Gerakan Sholat dan Hipertensi

Gerakan Sholat dan Hipertensi

 

Penulis: dr. Swandito Wicaksono, M.Biomed

Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh. Rata-rata tekanan darah normal menurutAmerican Heart Association (AHA) adalah apabila tekanan darah sistolik kurang dari sama dengan 120 dan tekanan darah diastolic kurang dari 80 dan diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala. Dikatakan tekanan darah tinggi atau hipertensi menurut American Heart Association (AHA) adalah apabila tekanan darah sistolik lebih sama dengan 130 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari sama dengan 80 mmHg.Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan arteri rata-rata

Sholat terbagi menjadi empat gerakan pokok diantaranya adalah takbir, rukuk, sujud, serta yang terakhir adalah salam. Gerakan rukuk beserta sujud menjadi gerakan yang paling penting apabila dilakukan dengan baik dan benar, karena dapat menstabilkan tekanan darah. Ketika takbir dilakukan dengan baik, dimana posisi kedua kaki beserta jari-jari kaki lurus menghadap kiblat, otot pada kedua betis akan berelaksasi secara sempurna, sehingga vena pada kaki dapat berelaksasi, relaksasi pada vena kaki menyebabkan penutupan katup pada vena, penutupan katup vena akan menstabilkan aliran balik darah ke dalam atrium kanan, sehingga curah jantung menjadi terjaga.

Gerakan rukuk yang dilakukan dengan baik dan benar menyebabkan pembuluh darah pada pinggul akan tertekan, menyebabkan penurunan pada curah jantung, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah. Selain itu terjadi keseimbangan antara aliran darah di bagian atas dan bawah tubuh. Saat melakukan gerakan sujud dengan baik dan benar, aliran darah di dalam pusat pengendalian tekanan darah di otak akan meningkat, sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah keseluruh tubuh secara bersamaan, selanjutnya akan menurunkan tekanan darah. Selain itu, posisi sujud, sebagian darah akan mengalir keseluruh pembuluh darah otak, meningkatkan oksigenasi di dalam otak. Oksigenasi yang cukup dan baik pada otak dapat menurunkan risiko terjadinya stroke, baik yang disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah otak, maupun penyumbatan pembuluh darah otak. Selain itu peningkatan aliran darah otak dapat menurunkan stress pada seseorang, sehingg amenurunkan risiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Gerakan sholat yang dilakukan dengan baik dan benar serta dikerjakan secara teratur sudah terbukti dapat menurunkan dan memperbaiki hipertensi pada seseorang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2014), yang berjudul Hubungan Shalat terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur didapakan hasil adanya hubungan yang signifikan antara shalat dengan penurunan tekanan darah. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Achwandi (2015) mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh shalat yang khusuk terhadap penurunan tekanan darah diastolic pada pasien hipertensi. Penelitian lainnya yang dilakukan olehYuldeni (2016), mendapatkan hasil yang signifikan antara shalat terhadap tekanan darah pada pasien lansia hipertensi di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru, Riau. Berdasarkan uraian di atas, semua gerakan shoal tmemilik ifungsi yang baik bagi tubuh kita, asal gerakan-gerakan tersebut dikerjakan dengan baik dan benar, serta dikerjakan dengan rutin dan teratur.