EKG pada Jam Tangan Pintar
Penulis: dr.Sahniriansa Sahionge
Teknologi semakin berkembang saat ini dibidang kardiologi EKG yang dulunya harus dikerjakan di Fasilitas layanan Kesehatan, saat ini dengan mudah diperoleh hasilnya dengan menggunakan perangkat jam tangan pintar. EKG adalah salah satu pemeriksaan penunjang dibidang kardiologi untuk mengetahui irama jantung. Semua kemajuan teknologi tentu berdampak baik dan selalu ada dampak kurang baik. Baiknya dalam teknologi ini, tingkat kesadaran akan bahaya yang mengancam tentu lebih cepat diketahui sehingga tindakan tatalaksana dan pencegahan dapat terlaksana lebih dini. Dampak kurang baik dengan teknologi seperti ini, akan banyak false alarm yang mungkin meningkatkan kepanikan pada pengguna. Pada artikel yang diterbitkan Elsevier dengan judul “How useful is the smartwatch ECG?" oleh Nino Isakadzea, Seth S. Martinbv pada tanggal 6 November 2019 mengemukakan jam tangan pintar memanfaatkan photoplethysmography (PPG) yang menggunakan sinar cahaya dan sensor sensitif cahaya, perubahan volume darah yang melewati pergelangan tangan disebabkan oleh denyut perifer diukur untuk menghasilkan PPG, yang kemudian digunakan untuk memperkirakan detak jantung. Interval “puncak” ke “puncak” antara denyut nadi dapat diartikan sebagai interval R – R jantung dan dapat digabungkan ke dalam algoritma untuk mendeteksi Atrium Fibrilasi (AF).
Grup selain Apple Watch telah membuat algoritme deteksi AF dan akurasi dari algoritma tersebut dapat dipengaruhi oleh detak ektopik , gerakan tubuh, kondisi lingkungan, serta aliran darah pada lengan. Sedangkan dengan menggunakan teknologi PPG, Apple Watch merekam tachogram yang merupakan plot waktu antara detak jantung dan kemudian menerapkan algoritme miliknya untuk menentukan ketidakteraturan denyut nadi dan irama sehingga akan diterjemahkan sebagai irama AF. Berbeda dengan algoritme deteksi AF lain yang tersedia, algoritme Apple Watch adalah yang pertama mendapatkan ijin FDA untuk klasifikasi ritme sebagai AF atau sinus yang hanya dapat dicapai dengan baik selama istirahat karena artefak kebisingan yang signifikan dengan gerakan lengan saat beraktivitas. Penggunaan jam tangan pintar memungkinkan pengguna merekan dan menyimpan di aplikasi EKG dalam bentuk PDF serta rekaman tersebut direkomendasikan hanya untuk informasi, dan konsultasi dengan profesional kesehatan dianjurkan sebelum mengambil tindakan.
Pada penelitian ‘Large-Scale Assessment of a Smartwatch to Identify Atrial Fibrillation’ oleh Marco V. Perez, M.D.,dkk. yang diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine pada 14 November 2019 dengan subjek penelitian 419.297 selama 8 bulan, 2161 subjek menerima pemberitahuan nadi ireguler, 44% melaporkan menerima pemberitahuan EKG pada jam tangan pintar yang terbaca sebagai irama AF, subjek tersebut diketahui 35% berusia diatas 60 tahun dan 84% didapatkan gambaran EKG 12 lead sesuai dengan atrium fibrilasi. 417.316 peserta tidak menerima pemberitahuan nadi ireguler dari jam tangan pintar namun 1% (3070 subjek) terdiagnosa AF pada EKG 12 lead pada akhir penelitian, Subgrup subjek yang menerima pemberitahuan terdiagnosa melaporkan insidensi lebih tinggi dari stroke, PJK dan gagal jantung. 24% menjalani kardioversi, 3% menerima perekam loop implant, 20% mendapatkan terapi antiaritmia dan 18% menjalani kateter ablasi. Penelitian ini juga memberikan wawasan tentang jalannya pemberitahuaan digital yang menghasilkan keterlibatan dengan kesehatan subjek 76% dari peserta yang diberitahukan adanya nadi ireguler mengembalikan survei dan menghubungi penyedia telemedicine atau penyedia non-studi telah disarankan dan banyak yang secara langsung mencari perhatian medis. Sebagian mungkin mengabaikan pemberitahuan tersebut karena mereka tahu mereka menderita atrium fibrilasi, asimtomatik, tidak mempercayai pemberitahuan tersebut, atau tidak merasa bahwa terdapat pemberitahuan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah pasien yang menggunakan teknologi ini harus menyadari bahwa tidak adanya notifikasi nadi ireguler tidak mengecualikan kemungkinan aritmia. Sebaliknya, notifikasi berdasarkan nadi ireguler dari sinyal photoplethysmography sebaiknya tidak digunakan untuk diagnosis pasti atrium fibrilasi.
Penggunaan jam tangan pintar dapat membantu dalam meningkatkan kewaspadaan kesehatan. EKG pada jam tangan pintar digunakan untuk membedakan irama yang mengacam seperti Atrial Fibrilasi berdasarkan denyut nadi ireguler. Banyak produk jam tangan pintar dengan tingkat keakuratan yang berbeda-beda. Semua hasil pengukuran kesehatan tersebut memerlukan konsultasi dengan tenaga medis yang kompeten. Pemantauan kesehatan berkala dibutuhkan apabila ada faktor risiko medis.
Referensi
Nino Isakadzea , Seth S. Martin. How useful is the smartwatch ECG?. Elsevier Article volume 30 October 2020. John Hopkins University School of Medicine, Baltimore. 16 November 2019.
Marco V. Perez, M.D.,dkk. ‘Large-Scale Assessment of a Smartwatch to Identify Atrial Fibrillation’. The New England Journal of Medicine.November 14, 2019.