Gangguan Saluran Cerna pada Infeksi COVID-19

Gangguan Saluran Cerna pada Infeksi COVID-19

              Penulis: dr. Juweni Joe, Sp.GK

 

Pada akhir Desember 2019, Virus Pneumonia yang sangat menular terjadi di Wuhan, Hubei, China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamakannya COVID-19 (Corona Virus Disease-19). Saat ini, diyakini  bahwa penyebaran  virus  ini terutama melalui percikan liur dan kontak erat, selain itu kemungkinan dapat ditularkan melalui rute tinja, mulut. Artikel ini mengulas kejadian gejala saluran cerna yang disebabkan oleh infeksi SARS-COV-2 (sindrom pernapasan akut corona virus-2)  dan pencegahannya.

Secara umum semua orang rentan terhadap COVID-19. Penyakit penyerta  yang paling sering antara lain, darah tinggi (15%-35%), kencing manis (7%-17%), penyakit jantung dan pembuluh darah (2.5%-14%). Gejala utama yang sering ditemukan pada pasien COVID-19 adalah demam (72%-98%), batuk (39%-83%),kelelahan(38%-69%), gangguan  saluran cerna: mual (29%) muntah (16%) diare (49%) dan tidak selera makan.  Dari beberapa penelitian di China didapatkan kasus positif virus corona di tinja hingga 53.4% pasien. Hasil penelitian  tersebut menunjukkan bahwa saluran cerna merupakan tempat dimana SARS-COV-2 menyerang. Oleh karena penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa SARS-COV-2 dapat ditularkan melalui tinja, maka gejala ini sangat penting untuk disampaikan pada petugas kesehatan untuk mencegah penyebarannya. SARS-COV-2 dalam tinja menyebar melalui kontak dengan tangan, selain itu tinja dapat mengering membentuk partikel kecil yang tersuspensi di udara lalu terhirup oleh orang orang yang rentan. Perlu perhatian khusus saat membersihkan tinja pasien COVID-19. Toilet harus selalu tertutup, tutup kloset setelah digunakan, kertas toilet tidak boleh dibuang di tempat sampah, dan selalu lakukan desinfeksi toilet segera setelah digunakan.

Gangguan Saluran Cerna Akibat Efek Samping Obat

Diare terkait pengobatan antibiotik adalah efek samping merugikan yang paling umum terjadi. Penelitian yang melibatkan 138 pasien SARS-COV-2 didapatkan bahwa 38% pasien mengalami diare dengan durasi rata-rata 3-4 hari. Selain antibiotik, obat antivirus juga digunakan dalam pengobatan pasein COVID-19, kejadian diare adalah 55% terutama pada penggunaan Remdesivir dan Lopinavir. Antibiotik mengubah keseimbangan mikroflora usus Mikroekologi flora usus  menghasilkan berbagai vitamin, asam lemak, asam empedu dan faktor imun melalui fermentasi dan dekomposisi makanan dan berperan dalam regulasi fungsi imun. Jika flora usus terganggu dan lapisan bagian dalam usus rusak, virus mudah menyerang melalui jalur ini. Penelitian mengkonfirmasi bahwa Pro-biotik dapat  membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus dan memperbaiki gejala diare.

Gangguan saluran cerna akibat kecemasan

Kecemasan,  stress dan tekanan psikologis merupakan salah satu faktor  penyebab  mual dan muntah. Isolasi sosial jangka panjang, beban ekonomi, dan kematian kerabat mempengaruhi kesehatan  mental penderita COVID-19. Dukungan keluarga sangat penting untuk mengatasi hal tersebut.

Nutrisi

Sebagian besar pasien COVID-19 mengalami penurunan selera makan yang serius, sementara pasien harus mengkonsumsi  banyak jenis obat. Fungsi saluran cerna dan asupan nutrisi yang adekuat harus diutamakan untuk mendukung pengobatan tersebut. Saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk memberantas COVID-19. Oleh karena nya obat antivirus dan antibiotik menjadi pengobatan utama yang rutin digunakan. Jika hanya mengalami mual -muntah saja diperlukan pemantauan beberapa hari, karena mungkin merupakan gejala awal  COVID-19, namum bila mengalami mual-muntah dan berada di area beresiko tinggi atau mempunyai faktor resiko seperti usia lanjut,penyakit jantung, kencing manis atau asma, tes COVID-19 harus dipertimbangkan.  Bila mengalami gejala mual muntah hebat sehingga tidak dapat mengkonsumsi makanan apapun, segera ke faskes terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Upayakan  porsi makan kecil namun sering serta pilih menu yang mudah dicerna seperti soup atau sayur bening. Hindari makanan olahan, makanan berlemak, pedas, dan asam. Hindari minuman soda dan berkafein seperti kopi, teh hijau dan minuman kemasan lain nya. Minum larutan elektrolit dapat membantu mengganti cairan tubuh yang hilang saat muntah, coba air kelapa muda. 

 

KESIMPULAN

Banyak alasan yang dapat menyebabkan mual dan muntah termasuk infeksi COVID-19 ,efek samping obat dan tekanan psikologis. Mengenali karakteristik mual, muntah  dan mengatasinya dengan segera dapat mambantu melawan  infeksi COVID-19 

 

REFERENSI

THE ROLES OF NAUSEA AND VOMITING IN COVID-19

Tongyue Zhang,Danfei Liu

J.Microbiol Immunol Infect 2020 Oct 17

GASTROINTESTINAL MANIFESTATIONS OF COVID-19: IMPACT

ON NUTRITION PRACTICES.

Enrik John

Nutrition in Clinical Practice  35(2) July 2020.