembuluh darah otak (stroke), penyumbatan pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), penyumbatan darah paru (emboli paru), dan sebagainya yang risikonya sangat tinggi pada pasien dengan kondisi-kondisi yang disebutkan di atas.

Meskipun dibutuhkan dan terbukti menurunkan risiko kematian dan komplikasi lain, pemberian obat-obat ini bukan tanpa risiko. Pemberian obat-obatan ini dapat menyebabkan terjadinya perdarahan baik yang bersifat ringan (perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna) ataupun perdarahan yang bersifat berat (perdarahan otak). Hal tersebut yang membuat diperlukannya evaluasi berulang oleh dokter jantung agar manfaat yang diberikan dapat tetap maksimal sambil meminimalisir risiko yang terjadi. Obat-obatan pengencer darah ini merupakan obat-obatan yang harus ‘teliti’ dalam penggunaannya karena bila berlebih berisiko untuk menimbulkan perdarahan namun bila kurang risiko penyumbatan pembuluh darah menjadi tinggi. Akan tetapi, apabila dengan pemantauan yang ketat, pemberian obat pengencer darah ini tentu memberikan efek perlindungan yang besar bagi pasien.

Tingkat kehati-hatian dalam penggunaan obat pengencer darah membuat dokter selalu melakukan evaluasi rutin. Oleh karena itu, jangan heran bila setiap dalam periode waktu tertentu, dokter akan melakukan pemeriksaan darah berulang seperti pemeriksaan PT, aPTT, dan INR. Fungsi pemeriksaan ini adalah untuk menilai apakah obat telah mencapai efek yang diharapkan atau membutuhkan penambahan dosis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat bagi dokter untuk memantau risiko perdarahan dari pasien. Nilai PT, aPTT, dan INR yang terlalu tinggi dan melebihi target membuat pasien menjadi lebih berisiko untuk mengalami perdarahan sehingga obat perlu dikurangi dosisnya atau bahkan dihentikan. Terdapat target yang diharapkan dicapai pada pasien yang menggunakan obat pengencer darah. Sebagai contoh, pasien atrial fibrilasi yang mengonsumsi warfarin, diharapkan nilai INR berada di rentang 2-3. Penentuan dosis yang tepat bagi setiap pasien memang menjadi tantangan tersendiri bagi dokter karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi kerja obat.

Beberapa makanan dapat mempengaruhi kinerja obat-obatan pengencer darah seperti bayam, kacang panjang, teh hijau, brokoli, dan beberapa sayuran hijau lainnya. Makanan-makanan ini dapat menyebabkan nilai INR terlalu rendah dan tidak mencapai target. Beberapa makanan lain seperti jus anggur dan alkohol juga mempengaruhi nilai INR dengan meningkatkan nilai INR dan menyebabkan peningkatan risiko perdarahan. Oleh karena itu, pasien-pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah perlu mengurangi atau bahkan menghindari mengonsumsi makanan-makanan seperti bayam, kacang, teh hijau, brokoli, jus anggur, dan alkohol karena dapat mempengaruhi nilai INR.

Hal yang penting juga untuk pasien ketahui dalam mengonsumsi pengencer darah adalah mengenali risiko perdarahan. Beberapa tanda-tanda perdarahan seperti gusi berdarah, batuk darah, muntah darah atau muntah coklat, penurunan kesadaran, nyeri dada, nyeri kepala, dan mimisan mungkin dapat dengan mudah dikenali oleh pasien. Akan tetapi, beberapa tanda-tanda perdarahan yang kadang acapkali disepelekan pasien adalah memar-memar, buang air besar yang menjadi lebih hitam dari biasanya, urin yang berwarna coklat gelap, atau menstruasi yang lebih banyak dari biasanya. Apabila salah satu dari gejala di atas muncul saat Anda mengonsumsi pengencer darah, sebaiknya Anda segera berkonsultasi kepada dokter untuk memastikan ada tidaknya perdarahan.

 

Referensi :

Zuchinali P, et al. Nutr Hosp. 2012;27(6):1987-92