FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PADA PASIEN CARDIOVASCULAR DISEASE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PADA PASIEN CARDIOVASCULAR DISEASE

Oleh: Muhammad Iqbal.,S.Kep.,Ners

 

Cardiovascular Disease (CVD) merupakan suatu keadaan dimana terjadinya gangguan pada sistem jantung dan pembuluh darah. Cardiovascular disease termasuk kedalam kategori penyakit tidak menular (PTM). Di Indonesia  cardiovascular disease terus mengalami kenaikan dimana hal ini menyebabkan tingginya angka kematian. Cardiovascular disease merupakan Penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian nomor satu disetiap tahunnya dibandingkan dengan penyakit lainnya. Penyakit yang termasuk kedalam kategori cardiovascular disease antara lain penyakit jantung koroner, penyakit jantung kongenital, penyakit jantung rematik, penyakit arteri perifer, trombosis vena dalam, penyakit serebrovaskular, dan emboli pulmonal. Penyakit krdiovaskular terjadi karena adanya penyumbatan aliran darah yg diakibatkan oleh proses arterosklerosis.

Penyumbatan aliran darah dari jantung ke otak secara akut dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Menurut World Health Organitation (WHO, 2017)Pada tahun 2016 diperkirakan 17,9 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler, mewakili 31% dari semua kematian didunia. Dari kematian tersebut, 85% disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyumbang tiga perempat angka kematian di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2016 angka kematian karena penyakit kardiovaskuler di indonesia sebanyak 38,49 juta.

Indonesia menempati posisi ketiga di ASEAN setelah Laos dan Filipina dengan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskuler terbanyak. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit terbanyak di Indonesia yaitu 1,5% dari semua umur penduduk Indonesia.(Kementrian Kesehatan RI, 2018)Berdasarkan data ini dapat diketahui dengan jelas bahwa CVDperlu mendapatkan perhatian lebih, hal ini dikarenakan tingginya angka kematian yang disebabkan olehCVD. CVDterjadi karena adanya proses arterosklerosis dimana terjadi penimbunan lipid abnormal dan jaringan fibrosa pada dinding pembuluh darah. Hal ini  mengakibatkan terjadinya penyempitan pada arteri koroner, perubahan struktur dan fungsi arteri serta penurunan aliran darah ke jantung.

Pada proses tersebut terjadi perlemakan pada dinding arteri koroner yang sudah terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut.(Marleni & Alhabib, 2017)Proses penyempitan arteri koroner yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan aliran darah terhenti sehingga aliran darah tersebut tidak mampu mencapai bagian-bagian yang terdapat pada sistem cardiovascular.(Hadil & Hadi, 2017) CVDmemiliki kompleksitas gejala yang dapat menyebabkan kelainan bahkan kerusakan pada sisitem kardiovaskular. Pada pasien CVDsangat penting untuk menjaga kesehatan baik dengan cara mengikuti pola aktivitas sehat, menghindari faktor yang dapat mencetus timbulnya gejala CVD serta untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien CVD.

Adanya gangguan pada sistem kardiovaskular dapat menimbulkan dampak yang beragam dari tiap-tiap pasien, diantaranya yang nantinya akan membawa perubahan dalam perawatan diri. Pemenuhan kebutuhan perawatan diri tidak hanya dilakukan pada saat pasien dirawat, namun bagaimana pasien ketika melakukan perawatan diri di rumah juga menjadi tanggung jawab yang besar bagi seorang perawat.(Anderson et al., 2017) Hal ini akan berdampak pada status fungsional seseorang yang dapat dilihat dari keterbatasan fungsional yang dialami. Penurunan status fungsional akan menurunkan kemampuan seseorang dalam menerapkan self care management.

Sehingga dalam upaya pemenuhan kebutuhan keperawatan pada penderita penyakit sistem kardiovaskular maka diperlukannya upaya preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut dari penyakit kardiovaskular. Perawat harus melakukan pelayanan kesehatan yang profesional dan bermutu sehingga mampu menurunkan tingginya angka kematian oleh penyakit kardiovaskular. Dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang profesional agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, maka digunakan pendekatan teori keperawatan self care yang dikemukakan oleh Dorothea Orem.

Self care merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit yang dilakukan oleh individu itu sendiri.Self care ini dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki, perempuan, dewasa, ataupun anak-anak, baik dalam kondisi sehat maupun sakit.(Devi Yuliati, 2005) Saat ini kemampuan dalam perawatan diri telah menjadi perhatian dunia seiring dengan peningkatan kejadian penyakit kronis dunia. Terutama pada masa pendemi COVID-19 yang sedang melanda dunia sehingga peningkatan self care sangat dibutuhkan karena akan bermanfaat untuk mengurangi tingkat ketergantungan pada pasien cardiovascular disease.

Self care pada pasien cardiovascular disease merupakan suatu keadaaan dimana individu dapat berespon terhadap gejala-gejala yang dialaminya (management). Self care management merupakan kemampuan yang dimiliki pasien dalam mengenali adanya perubahan gejala atau tanda, mengevaluasi adanya perubahan terhadap tanda dan gejala tersebut, mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat, melaksanakan strategi penanganan serta mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada pasien dengan gagal jantung didapatkan hasil bahwa proses pengambilan keputusan terhadap tindakan yang akan diambil memiliki pengaruh terhadap self care pada individu tersebut.(Xu et al., 2018) Dalam penelitian lain didapatkan hasil bahwa depresi memiliki dampak negatif dan memiliki keterkaitan langsung dalam proses self care management seseorang.(Chuang, Kao, Lin, & Chang, 2019)

Namun, adanya perbedaan budaya pada setiap individu serta kedikefektifan dari keluarga dalam membantu pasien terhadap pengambilan keputusan dalam program self care dapat menyebabkan perbedaan pelaksanaan self care management.Pasien CVDrentan dalam mengalami depresi yang berakibat ke proses perawatan diri dan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang dalam melakukan self care management. Beberapa faktor inilah yang dapat mempengaruhi self care management pada pasien CVD. Oleh karena itu penting untuk menerapkan self care management pada pasien CVD untuk mencegah dampak lebih lanjut dari penyakit.