Garam dan Tekanan Darah

Garam dan Tekanan Darah

 Penulis: dr. Nalagafiar Puratmaja, BMedSc (Hons)

 

Bagaikan sayur tanpa garam, seringkali kita mendengar pepatah ini saat menjalani keseharian. Kehadiran garam di dunia kuliner memang berjasa dalam menggugah selera dan nafsu makan kita. Sejumput garam dapat mengubah citarasa suatu masakan hingga akhirnya mendapatkan tempat di hati. Tentunya dengan makanan yang nikmat akan semakin membuat kita bahagia serta mendapatkan energi untuk beraktivitas. Namun konsumsi garam harian yang berlebihan dituding dapat meningkatkan tekanan darah. Pada akhirnya kehadiran garam juga dikatakan berperan terhadap terjadinya komplikasi kardiovaskular jangka panjang sebagai sebuah konsekuensi. Lalu haruskah kita memakan sayur tanpa garam agar terhindar dari hipertensi dan komplikasinya?

Terdapat berbagai bukti ilmiah akan keterlibatan garam dalam kenaikan tekanan darah tinggi. Penelitian uji klinis menunjukkan bahwa mengurangi asupan garam berkaitan dengan penurunan tekanan darah pada kelompok studi. Asupan natrium yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) adalah sebanyak <100 mmol (2 gram) per hari atau setara dengan 5 gram dalam bentuk garam dapur. Dengan kata lain, kita tidak disarankan untuk mengkonsumsi garam dapur lebih dari satu sendok teh kecil dari berbagai kombinasi makanan yang kita habiskan sehari. Cara tersebut dikatakan efektif untuk menurunkan tekanan darah sistolik (TDS) 3,7 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) 2 mmHg pada populasi yang belum pernah terdiagnosis dengan tekanan darah tinggi

Pada penderita hipertensi pengurangan asupan natrium semakin ketat dilakukan meskipun tidak semua sensitif terhadap adanya natrium dalam tubuh. Asupan natrium diharapkan hanya sebesar 1,5 gram per hari atau 3,5-4 gram garam dapur per hari. Jumlah ini lebih rendah dari populasi umum dan tidak disarankan untuk mengkonsumsi garam lebih dari ketentuan tersebut. Kenaikan konsumsi garam diketahui berperan dalam kenaikan tekanan darah dalam beberapa mekanisme dalam tubuh. Salah satunya adalah terganggunya keseimbangan jumlah natrium dalam sel, mengganggu fungsi hipotalamus, sistem imun, hingga resistensi pembuluh darah. Asupan garam sesuai anjuran akan semakin menurunkan risiko komplikasi yang akan ditimbulkan di masa depan.

 

 

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet]. Batasi asupan natrium bagi pengidap hipertensi; 2021 Feb 7 [cited 2021 Mar 14]. Available from: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/24/batasi-asupan-natrium-bagi-pengidap-hipertensi

He FJ, Tan M, Ma Y, MacGregor GA. Salt reduction to prevent hypertension and cardiovascular disease. J Am Coll Cardiol. 2020;75(6):632–47.